Showing posts with label Senior Pastor Nala Widya. Show all posts
Showing posts with label Senior Pastor Nala Widya. Show all posts

Monday, January 21, 2013

ECC THE BRIDGE: GIVING UP RIGHTS


ECC THE BRIDGE: GIVING UP RIGHTS
PELAYAN FIRMAN: KAK NALA (PS. NALA WIDYA)
20 JANUARI 2013

Minggu ini masih diberikan firman seputar tema tahun ini, yaitu “Life Changing”, yang dibawakan oleh senior pastor kita Kak Nala Widya. Dan jangan lupa, minggu depan ibadah masih dua kali, yaitu pukul 7.30 pagi untuk The Bridge dan pukul 10.00 pagi untuk Morning Service. Jangan terlambat ya, karena pertolongan dan berkat Tuhan juga gak pernah terlambat. J

Seperti yang sudah kita semua ketahui, tema besar untuk ECC di tahun 2013 ini adalah “LIFE CHANGING”. Dan bagaimana cara untuk mengetahui bahwa dalam hidup kita sudah ada perubahan? Kak Nala memberikan tiga kunci untuk mencek adanya perubahan dalam hidup kita sepanjang tahun ini. Caranya adalah dengan terus bertanya kepada diri sendiri ketiga pertanyaan ini: Who are we? What we have? Where are we going? Di awal tahun ini, tanyakan ketiga hal tersebut pada diri kita. Siapakah kita? Apakah yang kita miliki? Apakah tujuan kita? Dan tiga pertanyaan  yang sama diajukan lagi kepada diri sendiri di tengah tahun dan akhir tahun. Perubahan yang dari Yesus membawa kita melihat diri sendiri melalui kacamata Yesus, melihat segala potensi yang kita miliki, dan mengetahui arah tujuan (visi dan misi) hidup yang menjadi alasan Tuhan melahirkan kita ke bumi.

KETIKA ADA SATU PRIBADI YANG BERUBAH, MAKA SATU KELUARGA, SATU LINGKUNGAN, SATU GEREJA, BAHKAN SATU KOTA AKAN IKUT MENGALAMI PERUBAHAN

Apakah pemicu sebuah dosa? Kak Nala, pada khotbah kali ini, menyatakan bahwa pemicu dari seorang manusia akhirnya melakukan dosa adalah HAK. Manusia seringkali mempertahankan haknya mati-matian. Hak dianggap sebagai miliknya yang tidak terbantahkan dan tidak boleh diganggu oleh siapapun atau apapun.

Sunday, December 2, 2012

ECC THE BRIDGE : LIFE CHANGING


ECC THE BRIDGE : LIFE CHANGING
PELAYAN FIRMAN : Ps. Nala Widya
02 Desember 2012

Menurut Kisah Para Rasul 8, Saulus dikenal sebagai seorang pemburu, yang ia buru bukan binatang melainkan jemaat Allah. Bahkan di Kisah Para Rasul 7 :  58 ditulis Saulus dapat berdiri tegak menjadi saksi saat Stefanus dirajam batu.

Pada zaman itu, merajam batu seseorang membutuhkan waktu berjam-jam. Bahkan jika orang tersebut tidak mati-mati, batu besar akan ditimpakan ke atas kepalanya sehingga tengkorak kepalanya pecah.

Keradikalan Saulus dalam memburu murid-murid Kristus harus berhenti tatkala Paulus mendapat panggilan Tuhan dalam perjalanan menuju Damsyik (Kis 9:3). Setelah kejadian supranatural tersebut, Saulus mengalami masa kegelapan dalam hidupnya. Saulus buta selama 3 hari dan tidak dapat makan.

Life changing is a supranatural thing but God use human in the process. Tuhan menggunakan seseorang di dalam hidup kita, seperti Ananias yang Tuhan pakai untuk mendoakan Saulus. Di Kis 9:17, saat Ananias menumpangkan tangan atas Saulus, Saulus mengalami lahir baru.

Perubahan Saulus tidak serta merta langsung diterima oleh murid-murid di Yerusalem, namun Barnabas bersedia menerima Saulus. Kita perlu bertemu orang seperti Barnabas yang menjadi figur Bapa, orang yang memuridkan Saulus.

Sifat seorang Bapa adalah bersedia mempercayai kita. Selain itu, seorang Bapa memberi hidupnya. Hal ini bukan hanya tentang membagi Firman tapi juga emosi, uang, dan waktu. Satu hal yang tak boleh dilupakan, Bapa mengajarkan kebenaran.

“A Father is who really knows me, my feelings, my struggles, my failings”

Thursday, September 6, 2012

ECC Live Recording – Making Him Famous

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Salah satu kunci keberhasilan ECC, dan pencapaian yang diakui oleh gereja-gereja lain adalah keberhasilan ECC dalam membangun dan mengembangkan cell group. ECC adalah satu dari sedikit gereja yang memiliki anggota cell group yang lebih banyak daripada  jemaat yang datang di ibadah raya hari Minggu. Sampai saat ini cell group di ECC selalu bertambah jumlahnya setiap bulan, setiap tahun ECC mengadakan acara gabungan dimana semua anggota cell group berkumpul untuk beribadah bersama, seperti yang dilaksanakan minggu ini dalan ECC Live Recording: Making Him Famous. Hari ini kita akan membahas mengenai pola hubungan yang dibangun di cell croup, kunci dari pertubuhan cell group di ECC yang harus terus diajarkan dan dikembangkan dari generasi ke generasi.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pelayan Firman : Senior Pastor Nala Widya
ECC Live Recording – Making Him Famous
Pengkhotbah 4:1
Generations come and generations go, but the earth remains forever.


Ada sebuah hukum dan kenyataan yang tidak bisa kita hindari bahwa sebuah generasi akan pergi dan generasi baru akan muncul. Pastor Nala memulai pelayanannya sejak 25 tahun yang lalu, dan sekarang umurnya sudah 45 tahun, suatu hari nanti Pastor Nala akan pensiun dan akan menyerahkan tanggung jawab penggembalaan dan pertumbuhan ECC kepada generasi-generasi selanjutanya. 


Dari satu generasi ke generasi lainnya selalu akan ada perubahan. Teknologi, gaya hidup, dan nilai-nilai kehidupan berubah dari masa ke  masa dan generasi yang akan datang harus lebih baik dari generasi saat ini. Dan untuk membangun generasi kedepan yang lebih baik, generasi yang baru harus mendapatkan bimbingan dari generasi sebelumnya, dan juga memakai kemampuannya untuk mengembangkannya menjadi sesuatu yang lebih baik.
 

Mazmur 22:31
Anak-anak cucu akan beribadah kepada-Nya, dan akan menceritakan tentang TUHAN kepada angkatan yang akan datan
g.


Dalam ayat di atas dikatakan bahwa setiap generasi memiliki kewajiban untuk menceritakan tentang Tuhan kepada generasi selanjutnya. Namun dalam melakukan tugas tersebut umumnya kita akan menghadapi sebuah tantangan, akan selalu muncul masalah dengan generasi di atas kita, dan juga generasi di bawah kita. Inti dari masalah tersebut adalah HUBUNGAN, bagaimana kita dapat membangun hubungan dengan generasi di atas kita, dan juga generasi di bawah kita adalah sesuatu yang harus kita pelajari.
 

Hubungan tidak bisa dibangun dalam satu malam, hubungan tidak bisa dibangun dengan satu program atau bahkan dengan Doa. Hubungan harus dibangun dari hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan, tahun ke tahun.
 

Sering kali kita gagal menjadi orang yang mahir dalam membangun hubungan, itu sebabnya banyak hal dalam kehidupan kita yang sulit untuk bertumbuh. Cell Group ECC bisa bertumbuh karena di dalamnya diajarkan sebuah pola hubungan yang benar, yang dibangun oleh para senior-senior di ECC, dan pola tersebutlah yang akan terus diajarkan kepada generasi-generasi selanjutnya.
 

Pola hubungan yang benar tentu adalah pola hubungan yang diajarkan di Alkitab, hari ini kita akan belajar pola hubungan seperti apa yang dibangun oleh Yesus selama kehidupannya di bumi ini.
 

Tuesday, June 5, 2012

ECC THE BRIDGE: RELATIONSHIP


ECC THE BRIDGE: RELATIONSHIP
PELAYAN FIRMAN: KAK NALA (PS. NALA WIDYA)
3 JUNI 2012

Hai, The Bridge! It’s been so long maybe since the last post and the writer really felt sorry about that. L Tapi akhirnya saya kembali dan akan mengingatkan dulu kalian untuk menunggu acara ECC LIVE RECORDING yang akan datang! Hehe. Oya, di bawah ada post mengenai Rumah Ruth, dibaca dan dilihat videonya ya. Nah, sekarang buat yang gak sabar karena haus firman mari dibaca ya khotbah yang dibawakan Kak Nala hari Minggu kemarin. Enjoy~

Dalam kitab Kejadian yang menceritakan tentang awal mula terjadinya segala sesuatu di dunia, ketika Tuhan menciptakan Adam sebagai manusia pertama, Tuhan berkata:
“IT IS NOT GOOD THAT THE MAN SHOULD BE ALONE.”


Prinsip tersebut masih berjalan sampai masa kini di mana Tuhan tetap merasa bahwa manusia tidak boleh hidup sendirian. MANUSIA PERLU MEMBANGUN HUBUNGAN DENGAN MANUSIA LAIN. Seperti sudah sering kita dengar bahwa manusia adalah makhluk sosial, hal itu benar adanya. Dan membangun hubungan memang bukan sebuah perkara yang mudah. Kak Nala mengatakan bahwa membangan sebuah hubungan itu perlu dipelajari.

Rumah Ruth


Awal Oktober 2011 merupakan perjumpaan pertama saya dengan seorang bayi berusia 3 bulan bernama Gideon. Gidi, begitu ia biasa dipanggil, dititipkan oleh orang tua ke Bandung karena mereka harus ke Belanda selama 3 bulan.
Sejak saat itu, hari-hari saya mulai diisi oleh kehadiran Gidi. Tanpa saya sadari, terjalin hubungan yang kuat antara saya dengan Gidi. Matanya selalu menatap saya dengan tatapan penuh arti, seperti hendak menyampaikan sesuatu. Muncul sebuah perasaan aneh yang belum pernah saya rasakan sebelumnya saat saya melihat Gidi tidur, minum susu, mandi, serta saat saya mengendong dia.
Ke manapun saya pergi, ke kantor, ke gereja, bahkan ke tempat saya melatih atlet balap sepeda, Gidi selalu ada bersama saya. Saya jatuh cinta kepada Gidi.
Karena cinta, saya mulai mempelajari seluk-beluk bayi. Karena cinta, saya mulai mengetahui perlengkapan yang dibutuhkan sehari-hari. Karena cinta, saya sering mengunjungi toko perlengkapan bayi.
Saat Gidi berusia 4 bulan, saya membawanya ke kolam renang. Gidi sangat menyukai saat-saat kami main air bersama. Ketika Gidi berusia 5 bulan, saya mendaftarkannya bersekolah di kelas khusus infant di Tutor Time. I am so excited! Saya menikmati waktu-waktu mengantar dia ke sekolah, menemaninya bermain, memberinya susu, dan mengganti pakaiannya.
Gidi membuka dimensi baru dalam kehidupan saya. Melalui Gidi, Bapa di Surga banyak mengajar saya tentang Hati Bapa. Melalui Gidi, saya jadi lebih memahami apa arti mengasihi dan dikasihi.
22 Januari 2012, tibalah hari yang paling saya takuti. Orang tuanya datang menjemput. Hari itu, Gidi meninggalkan Bandung. Hati saya rasanya hancur berkeping-keping. Percaya atau tidak, saya menangis setiap malam karena merindukannya.
Suatu pagi, ketika saya sedang sangat merindukan Gidi seraya memandangi fotonya yang ada di meja kantor, tiba-tiba Roh Kudus berbicara, “Tahukah kamu bahwa ada ribuan bayi, yang tidak seberuntung Gidi, yang membutuhkan kasih sayang?” Saya teringat akan Rumah Ruth, rumah penampungan bagi wanita hamil serta bayi yang membutuhkan perlindungan dan pemulihan. Rumah Ruth merawat para wanita tersebut, sejak bayi mereka masih dalam kandungan sampai bayi mereka dilahirkan.
Tanpa menunda-nunda, saya segera berangkat ke Rumah Ruth. Di sana, saya melihat keadaan mereka yang sangat memprihatinkan. Para ibu dan bayi tinggal dengan fasilitas seadanya. Semua kebutuhan untuk bayi dan ibunya harus dihemat agar mereka bisa bertahan sampai akhir bulan. Hati saya tergetar. Rumah Ruth benar-benar membutuhkan bantuan.
GEIS-ECC telah membantu rumah ini sejak tahun 2011. Akan tetapi, sejak kunjungan saya di bulan April 2012, saya digerakkan untuk melipatgandakan bantuan untuk Rumah Ruth. Akhirnya, saya membagikan hal ini kepada para pemimpin dan mereka sepakat GEIS-ECC akan mengadopsi Rumah Ruth. GEIS-ECC akan mengusahakan agar semua kebutuhan Rumah Ruth terpenuhi mengingat jumlah bayi dan ibu yang menghuninya terus bertambah.
Di mana dosa merajarela, biarlah kasih karunia Tuhan berlimpah-limpah. Mari menjadi penyalur kasih Yesus sebagai orang yang “Mampu” dan “Mau”. Mampu: kita bisa membantu (daya-dana). Mau: kita bergerak, melangkah, bertindak.
Terima kasih Gidi, kamu telah menjadi alat Tuhan yang membuka mata saya tentang keadaan generasimu: pemimpin bangsa di masa yang akan datang. Melaluimu, banyak bayi akan diberkati
Bandung 11 April 2012
Ps. Nala Widya

Monday, May 21, 2012

ECC THE BRIDGE: THE QUALITY OF LIFE (PART II)


ECC THE BRIDGE: THE QUALITY OF LIFE (PART II)
PELAYAN FIRMAN: KAK NALA (PS. NALA WIDYA)
20 MEI 2012

Halo, The Bridge! Minggu ini kita kembali mendengar khotbah yang dibawakan oleh our beloved senior pastor, Pastor Nala Widya. Firman kali ini pas banget buat kalian yang merasa hidupnya ingin lebih memberkati banyak orang dan menjadi garam yang sebenarnya bagi dunia. Gak sabar? Hayu dibaca....!

Apa itu penjangkauan? Penjangkauan berbicara bukan tentang penambahan jumlah anggota. Tapi penjangkauan berbicara tentang membawa perubahan dalam dan bagi hidup seseorang. Harian The New York Times pernah mengeluarkan sebuah tulisan dalam artikelnya yang menyatakan bahwa pada umumnya orang-orang yang beragama Kristen itu miskin, tidak berpendidikan, dan naif *wow. Kak Nala berkata bahwa tulisan tersebut sebenarnya mengungkapkan pandangan dunia terhadap anak-anak Tuhan. Nah, karena itu kita sebagai anak-anak Tuhan harus keluar dari ketiga hal tersebut dan membuktikan bahwa pandangan tersebut tidak salah.

Pengkhotbah 9 : 14 – 16
Ada sebuah kota yang kecil, penduduknya tidak seberapa; seorang raja yang agung menyerang, mengepungnya dan mendirikan tembok-tembok pengepungan yang besar terhadapnya; di situ terdapat seorang miskin yang berhikma, dengan hikmatnya ia menyelamatkan kota itu, tetapi tak ada orang yang mengingat orang yang miskin itu. Kataku: “Hikmat lebih baik dari pada keperkasaan, tetapi hikmat orang miskin dihina dan perkataannya tidak didengar orang.”

Dalam hidup manusia harus terdapat transformasi. Transformasi tersebut harus membawa seseorang semakin berkembang dalam kualitas.
ABILITY ATTRACT ABILITY
Prinsip tersebut lah yang membuat orang miskin tidak didengar. Miskin di sini bisa berati miskin secara ekonomi atau tidak punya apa-apa, bisa juga berarti bernasib malang. “Tidak punya apa-apa” memiliki penjelasan tidak bisa memberkati. Sedangkan “malang” adalah kaya atau berada namun bernasib malang (pathetic). Bertransformasilah terus dalam kualitas agar kita didengar oleh orang lain!

Tuesday, March 20, 2012

ECC Morning Service: LOVE LANGUAGE

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Inti dari KeKristenan adalah hubungan, Yesus turun ke dunia, mati disalibkan supaya hubungan kita dengan Allah Bapa dipulihkan, gereja didirikan supaya kita bisa saling berhubungan, keluarga didirikan supaya kita berhubungan. Perekat dari sebuah hubungan adalah kasih, namun bukan kasih yang disimpan dalam hati saja tetapi kasih dikomunikasikan.Harii ini kita akan belajar mengenai Love Language, atau bahasa kasih, bagaimana cara kita mengkomunikasikan kasih kita kepada Tuhan dan manusia.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pelayan Firman: Senior Pastor Nala Widya
LOVE LANGUAGE 

Matius 22: 37-39
(37) Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. (38) Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. (39) Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.  
Jika seluruh ayat di Alkitab dirangkum, maka ayat di atas merupakan rangkumannya. Inilah hukum yang terutama dan pertama. Hukum ini dengan jelas mengatakan bahwa kita harus mengasihi Tuhan terlebih dahulu, baru kita mengasihi sesama manusia.

Dalam ayat di atas kita belajar untuk bisa mengasihi kita perlu 4 hal:
Segenap Hati : Ada usaha yang keras, yang dilakukan untuk mengasihi dan menyampaikan kasih kita.

Segenap Jiwa: Mengasihi dengan emosi.
Tuhan mengatakan bahwa kita harus mengasihiNya dengan menggunakan emosi, ungkapan kasih harus disampaikan dengan emosi. Jadi adalah sesuatu yang normal jika seseorang menangis atau tertawa ketika merasakan hadirat Tuhan, karena itulah perintah Tuhan, itulah ungkapan kasih yang muncul karena adanya suatu hubungan saling mengasihi.

Segenap Akal Budi: Kita juga harus mengungkapkan akal budi dalam mengungkapkan kasih kita, pelayanan, gereja, dan hubungan kita dengan Tuhan juga harus disertai dengan akal pikiran sehingga bisa berjalan dengan baik.

Mengasihi diri sendiri: orang yang tidak bisa menjaga dan mengasihi dirinya sendiri, tidak bisa mengasihi orang lain. Kita harus bisa mengasihi diri sendiri baru bisa mengasihi orang lain.

The way you treat God, reflects the way you treat others

Bagaimana hubungan dan sikap seseorang kepada Tuhan menggambarkan sikapnya kepada orang lain.

Kasih perlu dikomunikasikan, dan untuk bisa berkomunikasi diperlukan bahasa yang dimengerti oleh kedua belah pihak.

ECC THE BRIDGE: LOVE LANGUAGE


ECC THE BRIDGE: LOVE LANGUAGE
PELAYAN FIRMAN: KAK NALA (PS. NALA WIDYA)
18 MARET 2012

Halo, The Bridge! Maaf untuk ketidak lengkapan ringkasan khotbah ok. Tapi tim blog ECC akan terus berusaha agar blog ini bisa terus berguna bagi kalian para jemaat yang ingin membaca ulasan khotbah ECC di tiap minggunya. Oleh karena itu, kami mohon dukungan doa dan moral dari kalian terus ya. J Oya, minggu ini kita dilayani oleh Kak Nala, lho. Dan dia bilang dia akan terus memberikan khotbah dalam 3 minggu berturut-turut mulai dari minggu ini! Whoa, guys you really can’t miss these sermons! Jadi pastikan datang terus ke ECC ya di hari Minggu.

Khotbah berjudul “Love Language” ini dibuka Kak Nala dengan sebuah quote:
THE WAY YOU TREAT GOD REFLECTS THE WAY YOU TREAT OTHERS.

Bagaimana kita memperlakukan Tuhan itu merefleksikan bagaimana kita memperlakukan orang lain. Inti dari ke-Kristenan sendiri adalah HUBUNGAN. Hubungan antara manusia dengan Tuhan serta di sisi lain hubungan antara manusia dengan manusia lainnya. Seperti tertulis dalam kitab Matius, yang pasti sebagian besar dari kita sudah sering membaca dan mendengar isi firman ini.

Matius 22 : 37-39
Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

Tahukah kalian bahwa ayat tersebut merupakan intisari dari seluruh ayat di Alkitab? Kak Nala berkata bahwa jika Alkitab ini kita blender, dijadikan jus, lalu disaring, sari dari seluruh Alkitab tersebut adalah ayat Matius 22 : 37-39 ini. Tapi jangan coba-coba blender Alkitab-nya beneran, ya..ini hanya perumpamaan. J

Sunday, November 6, 2011

ECC Morning Service: Faith That Moves The Mountain

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Setiap kita pasti memiliki gunung yang ada di hadapan kita, gunung kehidupan yang harus kita pindahkan. Tuhan Yesus mengajarkan bahwa jika kita memiliki iman, maka kita akan bisa memerintahkan kepada gunung untuk berpindah, dan gunung itu akan pindah. Hari ini kita akan belajar apa yang harus kita lakukan untuk bisa memiliki iman yang memindahkan gunung.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pelayan Firman: Senior Pastor Nala Widya
FAITH THAT MOVES THE MOUNTAIN

Matius 17:20
Ia berkata kepada mereka: "Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, --maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.

And Jesus said unto them, Because of your unbelief: for verily I say unto you, If ye have faith as a grain of mustard seed, ye shall say unto this mountain, Remove hence to yonder place; and it shall remove; and nothing shall be impossible unto you.

Dalam terjemahan aslinya, iman yang harus kita miliki bukanlah sebesar biji sesawi, melainkan seperti biji sesawi. Biji sesawi adalah biji yang sangat kecil, namun ketika sudah tumbuh dapat menjadi pohon yang besar.Begitu juga dengan iman kita, memang awalnya kecil, tetapi iman tidak boleh terus kecil, iman harus bertumbuh dan menjadi besar.
Matius 13:32
Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya


Ada dua ciri ketika iman kita bertumbuh, yang pertama adalah ketika kita lebih memahami Tuhan, dan yang kedua adalah ketika kita mulai bisa memikirkan orang lain dan beriman untuk orang lain.

LEBIH MEMAHAMI TUHAN
Banyak dari kita pasti pernah mengalami masa-masa dimana kita berdoa dan “beriman habis-habisan” untuk sesuatu, namun setelah beberapa lama melakukan hal tersebut, tetap saja kita tidak mendapatkan apa yang kita imani.Sebenarnya Tuhan kita adalah Tuhan yang tidak pernah tidak menjawab doa kita, namun terkadang Dia menjawab dengan jawaban yang berbeda dengan pikiran kita.

Pengalaman Pastor Nala ketika doanya dijawab dengan cara yang berbeda.
Tahun 1986 Pastor Nala lulus SMA, setelah itu dia mengikuti ujian masuk universitas,Jurusan Seni Rupa, ITB. Meskipun persaingan untuk masuk perguruan tinggi negeri sangat ketat, Pastor Nala saat itu begitu yakin dan begitu beriman akan janji-janji Tuhan yang tertulis di Alkitab. Dia sangat beriman bahwa dia pasti lulus, sehingga dia merasa tidak perlu mendaftar ke universitas lainnya.

Monday, October 31, 2011

ECC THE BRIDGE : THE POWER OF CONFESSION


ECC THE BRIDGE : THE POWER OF CONFESSION
PELAYAN FIRMAN : KAK NALA (PS. NALA WIDYA)
30 OKTOBER 2011

Akhir bulan Oktober! Wow..gak kerasa juga ya. Sebentar lagi udah mau Natal ECC lagi, nih. Jangan lupa ya buat The Bridge buat semuanya datang ke acara Natal kita dan ajak semua teman-teman dan keluarga juga. :D Akhir bulan ini kita dilayani oleh Kak Nala as our senior pastor. Yuk kita baca aja ringkasannya. Happy reading. (Ringkasan dibuat berdasarkan ibadah The Bridge Pelajar pukul 13.00)
Matius 16 : 13 – 15
Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Jawab mereka: “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.” Lalu Yesus bertanya kepada mereka: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?”
Ayat tersebut secara jelas menampakkan bahwa bagi Yesus yang terpenting bukanlah siapa Dia di mata dunia ataupun orang lain, tapi yang terpenting bagi-Nya adalah siapa Yesus bagi KITA, anak-anak-Nya.

Monday, October 10, 2011

ECC Morning Service: 4th Dimension

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hidup kita tidak hanya menyangkut apa yang ada di hadapan kita, seharusnya kita tidak hidup dengan apa yang ada di hadapan kita, dan apa yang bisa kita lihat. Jika kita hidup dalam Yesus, kita harus mengerti adanya dimensi yang lain dalam kehidupan, sesuatu yang belum kita lihat tetapi nyata dalam kehidupan kita. Kita akan mengenal dimensi keempat dalam kehidupan kita.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pelayan Firman: Senior Pastor Nala Widya
 4TH DIMENSION

If you move, God will move, prinsip ini harus kita pahami dalam hidup, sering kali kita menyalahkan Tuhan karena Dia tidak merubah keadaan kita, ketika hal-hal buruk tidak berubah dalam kehidupan kita. Salah satu penyabab hal itu terjadi adalah karena kita sendiri tidak pernah bergerak untuk mendatangkan perubahan dalam diri kita. Bahkan seorang Mike Tyson mengatakan, “God only help, the one who helps them self”
 
Immanuel berarti Allah beserta kita, artinya jika kita berjalan Allah juga akan berjalan menyertai kita, begitu juga jika kita diam Allah akan diam. If you move, God will move.

Mazmur 37:4
dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.
Delight thyself also in the LORD; and he shall give thee the desires of thine heart.

Seluruh aspek yang terjadi di kehidupan kita berpusat di hati, jika hati kita kosong, maka kehidupan kita juga akan kosong. Ayat di atas bahkan mengatakan apa yang akan kita dapatkan, apa yang diberikan Tuhan kepada kita adalah apa yang ada di hati kita. Amsal mengatakan "Melalui hati akan terpancar kehidupan", hati kita yang akan membawa kita ke dimensi keempat di dalam kehidupan, membuat kita hidup melebihi keterbatasan-keterbatasan yang ada di dalam diri kita.

Sunday, October 9, 2011

ECC THE BRIDGE : 4th DIMENSION


ECC THE BRIDGE : 4th DIMENSION
PELAYAN FIRMAN : KAK NALA (NALA WIDYA)
9 OKTOBER 2011

The Bridge, bagaimana puasanya? Semoga semuanya lancar, ya. Minggu pertama puasa kita mungkin memang melelahkan karena tubuh kita harus beradaptasi dengan gaya hidup dan pola makan yang baru. Tapi percayalah semua ini akan berbuah jauh lebih besar dari sekedar makanan jasmani saja. Oleh sebab itu, minggu ini kita dikuatkan oleh khotbah yang dibawakan langsung oleh Kak Nala. :)


Mazmur 37 : 4
Dan bergembiralah karena Tuhan; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu
Khotbah dimulai dengan satu ayat dalam firman di atas. Dalam ayat tersebut tidak dikatakan bahwa Tuhan memberikan begitu saja tanpa manusia terlebih dulu menginginkan. Kesimpulan yang Kak Nala berikan buat kita dari ayat ini adalah:

JIKA KITA BERGERAK, MAKA TUHAN AKAN BERGERAK

Sunday, September 11, 2011

ECC Morning Service: Discipleship

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dalam kehidupan, kita pasti pernah melihat seorang anak Tuhan yang hidupnya luar biasa, orang yang cinta Tuhan dan hidup dalam ajaran Firman Tuhan, orang yang hidupnya menjadi berkat untuk banyak orang dan juga hidupnya diberkati Tuhan secara berkelimpahan. Orang-orang yang menjadi saksi Tuhan di dunia, menjadi garam dan terang dimana mereka berada. Orang-orang seperti itu tidaklah lahir dalam kondisi seperti itu, atau hidup mereka menjadi seperti demikian secara instan setelah mereka lahir baru, orang-orang tersebut pasti pernah dan akan terus mengalami suatu proses yang akan kita pelajari hari ini.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pelayan Firman: Senior Pastor Nala Widya
DISCIPLESHIP

Matius 28:19-20
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

Ayat di atas kita kenal sebagai Amanat Agung, amanat berlaku untuk semua orang bukan hanya para pemimpin rohani, atau ke 12 murid Tuhan Yesus pada jaman tersebut, perintah ini diberikan kepada semua orang yang mengaku dirinya Kristen.

Amanat Agung mengatakan bahwa setiap kita harus mengalami proses discipleship, setiap kita harus dimuridkan, dan juga memuridkan orang lain. Itulah amanat agung yang diberikan Yesus kepada manusia.

Amanat Agung inilah yang membuat terjadi sebuah kebangkitan rohani yang luaR biasa di Yerusalem, sejarah mengungkapkan Jemaat Yerusalam awalnya hanya berjumlah 120 orang namun dalam 20 tahun jumlahnya berubah menjadi 120 ribu orang, pada jaman tersebut 60% dari penduduk Yerusalem adalah orang Kristen. Pada jaman tersebut Yerusalem merupakan pusat dunia dan selau didatangi oleh orang dari berbagaibangsa.

Orang kristen yang dimaksud disini bukanlah orang yang di kartu indentitasnya tertulis beragama Kristen. Yang dimaksud di sini adalah orang yang sudah sungguh-sungguh lahir baru dan hidup sesuai dengan perintah Allah, 120 ribu orang Yerusalem yang disebut di atas adalah orang Kristen yang sungguh-sungguh.

Sebuah pertumbuhan jemaat seperti itu hanya bisa terjadi jika orang-orang di dalamnya mengalami pertumbuhan secara rohani. Untuk menjadi orang Kristen yang sebenarnya tidak cukup hanya dengan duduk di gereja setiap hari minggu. Untuk menjadi orang Kristen yang sesungguhanya, kita perlu mengalami 3 tahapan pertumbuhan rohani.

THE CONVERT

Kisah Para Rasul 2:40-41
Dan dengan banyak perkataan lain lagi ia memberi suatu kesaksian yang sungguh-sungguh dan ia mengecam dan menasihati mereka, katanya: "Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini." Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.

Sunday, August 14, 2011

ECC Morning Service: Spiritual Covering

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Secara natural kita semua memiliki keinginan untuk memberontak dan tidak mau hidup dibawah otoritas, kita umumnya menolak hidup kita atau keinginan kita diintervensi oleh orang lain.Namun pada akhirnya kita semua tidak akan pernah bisa lari dari otoritas yang ada di atas kita. Alkitab juga mengajarkan kita untuk tunduk dibawah otoritas, bukan hanya itu, penundukan diri terhadap otoritas bahkan merupakan ciri-ciri Kerajaan Allah, dan merupakan faktor kunci supaya hidup kita diberkati.Hari ini kita akan belajar mengenai penundukan diri tersebut, hal yang membuat hidup kita berada dibawah payung rohani, dan menyadari bahwa hidup dibawah otoritas jauh lebih baik dibanding hidup dengan menentang otoritas.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pelayan Firman: Senior Pastor Nala Widya  
SPIRITUAL COVERING
Doa Bapa kami dimulai dengan kata-kata, “Bapa kami yang di surga, dikuduskanlah namamu, datanglah kerajaanmu, jadilah kehendakmu di bumi seperti di surga.” Doa yang diajarkan langsung oleh Yesus ini mengajarkan kita bahwa prioritas pertama yang harus kita dahulukan dalam meminta kepada Bapa adalah, supaya kerajaan-Nya datang dan kehendak-Nya jadi di bumi seperti di surga. Kita berdoa supaya kerajaan-Nya nyata di bumi ini. Arti dari datangnya kerajaan Allah di bumi ini adalah, terjadinya prinsip-prinsip kerajaan Allah di bumi. Kata kingdom merupakan gabungan dari kata King Domain

Dalam hal kerajaan Allah selalu ada 4 hal:
Hal pertama adalah: OTORITAS
Dalam sebuah kerajaan selalu ada seorang raja yang memerintah, yang memiliki otoritas di atas semua yang ada di dalam kerajaan-Nya, pemimpin yang membuat aturan, dan menegakan aturan tersebut.

Hal yang sama harus terjadi dalam kehidupan orang percaya, jika Kingdom of God ada dalam kehidupan kita maka hal pertama yang harus ada di dalam kehidupan kita adalah otoritas. Otoritas yang berada di atas kita, yang menetapkan aturan dalam hidup kita. Ketika kita meminta kerajaan datang, berarti kita minta supaya Tuhan datang dan berotoritas dalam hidup kita.

Ketika otoritas ditegakan dalam kehidupan kita maka akan terjadi hal kedua yang merupakan ciri-ciri kerajaan Allah yaitu: KETERATURAN

Sunday, July 24, 2011

ECC Morning Service: Hidup Dalam Kebenaran

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Setelah hubungan pribadi kita dengan Tuhan masuk ke level yang lebih tinggi, pergumulan dalam kehidupan kita akan juga masuk ke level yang lebih tinggi, kita tidak lagi akan bejuang untuk memutuskan kita akan berlaku baik atau buruk, berdosa atau tidak, karena seorang yang bertumbuh secara rohani umumnya secara bertahap akan meninggalkan kebiasaan dosanya. Namun sebagai anak Tuhan perjuangan kita tidak selesai di level tersebut, kita diminta untuk berbuat benar dan juga sempurna, bukan hanya berbuat baik.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
 

Pelayan Firman: Senior Pastor Nala Widya
HIDUP DALAM KEBENARAN

Jika hidup kita sudah berada di “the next level”, kita tidak lagi bertanya bahwa sesuatu adalah dosa atau tidak, benar atau salah. Orang yang berada di level yang lebih tinggi tidak cukup untuk berbuat baik saja, atau menghindari berbuat dosa saja, orang tersebut akan mulai mempertimbangkan, sesuatu adalah baik atau benar, karena tidak semua yang baik itu benar.

Roma 12:2
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Hal pertama yang menarik untuk kita bahas dalam ayat ini adalah, “jangan menjadi serupa dengan dunia ini”, hal ini sering kali disalahartikan oleh banyak orang percaya, tidak serupa dengan dunia tidak sedang berbicara tentang fashion, warna musik, teknologi atau hal-hal “duniawi” yang sering diperdebatkan lainnya.

Tidak ada musik yang berasal dari Surga, tidak ada pakaian surgawi, atau teknologi surgawi, kita semua tentu boleh untuk memanfaatkan dan menikmati hal-hal tersebut, ayat di atas  berkata “berubahlah oleh pembaharuan budimu” itu artinya cara berpikir dunialah yang harus kita rubah.

Sebagai orang percaya kita harus merubah banyak nilai-nilai duniawi yang tertanam dalam cara berpikir kita, yang bertolak belakang dengan kebenaran Firman Tuhan. Kita harus merubah nilai-nilai yang duniawi yang ada dalam diri kita, jika hal tersebut tidak sejalan dengan Firman Tuhan.

"Baik, berkenan dan sempurna", hidup sesuai dengan Firman Tuhan tidak berhenti di titik baik saja, untuk jadi orang baik kita tidak perlu Yesus, sangat banyak orang baik di dunia ini yang tidak pernah mengenal Tuhan, menjadi baik tidak selamanya sesuai dengan Firman Tuhan, hal yang baik tidak selalu benar.

Yesaya 64:6
Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin.

Ayat di atas mengatakan “kesalehan kita seperti kain kotor”, segala upaya dan kebaikan yang bisa kita laksanakan tidak ada artinya dibanding standard Tuhan. Kebaikan kita tidak akan pernah cukup untuk membuat kita diselamatkan. Kita harus berbuat benar dan berbuat sempurna 

Untuk menjadi orang yang berkenan di hati Tuhan, menjadi orang yang benar di mata Tuhan, hal pertama yang kita butuhkan adalah mengetahui apa itu kebenaran Firman Tuhan, karena sering kali kebenaran kita (kebenaran dunia) dengan kebenaran Firman Tuhan seing kali bertolak belakang.

Monday, June 20, 2011

ECC Morning Service: Planning and Preparation

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hari ini kita akan belajar salah satu hal penting untuk kita supaya bisa hidup dalam kasih karunia, satu hal yang penting terutama bagi kita yang sedang mendoakan sesuatu dan sedang menunggu doa kita dijawab oleh Tuhan. Apa yang akan kita perlajari hari ini akan mendatangkan percepatan bagi terkabulnya doa kita.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pelayan Firman: Senior Pastor Nala Widya
PLANNING AND PREPARATION

Kita tahu dalam hidup selalu ada bagian Tuhan dan ada bagian kita, dan planning dan preparation adalah bagian kita. Dalam hal ini kita tidak bisa meminta Tuhan melakukannya, perencanaan dan persiapan adalah bagian yang harus kita kerjakan.

Tuhan sendiri merupakan Tuhan yang selalu memiliki perencanaan, itu sebabnya jika kita mempelajari proses penciptaan bumi ini, kita akan mendapati betapa terencananya proses penciptaan bumi ini, sehingga semuanya berjalan dengan teratur dan lancar, itu sebabnya manusia diciptakan terakhir, karena semua dipersiapkan dan direncanakan dengan baik oleh Tuhan.
“If you failed to plan, you plan to failed.”
Jika kita renungkan quotes ini maka kita akan menemukan bahwa  banyak orang di dunia ini yang sudah merencanakan hidupnya untuk kegagalan, mengapa ?! Karena pada prinsipnya jika kita tidak memiliki dan membuat perencanaan untuk berhasil maka kita sedang merencanakan  untuk gagal. Tidak ada persiapan, artinya persiapan untuk gagal.

1 Raja-Raja 41-46
18:41. Kemudian berkatalah Elia kepada Ahab: "Pergilah, makanlah dan minumlah, sebab bunyi derau hujan sudah kedengaran."
18:42 Lalu Ahab pergi untuk makan dan minum. Tetapi Elia naik ke puncak gunung Karmel, lalu ia membungkuk ke tanah, dengan mukanya di antara kedua lututnya.
18:43 Setelah itu ia berkata kepada bujangnya: "Naiklah ke atas, lihatlah ke arah laut." Bujang itu naik ke atas, ia melihat dan berkata: "Tidak ada apa-apa." Kata Elia: "Pergilah sekali lagi." Demikianlah sampai tujuh kali.
18:44 Pada ketujuh kalinya berkatalah bujang itu: "Wah, awan kecil sebesar telapak tangan timbul dari laut." Lalu kata Elia: "Pergilah, katakan kepada Ahab: Pasang keretamu dan turunlah, jangan sampai engkau terhalang oleh hujan."
18:45 Maka dalam sekejap mata langit menjadi kelam oleh awan badai, lalu turunlah hujan yang lebat. Ahab naik kereta lalu pergi ke Yizreel.
18:46 Tetapi kuasa TUHAN berlaku atas Elia. Ia mengikat pinggangnya dan berlari mendahului Ahab sampai ke jalan yang menuju Yizreel.

Dalam cerita di atas sedang diceritakan kisah Nabi Elia dan Raja Ahab yang sedang menunggu turunnya hujan di kerajaan mereka, setelah tidak turun hujan dalam waktu yang sangat lama. Dalam cerita ini kita bisa mempelajari bahwa Nabi Elia juga merupakan seseorang yang selalu melakukan planning and preparation.

Sunday, June 19, 2011

ECC THE BRIDGE : PLANNING AND PREPARATION

ECC THE BRIDGE : PLANNING AND PREPARATION

PELAYAN FIRMAN : KAK NALA (PS. NALA WIDYA)

19 Juni 2011

The Bridge, minggu ini kita di-‘beri makan’ oleh senior Pastor dan bapak kita, yaitu Kak Nala! Khotbahnya sangat relevan dengan kehidupan kita sehari-hari, lho dan sangat penting untuk kehidupan kita. Jadi, tanpa tedeng aling-aling, ayo dibaca ringkasan khotbahnya! :D

Dalam khotbah kali ini Kak Nala akan share tentang planning and preparation. Dua hal yang esensi untuk diterapkan dalam kehidupan namun seringkali terlupakan. Kak Nala membuka khotbah dengan sebuah quote:

“IF YOU ARE FAIL TO PLAN, YOU ARE PLAN TO FAIL”

Kalimat tersebut tentunya sudah menjelaskan pada kita seberapa pentingnya planning. Kak Nala berkata bahwa planning atau perencanaan merupakan karakternya Tuhan. Hal tersebut jelas terlihat dari peristiwa penciptaan bumi. Kalian bisa baca di kitab Kejadian pasal 1. Tuhan tidak terlebih dulu menciptakan ikan sebelum adanya air. Tuhan tidak menciptakan manusia sebelum ada daratan, tumbuhan, dan hewan. Tuhan menciptakan semuanya sesuai urutan yang tepat yang sudah Ia rencanakan sebelumnya. Sehingga semua tepat dan benar sesuai fungsi dan tempatnya. Jadi kesimpulannya adalah: JIKA KITA TIDAK BISA PLANNING SOMETHING, BERARTI KITA GAK PUNYA KARAKTER TUHAN. Nah, lhoooo.....

1 Raja-raja 18 : 41 – 46

Kemudian berkatalah Elia kepada Ahab: “Pergilah, makanlah dan minumlah, sebab bunyi derau hujan sudah kedengaran.” Lalu Ahab pergi untuk makan dan minum. Tetapi Elia naik ke puncak gunung Karmel, lalu ia membungkuk ke tanah, dengan mukanya di antara kedua lututnya. Setelah itu ia berkata kepada bujangnya: “Naiklah ke atas, lihatlah ke arah laut.” Bujang itu nik ke atas, ia melihat dan berkata: “Tidak ada apa-apa.” Kata Elia: “Pergilah sekali lagi.” Demikianlah sampai tujuh kali. Pada ketujuh kalinya berkatalah bujang itu: “Wah, awan kecil sebesar telapak tangan timbul dari laut.” Lalu kata Elia: “Pergilah, katakan kepada Ahab: Pasang keretamu dan turunlah, jangan sampai engkau terhalang oleh hujan.” Maka dalam sekejap mata langit menjadi kelam oleh awan badai, lalu turunlah hujan yang lebat. Ahab naik kereta lalu pergi ke Yizreel. Tetapi kuasa Tuhan berlaku atas Elia. Ia engikat pinggangnya dan berlari mendahului Ahab sampai ke jalan yang menuju Yizreel.

Seperti yang sudah kalian baca dalam ayat di atas (kalau kalian memang baca), Elia mempunyai planning and preparation. Di awal, Elia mempersiapkan Ahab untuk siap pergi sebelum hujan turun. Elia meminta Ahab untuk makan dan minum yang berarti mempersiapkan diri sebelum melakukan perjalanan. Elia percaya bahwa hujan akan turun walaupun pada saat itu tidak ada tanda-tanda akan turun hujan. Hal itu menandakan bahwa Elia tidak hanya memiliki iman, ia juga memiliki perencanaan dan persiapan. Sempurna!

Kak Nala berbagi pada kita bahwa ada 2 respon yang akan dialami seseorang ketika ia melakukan planning and preparation:

  1. Kemampuan untuk menentukan jawaban

Penekanannya terdapat dalam 1 Raja-raja 18 : 44

Pada ketujuh kalinya berkatalah bujang itu: “Wah, awan kecil sebesar telapak tangan timbul dari laut.” Lalu kata Elia: “Pergilah, katakan kepada Ahab: Pasang keretamu dan turunlah, jangan sampai engkau terhalang oleh hujan.”

Hal yang sederhana. Bukankah sangat jelas jika kita sudah merencanakan sesuatu yang akan terjadi dan mempersiapkan segala sesuatu untuk hal itu terjadi, harusnya kita sudah tahu keputusan tepat apa yang harus diambil ketika pada akhirnya iman kita akan perencanaan dan persiapan kita itu menjadi nyata, bukan? Elia tahu hujan akan turun. Ia sudah merencanakan segala sesuatu dan mempersiapkannya. Sehingga ketika awan mulai terlihat, ia sudah tahu keputusan apa yang harus diambil dan dilakukan.

  1. Adanya percepatan

1 Raja-raja 18 : 45

Maka dalam sekejap mata langit menjadi kelam oleh awan badai, lalu turunlah hujan yang lebat. Ahab naik kereta lalu pergi ke Yizreel.

Tertulis “dalam sekejap mata”. Padahal sebelumnya awan yang terlihat masih sebesar telapak tangan. Tapi karena Elia sudah siap, maka terjadilah percepatan. Hujan pun turun dengan segera.

Jadi kesimpulannya, ketika kita mempunyai mimpi, mari lakukan planning and preparation. Maka dipastikan akan terjadi percepatan.

MIMPI à PLAN & PREPARATION à PERCEPATAN

Kak Nala berkata bahwa perencanaan dan persiapan kita menjadi bukti seberapa besar iman kita kepada Tuhan. Buat saya, khotbah minggu ini berhubungan juga dengan khotbah Ps. Eddy Chang di minggu sebelumnya yang berjudul “Developing Your Capacity”. Coba baca, deh. Planning and preparation bicara juga soal kapasitas kita. Elia dengan planning and preparation miliknya membuatnya mengalami percapatan, mukjizat, dan hikmat dari Tuhan. Sehingga akhirnya apa yang diinginkannya tercapai. Kapasitas yang diperbesar bicara juga soal kemampuan kita untuk merencanakan dan mempersiapkan diri. Setuju?

Lanjut ke khotbah Kak Nala. Pada ayat 46 kita dapat melihat (kalau kalian memang membacanya) kalau Tuhan melakukan mukjizat atas Elia. Kuasa Tuhan turun pada Elia sehingga ia bisa berlari cepat hingga akhirnya menyusul kereta Ahab. Oke, sebelumnya, Ahab dalam ayat itu dikatakan pergi ke Yizreel menggunakan kereta. Kereta yang dinaiki Ahab menggunakan kuda yang bukan kuda sembarangan. Tapi kudanya adalah kuda pelari. Kalau jaman sekarang, kuda yang ditunggangi Ahab itu adalah kuda yang ditunggangi bangsawan-bangsawan Inggris. Tinggi, besar, berotot, dan pasti larinya sangat cepat. Namun Elia dengan kuasa Tuhan dapat menyusul kereta tersebut dengan berlari saja. Mukjizat!

Namun jangan salah. Coba baca lagi ayat 46 tersebut. Kuasa Tuhan baru turun ke atas Elia setelah Elia melakukan bagiannya. Apa itu? Elia dikatakan mengikat pinggangnya. Mengikat pinggang dalam bahasa Kak Nala dikatakan dengan memegang atau mengikat celananya. Memegang celananya merupakan tindakan persiapan dari Elia sebelum ia menerima kuasa Tuhan untuk berlari. Jadi, Elia kan larinya bakal cepet banget tuh. Kalau dia gak megangin celananya. Ehem..kalian tahu apa yang akan terjadi. Elia akan menyusul kereta kuda Ahab tanpa celananya karena celananya merosot di perjalanan! Oleh sebab itu, jangan sampai ketika kuasa Tuhan turun, kita ternyata didapati tidak siap. Memalukan.

Markus 2 : 21 – 22

Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabiknya, yang baru mencabik yang tua, lalu makin besarlah koyaknya. Demikian juga tidak seorang punn mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu, sehingga anggur itu dan kantongnya dua-duanya terbuang. Tetapi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula.

Wah, ayatnya sama ya sama khotbah minggu sebelumnya yang dibagikan oleh Ps. Eddy Chang. Penjelasannya pun sama. Kak Nala berkata bahwa kain yang baru dengan yang lama memiliki kekuatan yang berbeda. Kantung anggur yang lama dikatakan sudah kaku, keras, dan sulit untuk berubah. Kantung anggur di sini, dikatakan oleh Kak Nala, menggambarkan tentang performance dan karakter. Kedua hal tersebut harus terus diperbaharui setiap harinya. Karakter haruslah berubah.

“BANYAK ORANG SIAP UNTUK MISKIN TETAPI TIDAK SIAP UNTUK MENJADI KAYA”

Oleh karena itu, perbaharuilah kantong anggur kita agar kita siap untuk menerima anggur yang baru!

Kak Nala lalu share tentang 4 values of life that we must have:

  1. Hard work

: not under 100% efforts, tidak malas, excellent

  1. Integrity

: fulfilled their word, their promise is their bond

  1. Persistent

: keep going when face an opposition (hambatan)

Persistent bicara soal tetap berjalan maju ketika bertemu hambatan. Banyak orang ketika menjalani kehidupannya lalu dipertemukan dengan hambatan, mereka jadi merasa yang mereka jalani tidak berasal dari Tuhan. Kak Nala lalu menjelaskan bahwa adanya hambatan tidak menjadikan segala sesuatu yang kita jalani saat ini bukan berasal dari Tuhan. Tetaplah bertahan dan terus maju! Contohlah Paulus dalam Alkitab.

  1. Determination

: staying fix on the destination

Determinasi berarti tidak berubah-ubah maupun berganti-ganti tujuan. Dalam bahasa gaulnya itu tidak labil.

Yesaya 48 : 17

Thus saith the Lord, thy redeemer, th Holy One of Israel; I am the Lord thy God which teacheth thee to profit, which leadeth thee by the way that thou shouldest go.

Inti dari ayat itu adalah:

GOD CAN MAKE VISION AND PROFIT FOR YOU !!

Jadi seperti yang sudah kita ketahui sebelumnya, Tuhan selalu rindu untuk menurunkan kuasa-Nya terhadap kita. Namun kita barulah dikatakan siap untuk menerima kuasa tersebut ketika kita sudah melakukan planning and preparation. So, start plan and preapre!!