ECC THE BRIDGE: LOVE LANGUAGE
PELAYAN
FIRMAN: KAK NALA (PS. NALA WIDYA)
18 MARET 2012
Halo, The Bridge! Maaf untuk ketidak lengkapan ringkasan khotbah ok. Tapi
tim blog ECC akan terus berusaha agar blog ini bisa terus berguna bagi kalian
para jemaat yang ingin membaca ulasan khotbah ECC di tiap minggunya. Oleh
karena itu, kami mohon dukungan doa dan moral dari kalian terus ya. J Oya, minggu ini kita dilayani oleh Kak Nala, lho. Dan dia bilang dia akan
terus memberikan khotbah dalam 3 minggu berturut-turut mulai dari minggu ini! Whoa, guys you really can’t miss these
sermons! Jadi pastikan datang terus ke ECC ya di hari Minggu.
Khotbah berjudul “Love Language” ini dibuka Kak Nala
dengan sebuah quote:
THE WAY YOU TREAT GOD REFLECTS THE
WAY YOU TREAT OTHERS.
Bagaimana kita
memperlakukan Tuhan itu merefleksikan bagaimana kita memperlakukan orang lain.
Inti dari ke-Kristenan sendiri adalah HUBUNGAN. Hubungan antara manusia dengan
Tuhan serta di sisi lain hubungan antara manusia dengan manusia lainnya. Seperti
tertulis dalam kitab Matius, yang pasti sebagian besar dari kita sudah sering
membaca dan mendengar isi firman ini.
Matius 22 : 37-39
Jawab Yesus
kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap
jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang
pertama. Dan hukum kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu
manusia seperti dirimu sendiri.
Tahukah kalian bahwa ayat
tersebut merupakan intisari dari seluruh ayat di Alkitab? Kak Nala berkata
bahwa jika Alkitab ini kita blender,
dijadikan jus, lalu disaring, sari dari seluruh Alkitab tersebut adalah ayat
Matius 22 : 37-39 ini. Tapi jangan coba-coba blender Alkitab-nya beneran,
ya..ini hanya perumpamaan. J
Dalam ayat tersebut
dituliskan bahwa mengasihi Tuhan perlu dilakukan dalam tiga lapisan. Yang
pertama adalah dengan SEGENAP
HATI. Segenap hati bicara soal adanya usaha
(tindakan). Orang yang mengasihi hanya di mulut dan tidak dengan hati dapat
dengan jelas terlihat perbedaannya dengan orang yang mengasihi sepenuhnya
dengan hati. Hal itu terlihat dari tindakannya atau usahanya. Seberapa besar
usaha yang sudah kita lakukan untuk Tuhan?
Yang kedua tertulis
dengan SEGENAP JIWA. Jiwa berbicara soal emosi. Seseorang
yang mengasihi dengan segenap jiwa akan terlihat dari ekspresi dan ungkapan
emosinya. Tuhan memerlukan emosi kita. Mengangkat tangan ketika menyembah Tuhan
merupakan salah satu cara mengungkapkan emosi terhadap Tuhan.
Yang ketiga adalah dengan SEGENAP AKAL BUDI. Kita
tidak bisa mengasihi hanya dengan mengandalkan emosi atau perasaan saja, namun
dengan rasio (pikiran) juga. Persembahkan segala kecerdasan, kemampuan, ataupun
skill kita untuk Tuhan. Salah satu
cara termudah menggunakan rasio untuk mengasihi adalah tidak datang terlambat
ke gereja dengan cara memperhitungkan waktu bangun, persiapan, dan situasi
perjalanan yang akan dilalui dari tempat berangkat (rumah) sampai ke gereja.
Jika melalui jalan A di hari Minggu pasti macet, jangan lewat jalan itu. Jika
hendak berdandan, bangunlah lebih pagi, dsb. Emotion is not enough, get wisdom.
Bisa mengasihi Tuhan
dalam tiga lapisan tersebut, maka kita juga bisa mengasihi orang lain. Namun
ada pesan terpenting yang disampaikan dari ayat “Kasihilah sesamamu manusia
seperti dirimu sendiri”, yaitu bahwa SEBELUM
MENGASIHI ORANG LAIN, KASIHILAH DIRI SENDIRI TERLEBIH DAHULU. Karena kita tidak dapat mengasihi orang lain sebelum
mengasihi diri sendiri dulu. Karena itu mengapa pemulihan gambar diri begitu
penting. Buat kalian yang belum pulih gambar dirinya, ayo ikut ENCOUNTER, ya.
Nah, masuk ke inti
khotbah hari ini, Kak Nala menyampaikan tentang apa saja love language yang bisa kita lakukan untuk mengungkapkan kasih kita
pada Tuhan maupun orang lain:
1.
KETAATAN
Yohanes 14 : 21
Barangsiapa
memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan
barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan
mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.”
Dalam ayat itu tertulis jelas bahwa MELAKUKAN = MENGASIHI. Standar dalam mengasihi Tuhan adalah
denngan memegang firman Tuhan dan melakukannya. Jadi, mengasihi Tuhan bisa
dibuktikan dengan taat melakukan firman-Nya. Kata-kata “menyatakan diri-Ku”
yang dikatakan Tuhan dalam ayat tersebut berarti bahwa Tuhan akan melakukan
berbagai perbuatan yang nyata dalam hidup orang yang mengasihi (taat)
kepada-Nya. Kasihi Tuhan dan rasakan mukjizatnya!
Efesus 6 : 1
Hai anak-anak,
taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian.
Taat bicara soal RESPECT. Hormat (respect) berbicara mengenai ada attitude
dan sikap yang benar. Mengasihi Tuhan maupun manusia diperlukan sikap baik hati
maupun tingkah laku yang benar. Bahasa kasih untuk Tuhan dan manusia dimulai
dari KETAATAN yang akan membawa kita pada KEDISIPLINAN.
2.
PERTOBATAN
Yesaya 59 : 2
tetapi yang merupakan
pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia
menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala
dosamu.
DOSA membuat manusia terpisah dengan
Tuhan. DOSA yang membuat doa-doa manusia tidak terdengar oleh Tuhan. Tuhan tidak pernah pergi maupun menjauh ataupun memisahkan
diri dari kita. Mungkin kita pun tidak. Tapi dosa-lah yang menjadikan
terbentuknya tembok kokoh ataupun jurang besar di antara kita dan Tuhan. Karena
itulah dibutuhkan adanya PERTOBATAN dari kita.
Mengasihi Tuhan berarti CEPAT UNTUK
BERTOBAT. Pertobatan berbicara mengenai
pemulihan hubungan. Pertobatan kita akan menghancurkan tembok dan menciptakan
jembatan pada jurang antara kita dengan Tuhan. Ketika bertobat, sebutlah dosa
mana yang sudah dilakukan. Minta ampun pada Tuhan dengan secraa spesifik
menyebutkan dosa manakah yang sudah dilakukan. Sebisa mungkin hindari melakukan
pertobatan secara klise seperti: “Ya, Tuhan ampuni segala dosa yang sudah saya
lakukan hari ini..”
Yakobus 5 : 16
Karena itu
hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan supaya kamu sembuh.
Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.
Pertobatan antara sesama manusia
tertulis dalam kitab Yakobus di atas. Yaitu dengan saling mengaku dosa dan
saling mendoakan. Hal tersebut akan menghasilkan pemulihan antara hubungan dua
orang yang melakukannya, hubungan dua orang tersebut dengan Tuhan, dan
menjadikan dua orang tersebut dua orang benar di hadapan Tuhan. Ada kekuatan yang sangat besar dalam
doa dari dua orang yang sudah saling mengaku dosanya.
DOA YANG BISA TERDENGAR TUHAN ADALAH
DOA YANG DILAKUKAN OLEH MANUSIA YANG SUDAH MEMILIKI HUBUNGAN YANG PULIH BAIK
DENGAN SESAMANYA MAUPUN DENGAN TUHAN
3.
PERSEMBAHAN (GIFT)
Kasih sangat identik dengan pemberian
atau persembahan atau hadiah. Sebelum memberi, kita pasti mencari tahu terlebih
dahulu apa kesukaan dari orang yang akan kita beri. Tapi di sisi lain kita
melihat juga kebutuhan dari orang tersebut. Jika orang tersebut menyukai buah
durian tapi dia sedang sakit di RS, tidak mungkin kita tetap memaksa memberikan
durian untuk dia. Jadi pasti untuk memberi kita melihat kesukaan dan kebutuhan
dari pihak yang akan diberi. Hal yang sama juga berlaku jika kita hendak
memberi untuk Tuhan.
Mazmur 100 : 2, 4
Beribadahlah
kepada Tuhan dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak sorai!
Masuklah melalui
pintu gerbangnya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan
puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya!
Tuhan menyukai dan mengingini
persembahan berupa puji-pujian dan penyembahan yang
penuh akan sorak sorai dan puji syukur.
Selain puji-pujian dan nyanyian,
Tuhan juga sangat menyukai LIVING SACRIFICE.
Roma 12 : 1
Karena itu,
saudara-sudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, seupaya kamu
mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang
berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Persembahan yang hidup berarti kita
menyerahkan tubuh kita untuk Tuhan sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan
berkenan. Bukan berarti kita bunuh diri untuk Tuhan, namun maksudnya adalah
dengan melakukan pelayanan. Lakukan sesuatu untuk Tuhan. Cara yang paling
sederhananya adalah dengan mengikuti kegiatan pelayanan di gereja.
Persembahan ketiga yang bisa
diberikan bagi Tuhan adalah MATERI. Persembahan
berupa materi merupakan bukti ekspresi dan tindakan kita untuk Tuhan. Materi
itu bicara soal uang, properti, dll. Memberikan persembahan berupa materi untuk
Tuhan, bukan untuk memperkaya gereja, namun untuk menunjukkan kasih kita pada
Tuhan mulai dari hal terkecil dalam hidup kita, yaitu materi. Persembahan
materi juga membuktikan kasih kita pada Tuhan melebihi kasih kita pada kekayaan
duniawi.
Selain persembahan untuk Tuhan
seperti sudah disebutkan di atas, Kak Nala juga menyampaikan persembahan yang
bisa kita berikan untuk orang lain. Persembahan pertama adalah berupa APRESIASI.
Efesus 4 : 29
Janganlah ada
perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk
membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih
karunia.
Hal termudah yang bisa dilakukan
sebagai wujud kasih sayang kita pada orang lain adalah melalui apresiasi.
Jangan keluarkan perkataan yang kotor maupun tidak membangun! Persembahan
pertama yang bisa beri untuk orang lain adalah apresiasi. Dengan apresiasi
orang lain akan menangkap kasih yang berikan baginya. Katakan pada orang lain
bahwa ia berharga, ia pintar, ia sempurna, dsb yang membangun.
Hal kedua yang bisa dilakukan untuk
orang lain adalah MEMBAGI HIDUP.
Kisah Para Rasul 2 : 44-45
Dan semua orang
yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah
kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu
membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.
Semua kepunyaan kita merupakan
kepunyaan Tuhan, dan Tuhan kita adalah Tuhan dari semua orang, sehingga
kepunyaan kita pada dasarnya adalah kepunyaan bersama. Jemaat pertama memahami
dengan jelas prinsip tersebut sehingga seperti tertulis dalam ayat tersebut,
mereka semua saling membagi hidup. Bagilah hidup kita dengan orang lain, salah
satu caranya adalah dengan membagi apa yang menjadi milik kita dengan
orang-orang sebagai wujud kasih kita pada mereka.
Jadi, sebagai akhir kata dan penutup
dari ringkasan khotbah minggu ini, mari kita menyambut #FAST21 dengan hati, jiwa, dan akal budi yang semakin mengasihi Tuhan sehingga
kasih tersebut juga terpancar dalam tindakan kita sehari-hari kepada sesama.
LOVING GOD. LOVING PEOPLE.
No comments:
Post a Comment