Monday, May 21, 2012

ECC THE BRIDGE: THE QUALITY OF LIFE (PART II)


ECC THE BRIDGE: THE QUALITY OF LIFE (PART II)
PELAYAN FIRMAN: KAK NALA (PS. NALA WIDYA)
20 MEI 2012

Halo, The Bridge! Minggu ini kita kembali mendengar khotbah yang dibawakan oleh our beloved senior pastor, Pastor Nala Widya. Firman kali ini pas banget buat kalian yang merasa hidupnya ingin lebih memberkati banyak orang dan menjadi garam yang sebenarnya bagi dunia. Gak sabar? Hayu dibaca....!

Apa itu penjangkauan? Penjangkauan berbicara bukan tentang penambahan jumlah anggota. Tapi penjangkauan berbicara tentang membawa perubahan dalam dan bagi hidup seseorang. Harian The New York Times pernah mengeluarkan sebuah tulisan dalam artikelnya yang menyatakan bahwa pada umumnya orang-orang yang beragama Kristen itu miskin, tidak berpendidikan, dan naif *wow. Kak Nala berkata bahwa tulisan tersebut sebenarnya mengungkapkan pandangan dunia terhadap anak-anak Tuhan. Nah, karena itu kita sebagai anak-anak Tuhan harus keluar dari ketiga hal tersebut dan membuktikan bahwa pandangan tersebut tidak salah.

Pengkhotbah 9 : 14 – 16
Ada sebuah kota yang kecil, penduduknya tidak seberapa; seorang raja yang agung menyerang, mengepungnya dan mendirikan tembok-tembok pengepungan yang besar terhadapnya; di situ terdapat seorang miskin yang berhikma, dengan hikmatnya ia menyelamatkan kota itu, tetapi tak ada orang yang mengingat orang yang miskin itu. Kataku: “Hikmat lebih baik dari pada keperkasaan, tetapi hikmat orang miskin dihina dan perkataannya tidak didengar orang.”

Dalam hidup manusia harus terdapat transformasi. Transformasi tersebut harus membawa seseorang semakin berkembang dalam kualitas.
ABILITY ATTRACT ABILITY
Prinsip tersebut lah yang membuat orang miskin tidak didengar. Miskin di sini bisa berati miskin secara ekonomi atau tidak punya apa-apa, bisa juga berarti bernasib malang. “Tidak punya apa-apa” memiliki penjelasan tidak bisa memberkati. Sedangkan “malang” adalah kaya atau berada namun bernasib malang (pathetic). Bertransformasilah terus dalam kualitas agar kita didengar oleh orang lain!


1 Raja-raja 10 : 4 – 5
Ketika ratu negeri Syeba melihat segala hikmat Salomo dan rumah yang telah didirikannya, makanan di mejanya, cara duduk pegawai-pegawainya, cara pelayan-pelayannya melayani dan berpakaian, minumannya dan korban bakaran yang biasa dipersembahkannya di rumah Tuhan, maka tercenganglah ratu itu.

Dalam ayat tersebut diungkapkan sudut pandang dunia dalam melihat anak-anak Tuhan (Salomo) yang diwakili oleh Ratu Syeba. Kak Nala pun lalu menjabarkannya dalam beberapa poin, yakni:

1.            HIKMAT
Ayub 12 : 12
Konon hikmat ada pada orang yang tua, dan pengertian pada orang yang lanjut umurnya.
Hikmat berbicara mengenai knowledge & understanding. Pengetahuan (knowledge) bisa didapat dari pendidikan namun understanding hanya bisa didapat dari kedewasaan (maturity). Apa itu pengertian atau understanding? Pengertian adalah kemampuan membaca siatuasi dan mengambil keputusan yang tepat. Kata “tua” dalam ayat yang ditulis Ayub tersebut bukan mengenai jumlah umur tetapi soal kedewasaan (penguasaan diri).
Hikmat yang sebenarnya didapat dari persekutuan dengan Tuhan yang intim, membaca firman Tuhan, serta persekutuan dengan saudara-sudara seiman. Jadi dapat disimpulkan bahwa hikmat ada pada orang yang memiliki KEDEWASAAN ROHANI.

2.            RUMAH
Rumah berhubungan erat dengan KARAKTER serta KEPRIBADIAN seseorang. Karakter berbicara lebih keras dari kata-kata yang keluar dari mulut. Tapi tidak ada gunanya juga memoles rumah kita sedemikian rupa tanpa membentuk karakter yang lebih baik lagi. Jadi, kejarlah terus karakter yang benar, bukan rumahnya! Karakter yang baik akan membentuk rumah yang baik juga.

3.            MAKANAN
Bicara soal makanan pasti berhubungan dengan yang namanya KEMAKMURAN dan KESEHATAN. Makanan yang berada di atas meja kita menunjukkan seberapa diberkatinya kita. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa orang miskin perkataannya tidak didengar, karena itu kita tidak lahir ditakdirkan Tuhan menjadi miskin. Lakukan bagian kita dengan maksimal dan Tuhan akan terus memberkati kita.

4.            CARA DUDUK
Poin yang satu ini berbicara mengenai etika dan sopan santun. Nilai-nilai firman Tuhan pasti mengajarkan kita untuk selalu menjaga sopan santun kita kepada semua orang. Janganlah melupakan nilai-nilai etika dan sopan santun! Karena ternyata dunia memperhatikan hal ini.

5.            PELAYANAN (bukan di ministry)
Pelayanan pada poin ini bukan mengenai pelayanan di gereja, namun tentang memberikan excellent service. Untuk menjadi yang terbaik, kita harus selalu memberikan pelayanan (pekerjaan) yang terbaik dan excellent. Tunjukkan pada dunia bahwa anak-anak Tuhan dapat sukses di marketplace!

6.            MINUMAN
Minuman yang disuguhkan berbicara tentang KEMURAHAN HATI. Biasanya dalam sebuah jamuan, si tuan rumah atau yang punya hajat memberikan anggur yang terbaik di awal dan sisa-sisa yang kurang baik di akhir acara jamuan. Ada yang ingat cerita ketika Yesus mengubah air menjadi anggur? Salah seorang tamu merasa takjub dan memuji si tuan rumah karena sampai akhir ia terus menyuguhkan anggur yang baik. Karena itu mengapa pemberian minuman yang terbaik berbicara mengenai kemurahan hati kita terhadap orang-orang.

7.            PENYEMBAHAN
Penyembahan terdapat pada poin ketujuh yang sekaligus merupakan poin terakhir. Ratu Syeba melihat penyembahan yang dilakukan Salomo itu belakangan. Ia memperhatikan terlebih dahulu poin-poin pertama sampai enam. Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa dunia tidak melihat ibadah kita pertama, namun belakangan. Dunia melihat HIKMAT dan KARAKTER di tempat utama.

Firman yang singkat namun padat ya! Milikilah kualitas-kualitas tersebut di atas. Bukan soal mana yang lebih penting dan mana yang kurang penting ataupun mana yang lebih diperhatikan dan mana yang tidak diperhatikan, tpi jadi seimbanglah dan tingkatkan ketujuh aspek hisup tersebut dalam hidup kita. Niscaya hidup kita akan terus berkelimpahan dan berbuah! Amin. J

No comments: