Monday, January 21, 2013
ECC THE BRIDGE: GIVING UP RIGHTS
Sunday, December 2, 2012
ECC THE BRIDGE : LIFE CHANGING
“A Father is who really knows me, my feelings, my struggles, my failings”
Thursday, September 6, 2012
ECC Live Recording – Making Him Famous
Salah satu kunci keberhasilan ECC, dan pencapaian yang diakui oleh gereja-gereja lain adalah keberhasilan ECC dalam membangun dan mengembangkan cell group. ECC adalah satu dari sedikit gereja yang memiliki anggota cell group yang lebih banyak daripada jemaat yang datang di ibadah raya hari Minggu. Sampai saat ini cell group di ECC selalu bertambah jumlahnya setiap bulan, setiap tahun ECC mengadakan acara gabungan dimana semua anggota cell group berkumpul untuk beribadah bersama, seperti yang dilaksanakan minggu ini dalan ECC Live Recording: Making Him Famous. Hari ini kita akan membahas mengenai pola hubungan yang dibangun di cell croup, kunci dari pertubuhan cell group di ECC yang harus terus diajarkan dan dikembangkan dari generasi ke generasi.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

ECC Live Recording – Making Him FamousPengkhotbah 4:1
Generations come and generations go, but the earth remains forever.
Ada sebuah hukum dan kenyataan yang tidak bisa kita hindari bahwa sebuah generasi akan pergi dan generasi baru akan muncul. Pastor Nala memulai pelayanannya sejak 25 tahun yang lalu, dan sekarang umurnya sudah 45 tahun, suatu hari nanti Pastor Nala akan pensiun dan akan menyerahkan tanggung jawab penggembalaan dan pertumbuhan ECC kepada generasi-generasi selanjutanya.
Dari satu generasi ke generasi lainnya selalu akan ada perubahan. Teknologi, gaya hidup, dan nilai-nilai kehidupan berubah dari masa ke masa dan generasi yang akan datang harus lebih baik dari generasi saat ini. Dan untuk membangun generasi kedepan yang lebih baik, generasi yang baru harus mendapatkan bimbingan dari generasi sebelumnya, dan juga memakai kemampuannya untuk mengembangkannya menjadi sesuatu yang lebih baik.
Mazmur 22:31
Anak-anak cucu akan beribadah kepada-Nya, dan akan menceritakan tentang TUHAN kepada angkatan yang akan datang.
Dalam ayat di atas dikatakan bahwa setiap generasi memiliki kewajiban untuk menceritakan tentang Tuhan kepada generasi selanjutnya. Namun dalam melakukan tugas tersebut umumnya kita akan menghadapi sebuah tantangan, akan selalu muncul masalah dengan generasi di atas kita, dan juga generasi di bawah kita. Inti dari masalah tersebut adalah HUBUNGAN, bagaimana kita dapat membangun hubungan dengan generasi di atas kita, dan juga generasi di bawah kita adalah sesuatu yang harus kita pelajari.
Hubungan tidak bisa dibangun dalam satu malam, hubungan tidak bisa dibangun dengan satu program atau bahkan dengan Doa. Hubungan harus dibangun dari hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan, tahun ke tahun.
Sering kali kita gagal menjadi orang yang mahir dalam membangun hubungan, itu sebabnya banyak hal dalam kehidupan kita yang sulit untuk bertumbuh. Cell Group ECC bisa bertumbuh karena di dalamnya diajarkan sebuah pola hubungan yang benar, yang dibangun oleh para senior-senior di ECC, dan pola tersebutlah yang akan terus diajarkan kepada generasi-generasi selanjutnya.
Pola hubungan yang benar tentu adalah pola hubungan yang diajarkan di Alkitab, hari ini kita akan belajar pola hubungan seperti apa yang dibangun oleh Yesus selama kehidupannya di bumi ini.
Tuesday, June 5, 2012
ECC THE BRIDGE: RELATIONSHIP
Rumah Ruth
Ke manapun saya pergi, ke kantor, ke gereja, bahkan ke tempat saya melatih atlet balap sepeda, Gidi selalu ada bersama saya. Saya jatuh cinta kepada Gidi.
Ps. Nala Widya
Monday, May 21, 2012
ECC THE BRIDGE: THE QUALITY OF LIFE (PART II)
Tuesday, March 20, 2012
ECC Morning Service: LOVE LANGUAGE
ECC THE BRIDGE: LOVE LANGUAGE
Sunday, November 6, 2011
ECC Morning Service: Faith That Moves The Mountain
LEBIH MEMAHAMI TUHAN
Monday, October 31, 2011
ECC THE BRIDGE : THE POWER OF CONFESSION
Monday, October 10, 2011
ECC Morning Service: 4th Dimension
Sunday, October 9, 2011
ECC THE BRIDGE : 4th DIMENSION
Mazmur 37 : 4
Sunday, September 11, 2011
ECC Morning Service: Discipleship
Pelayan Firman: Senior Pastor Nala Widya
Ayat di atas kita kenal sebagai Amanat Agung, amanat berlaku untuk semua orang bukan hanya para pemimpin rohani, atau ke 12 murid Tuhan Yesus pada jaman tersebut, perintah ini diberikan kepada semua orang yang mengaku dirinya Kristen.
Amanat Agung mengatakan bahwa setiap kita harus mengalami proses discipleship, setiap kita harus dimuridkan, dan juga memuridkan orang lain. Itulah amanat agung yang diberikan Yesus kepada manusia.
Amanat Agung inilah yang membuat terjadi sebuah kebangkitan rohani yang luaR biasa di Yerusalem, sejarah mengungkapkan Jemaat Yerusalam awalnya hanya berjumlah 120 orang namun dalam 20 tahun jumlahnya berubah menjadi 120 ribu orang, pada jaman tersebut 60% dari penduduk Yerusalem adalah orang Kristen. Pada jaman tersebut Yerusalem merupakan pusat dunia dan selau didatangi oleh orang dari berbagaibangsa.
Orang kristen yang dimaksud disini bukanlah orang yang di kartu indentitasnya tertulis beragama Kristen. Yang dimaksud di sini adalah orang yang sudah sungguh-sungguh lahir baru dan hidup sesuai dengan perintah Allah, 120 ribu orang Yerusalem yang disebut di atas adalah orang Kristen yang sungguh-sungguh.
Sebuah pertumbuhan jemaat seperti itu hanya bisa terjadi jika orang-orang di dalamnya mengalami pertumbuhan secara rohani. Untuk menjadi orang Kristen yang sebenarnya tidak cukup hanya dengan duduk di gereja setiap hari minggu. Untuk menjadi orang Kristen yang sesungguhanya, kita perlu mengalami 3 tahapan pertumbuhan rohani.
THE CONVERT
Sunday, August 14, 2011
ECC Morning Service: Spiritual Covering
SPIRITUAL COVERING

Dalam hal kerajaan Allah selalu ada 4 hal:
Hal yang sama harus terjadi dalam kehidupan orang percaya, jika Kingdom of God ada dalam kehidupan kita maka hal pertama yang harus ada di dalam kehidupan kita adalah otoritas. Otoritas yang berada di atas kita, yang menetapkan aturan dalam hidup kita. Ketika kita meminta kerajaan datang, berarti kita minta supaya Tuhan datang dan berotoritas dalam hidup kita.
Ketika otoritas ditegakan dalam kehidupan kita maka akan terjadi hal kedua yang merupakan ciri-ciri kerajaan Allah yaitu: KETERATURAN
Sunday, July 24, 2011
ECC Morning Service: Hidup Dalam Kebenaran
Pelayan Firman: Senior Pastor Nala Widya
HIDUP DALAM KEBENARAN
Jika hidup kita sudah berada di “the next level”, kita tidak lagi bertanya bahwa sesuatu adalah dosa atau tidak, benar atau salah. Orang yang berada di level yang lebih tinggi tidak cukup untuk berbuat baik saja, atau menghindari berbuat dosa saja, orang tersebut akan mulai mempertimbangkan, sesuatu adalah baik atau benar, karena tidak semua yang baik itu benar.
Roma 12:2
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Hal pertama yang menarik untuk kita bahas dalam ayat ini adalah, “jangan menjadi serupa dengan dunia ini”, hal ini sering kali disalahartikan oleh banyak orang percaya, tidak serupa dengan dunia tidak sedang berbicara tentang fashion, warna musik, teknologi atau hal-hal “duniawi” yang sering diperdebatkan lainnya.
Tidak ada musik yang berasal dari Surga, tidak ada pakaian surgawi, atau teknologi surgawi, kita semua tentu boleh untuk memanfaatkan dan menikmati hal-hal tersebut, ayat di atas berkata “berubahlah oleh pembaharuan budimu” itu artinya cara berpikir dunialah yang harus kita rubah.
Sebagai orang percaya kita harus merubah banyak nilai-nilai duniawi yang tertanam dalam cara berpikir kita, yang bertolak belakang dengan kebenaran Firman Tuhan. Kita harus merubah nilai-nilai yang duniawi yang ada dalam diri kita, jika hal tersebut tidak sejalan dengan Firman Tuhan.
"Baik, berkenan dan sempurna", hidup sesuai dengan Firman Tuhan tidak berhenti di titik baik saja, untuk jadi orang baik kita tidak perlu Yesus, sangat banyak orang baik di dunia ini yang tidak pernah mengenal Tuhan, menjadi baik tidak selamanya sesuai dengan Firman Tuhan, hal yang baik tidak selalu benar.
Yesaya 64:6
Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin.
Ayat di atas mengatakan “kesalehan kita seperti kain kotor”, segala upaya dan kebaikan yang bisa kita laksanakan tidak ada artinya dibanding standard Tuhan. Kebaikan kita tidak akan pernah cukup untuk membuat kita diselamatkan. Kita harus berbuat benar dan berbuat sempurna
Untuk menjadi orang yang berkenan di hati Tuhan, menjadi orang yang benar di mata Tuhan, hal pertama yang kita butuhkan adalah mengetahui apa itu kebenaran Firman Tuhan, karena sering kali kebenaran kita (kebenaran dunia) dengan kebenaran Firman Tuhan seing kali bertolak belakang.
Monday, June 20, 2011
ECC Morning Service: Planning and Preparation
Hari ini kita akan belajar salah satu hal penting untuk kita supaya bisa hidup dalam kasih karunia, satu hal yang penting terutama bagi kita yang sedang mendoakan sesuatu dan sedang menunggu doa kita dijawab oleh Tuhan. Apa yang akan kita perlajari hari ini akan mendatangkan percepatan bagi terkabulnya doa kita.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pelayan Firman: Senior Pastor Nala Widya
PLANNING AND PREPARATION
Kita tahu dalam hidup selalu ada bagian Tuhan dan ada bagian kita, dan planning dan preparation adalah bagian kita. Dalam hal ini kita tidak bisa meminta Tuhan melakukannya, perencanaan dan persiapan adalah bagian yang harus kita kerjakan.
Tuhan sendiri merupakan Tuhan yang selalu memiliki perencanaan, itu sebabnya jika kita mempelajari proses penciptaan bumi ini, kita akan mendapati betapa terencananya proses penciptaan bumi ini, sehingga semuanya berjalan dengan teratur dan lancar, itu sebabnya manusia diciptakan terakhir, karena semua dipersiapkan dan direncanakan dengan baik oleh Tuhan.
1 Raja-Raja 41-46
18:41. Kemudian berkatalah Elia kepada Ahab: "Pergilah, makanlah dan minumlah, sebab bunyi derau hujan sudah kedengaran."
18:42 Lalu Ahab pergi untuk makan dan minum. Tetapi Elia naik ke puncak gunung Karmel, lalu ia membungkuk ke tanah, dengan mukanya di antara kedua lututnya.
18:43 Setelah itu ia berkata kepada bujangnya: "Naiklah ke atas, lihatlah ke arah laut." Bujang itu naik ke atas, ia melihat dan berkata: "Tidak ada apa-apa." Kata Elia: "Pergilah sekali lagi." Demikianlah sampai tujuh kali.
18:44 Pada ketujuh kalinya berkatalah bujang itu: "Wah, awan kecil sebesar telapak tangan timbul dari laut." Lalu kata Elia: "Pergilah, katakan kepada Ahab: Pasang keretamu dan turunlah, jangan sampai engkau terhalang oleh hujan."
18:45 Maka dalam sekejap mata langit menjadi kelam oleh awan badai, lalu turunlah hujan yang lebat. Ahab naik kereta lalu pergi ke Yizreel.
18:46 Tetapi kuasa TUHAN berlaku atas Elia. Ia mengikat pinggangnya dan berlari mendahului Ahab sampai ke jalan yang menuju Yizreel.
Dalam cerita di atas sedang diceritakan kisah Nabi Elia dan Raja Ahab yang sedang menunggu turunnya hujan di kerajaan mereka, setelah tidak turun hujan dalam waktu yang sangat lama. Dalam cerita ini kita bisa mempelajari bahwa Nabi Elia juga merupakan seseorang yang selalu melakukan planning and preparation.
Sunday, June 19, 2011
ECC THE BRIDGE : PLANNING AND PREPARATION
ECC THE BRIDGE : PLANNING AND PREPARATION
PELAYAN FIRMAN : KAK NALA (PS. NALA WIDYA)
19 Juni 2011
The Bridge, minggu ini kita di-‘beri makan’ oleh senior Pastor dan bapak kita, yaitu Kak Nala! Khotbahnya sangat relevan dengan kehidupan kita sehari-hari, lho dan sangat penting untuk kehidupan kita. Jadi, tanpa tedeng aling-aling, ayo dibaca ringkasan khotbahnya! :D
Dalam khotbah kali ini Kak Nala akan share tentang planning and preparation. Dua hal yang esensi untuk diterapkan dalam kehidupan namun seringkali terlupakan. Kak Nala membuka khotbah dengan sebuah quote:
“IF YOU ARE FAIL TO PLAN, YOU ARE PLAN TO FAIL”
Kalimat tersebut tentunya sudah menjelaskan pada kita seberapa pentingnya planning. Kak Nala berkata bahwa planning atau perencanaan merupakan karakternya Tuhan. Hal tersebut jelas terlihat dari peristiwa penciptaan bumi. Kalian bisa baca di kitab Kejadian pasal 1. Tuhan tidak terlebih dulu menciptakan ikan sebelum adanya air. Tuhan tidak menciptakan manusia sebelum ada daratan, tumbuhan, dan hewan. Tuhan menciptakan semuanya sesuai urutan yang tepat yang sudah Ia rencanakan sebelumnya. Sehingga semua tepat dan benar sesuai fungsi dan tempatnya. Jadi kesimpulannya adalah: JIKA KITA TIDAK BISA PLANNING SOMETHING, BERARTI KITA GAK PUNYA KARAKTER TUHAN. Nah, lhoooo.....
1 Raja-raja 18 : 41 – 46
Kemudian berkatalah Elia kepada Ahab: “Pergilah, makanlah dan minumlah, sebab bunyi derau hujan sudah kedengaran.” Lalu Ahab pergi untuk makan dan minum. Tetapi Elia naik ke puncak gunung Karmel, lalu ia membungkuk ke tanah, dengan mukanya di antara kedua lututnya. Setelah itu ia berkata kepada bujangnya: “Naiklah ke atas, lihatlah ke arah laut.” Bujang itu nik ke atas, ia melihat dan berkata: “Tidak ada apa-apa.” Kata Elia: “Pergilah sekali lagi.” Demikianlah sampai tujuh kali. Pada ketujuh kalinya berkatalah bujang itu: “Wah, awan kecil sebesar telapak tangan timbul dari laut.” Lalu kata Elia: “Pergilah, katakan kepada Ahab: Pasang keretamu dan turunlah, jangan sampai engkau terhalang oleh hujan.” Maka dalam sekejap mata langit menjadi kelam oleh awan badai, lalu turunlah hujan yang lebat. Ahab naik kereta lalu pergi ke Yizreel. Tetapi kuasa Tuhan berlaku atas Elia. Ia engikat pinggangnya dan berlari mendahului Ahab sampai ke jalan yang menuju Yizreel.
Seperti yang sudah kalian baca dalam ayat di atas (kalau kalian memang baca), Elia mempunyai planning and preparation. Di awal, Elia mempersiapkan Ahab untuk siap pergi sebelum hujan turun. Elia meminta Ahab untuk makan dan minum yang berarti mempersiapkan diri sebelum melakukan perjalanan. Elia percaya bahwa hujan akan turun walaupun pada saat itu tidak ada tanda-tanda akan turun hujan. Hal itu menandakan bahwa Elia tidak hanya memiliki iman, ia juga memiliki perencanaan dan persiapan. Sempurna!
Kak Nala berbagi pada kita bahwa ada 2 respon yang akan dialami seseorang ketika ia melakukan planning and preparation:
- Kemampuan untuk menentukan jawaban
Penekanannya terdapat dalam 1 Raja-raja 18 : 44
Pada ketujuh kalinya berkatalah bujang itu: “Wah, awan kecil sebesar telapak tangan timbul dari laut.” Lalu kata Elia: “Pergilah, katakan kepada Ahab: Pasang keretamu dan turunlah, jangan sampai engkau terhalang oleh hujan.”
Hal yang sederhana. Bukankah sangat jelas jika kita sudah merencanakan sesuatu yang akan terjadi dan mempersiapkan segala sesuatu untuk hal itu terjadi, harusnya kita sudah tahu keputusan tepat apa yang harus diambil ketika pada akhirnya iman kita akan perencanaan dan persiapan kita itu menjadi nyata, bukan? Elia tahu hujan akan turun. Ia sudah merencanakan segala sesuatu dan mempersiapkannya. Sehingga ketika awan mulai terlihat, ia sudah tahu keputusan apa yang harus diambil dan dilakukan.
- Adanya percepatan
1 Raja-raja 18 : 45
Maka dalam sekejap mata langit menjadi kelam oleh awan badai, lalu turunlah hujan yang lebat. Ahab naik kereta lalu pergi ke Yizreel.
Tertulis “dalam sekejap mata”. Padahal sebelumnya awan yang terlihat masih sebesar telapak tangan. Tapi karena Elia sudah siap, maka terjadilah percepatan. Hujan pun turun dengan segera.
Jadi kesimpulannya, ketika kita mempunyai mimpi, mari lakukan planning and preparation. Maka dipastikan akan terjadi percepatan.
MIMPI à PLAN & PREPARATION à PERCEPATAN
Kak Nala berkata bahwa perencanaan dan persiapan kita menjadi bukti seberapa besar iman kita kepada Tuhan. Buat saya, khotbah minggu ini berhubungan juga dengan khotbah Ps. Eddy Chang di minggu sebelumnya yang berjudul “Developing Your Capacity”. Coba baca, deh. Planning and preparation bicara juga soal kapasitas kita. Elia dengan planning and preparation miliknya membuatnya mengalami percapatan, mukjizat, dan hikmat dari Tuhan. Sehingga akhirnya apa yang diinginkannya tercapai. Kapasitas yang diperbesar bicara juga soal kemampuan kita untuk merencanakan dan mempersiapkan diri. Setuju?
Lanjut ke khotbah Kak Nala. Pada ayat 46 kita dapat melihat (kalau kalian memang membacanya) kalau Tuhan melakukan mukjizat atas Elia. Kuasa Tuhan turun pada Elia sehingga ia bisa berlari cepat hingga akhirnya menyusul kereta Ahab. Oke, sebelumnya, Ahab dalam ayat itu dikatakan pergi ke Yizreel menggunakan kereta. Kereta yang dinaiki Ahab menggunakan kuda yang bukan kuda sembarangan. Tapi kudanya adalah kuda pelari. Kalau jaman sekarang, kuda yang ditunggangi Ahab itu adalah kuda yang ditunggangi bangsawan-bangsawan Inggris. Tinggi, besar, berotot, dan pasti larinya sangat cepat. Namun Elia dengan kuasa Tuhan dapat menyusul kereta tersebut dengan berlari saja. Mukjizat!
Namun jangan salah. Coba baca lagi ayat 46 tersebut. Kuasa Tuhan baru turun ke atas Elia setelah Elia melakukan bagiannya. Apa itu? Elia dikatakan mengikat pinggangnya. Mengikat pinggang dalam bahasa Kak Nala dikatakan dengan memegang atau mengikat celananya. Memegang celananya merupakan tindakan persiapan dari Elia sebelum ia menerima kuasa Tuhan untuk berlari. Jadi, Elia kan larinya bakal cepet banget tuh. Kalau dia gak megangin celananya. Ehem..kalian tahu apa yang akan terjadi. Elia akan menyusul kereta kuda Ahab tanpa celananya karena celananya merosot di perjalanan! Oleh sebab itu, jangan sampai ketika kuasa Tuhan turun, kita ternyata didapati tidak siap. Memalukan.
Markus 2 : 21 – 22
Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabiknya, yang baru mencabik yang tua, lalu makin besarlah koyaknya. Demikian juga tidak seorang punn mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu, sehingga anggur itu dan kantongnya dua-duanya terbuang. Tetapi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula.
Wah, ayatnya sama ya sama khotbah minggu sebelumnya yang dibagikan oleh Ps. Eddy Chang. Penjelasannya pun sama. Kak Nala berkata bahwa kain yang baru dengan yang lama memiliki kekuatan yang berbeda. Kantung anggur yang lama dikatakan sudah kaku, keras, dan sulit untuk berubah. Kantung anggur di sini, dikatakan oleh Kak Nala, menggambarkan tentang performance dan karakter. Kedua hal tersebut harus terus diperbaharui setiap harinya. Karakter haruslah berubah.
“BANYAK ORANG SIAP UNTUK MISKIN TETAPI TIDAK SIAP UNTUK MENJADI KAYA”
Oleh karena itu, perbaharuilah kantong anggur kita agar kita siap untuk menerima anggur yang baru!
Kak Nala lalu share tentang 4 values of life that we must have:
- Hard work
: not under 100% efforts, tidak malas, excellent
- Integrity
: fulfilled their word, their promise is their bond
- Persistent
: keep going when face an opposition (hambatan)
Persistent bicara soal tetap berjalan maju ketika bertemu hambatan. Banyak orang ketika menjalani kehidupannya lalu dipertemukan dengan hambatan, mereka jadi merasa yang mereka jalani tidak berasal dari Tuhan. Kak Nala lalu menjelaskan bahwa adanya hambatan tidak menjadikan segala sesuatu yang kita jalani saat ini bukan berasal dari Tuhan. Tetaplah bertahan dan terus maju! Contohlah Paulus dalam Alkitab.
- Determination
: staying fix on the destination
Determinasi berarti tidak berubah-ubah maupun berganti-ganti tujuan. Dalam bahasa gaulnya itu tidak labil.
Yesaya 48 : 17
Thus saith the Lord, thy redeemer, th Holy One of Israel; I am the Lord thy God which teacheth thee to profit, which leadeth thee by the way that thou shouldest go.
Inti dari ayat itu adalah:
GOD CAN MAKE VISION AND PROFIT FOR YOU !!
Jadi seperti yang sudah kita ketahui sebelumnya, Tuhan selalu rindu untuk menurunkan kuasa-Nya terhadap kita. Namun kita barulah dikatakan siap untuk menerima kuasa tersebut ketika kita sudah melakukan planning and preparation. So, start plan and preapre!!