-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Gak kerasa ya, The Bridge kita sudah sampai di penghujung dari bulan Mei, bulan kelima di tahun 2011 ini. Minggu ini kita dilayani oleh Ps. Siany a.k.a. Ci Siany dengan tema “Being a Father”. Sedikit berhubungan dengan khotbah minggu lalu yang ada membahas mengenai kecintaan Tuhan akan HUBUNGAN, minggu ini Ci Siany membahas lebih dalam juga tentang kecintaan Tuhan akan hubungan tersebut dan tentunya mengenai menjadi bapak yang baik. Selamat membaca dan jangan lupa untuk melakukannya. Tuhan memberkati.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Semua pasti bermula dari kata tanya ‘apa’. Apa itu PEMBAPAAN? Ci Siany menjelaskan bahwa pembapaan merupakan jeritan roh dari generasi yang tidak memiliki bapak (fatherless). Para pakar psikologis dalam berbagai penelitiannya mengaitkan ketiadaan sosok dan peran bapak dengan beberapa situasi yang dialami anak seperti: drop out, jobless (pengangguran), kemiskinan, kecanduan akan obat, bunuh diri, dan target pelecehan seksual. Hal tersebut membuktikan bahwa peran bapak sangatlah penting. Tanpa seorang bapak, anak-anak akan menjadi liar dan tidak disiplin. Oleh sebab itu pembapaan sangatlah penting untuk ada dalam sebuah gereja. Dan pembapaan di sini berbicara bukan hanya tentang sekedar trend maupun status.
Pembapaan bicara soal keberadaan bapak dan fungsi-fungsinya. Untuk seseorang bisa menjadi bapak, entah itu bapa secara jasmani maupun rohani, sangatlah mudah. Seseorang bisa menjadi bapak jasmani dengan berhubungan intim dengan isterinya dan isterinya tersebut melahirkan seorang anak. Menjadi bapak rohani pun untuk mendapatkan status tersebut tidaklah sulit. Seringkali karena hanya ditunjuk untuk menjadi bapak rohani seseorang atau karena menawarkan diri menjadi bapak rohani seseorang. See? Menjadi seorang bapak tidaklah sulit, tetapi untuk membapai merupakan perkara lain yang sulit dan membutuhkan kasih karunia. Ci Siany kemudian berkata:
“Seorang anak bisa lahir di mana saja. Tetapi untuk anak itu bisa bertumbuh, ia membutuhkan sebuah RUMAH.”
Hal tersebut menjadi pernyataan bahwa lahirnya jiwa bukanlah target utama dari sebuah pergerakan. Lahirnya jiwa merupakan langkah pertama dari adanya pergerakan dan pada akhirnya semuanya ditentukan dari apakah jiwa tersebut bertumbuh atau tidak.