Tuesday, March 20, 2012

ECC THE BRIDGE: LOVE LANGUAGE


ECC THE BRIDGE: LOVE LANGUAGE
PELAYAN FIRMAN: KAK NALA (PS. NALA WIDYA)
18 MARET 2012

Halo, The Bridge! Maaf untuk ketidak lengkapan ringkasan khotbah ok. Tapi tim blog ECC akan terus berusaha agar blog ini bisa terus berguna bagi kalian para jemaat yang ingin membaca ulasan khotbah ECC di tiap minggunya. Oleh karena itu, kami mohon dukungan doa dan moral dari kalian terus ya. J Oya, minggu ini kita dilayani oleh Kak Nala, lho. Dan dia bilang dia akan terus memberikan khotbah dalam 3 minggu berturut-turut mulai dari minggu ini! Whoa, guys you really can’t miss these sermons! Jadi pastikan datang terus ke ECC ya di hari Minggu.

Khotbah berjudul “Love Language” ini dibuka Kak Nala dengan sebuah quote:
THE WAY YOU TREAT GOD REFLECTS THE WAY YOU TREAT OTHERS.

Bagaimana kita memperlakukan Tuhan itu merefleksikan bagaimana kita memperlakukan orang lain. Inti dari ke-Kristenan sendiri adalah HUBUNGAN. Hubungan antara manusia dengan Tuhan serta di sisi lain hubungan antara manusia dengan manusia lainnya. Seperti tertulis dalam kitab Matius, yang pasti sebagian besar dari kita sudah sering membaca dan mendengar isi firman ini.

Matius 22 : 37-39
Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

Tahukah kalian bahwa ayat tersebut merupakan intisari dari seluruh ayat di Alkitab? Kak Nala berkata bahwa jika Alkitab ini kita blender, dijadikan jus, lalu disaring, sari dari seluruh Alkitab tersebut adalah ayat Matius 22 : 37-39 ini. Tapi jangan coba-coba blender Alkitab-nya beneran, ya..ini hanya perumpamaan. J


Dalam ayat tersebut dituliskan bahwa mengasihi Tuhan perlu dilakukan dalam tiga lapisan. Yang pertama adalah dengan SEGENAP HATI. Segenap hati bicara soal adanya usaha (tindakan). Orang yang mengasihi hanya di mulut dan tidak dengan hati dapat dengan jelas terlihat perbedaannya dengan orang yang mengasihi sepenuhnya dengan hati. Hal itu terlihat dari tindakannya atau usahanya. Seberapa besar usaha yang sudah kita lakukan untuk Tuhan?
Yang kedua tertulis dengan SEGENAP JIWA. Jiwa berbicara soal emosi. Seseorang yang mengasihi dengan segenap jiwa akan terlihat dari ekspresi dan ungkapan emosinya. Tuhan memerlukan emosi kita. Mengangkat tangan ketika menyembah Tuhan merupakan salah satu cara mengungkapkan emosi terhadap Tuhan.
Yang ketiga adalah dengan SEGENAP AKAL BUDI. Kita tidak bisa mengasihi hanya dengan mengandalkan emosi atau perasaan saja, namun dengan rasio (pikiran) juga. Persembahkan segala kecerdasan, kemampuan, ataupun skill kita untuk Tuhan. Salah satu cara termudah menggunakan rasio untuk mengasihi adalah tidak datang terlambat ke gereja dengan cara memperhitungkan waktu bangun, persiapan, dan situasi perjalanan yang akan dilalui dari tempat berangkat (rumah) sampai ke gereja. Jika melalui jalan A di hari Minggu pasti macet, jangan lewat jalan itu. Jika hendak berdandan, bangunlah lebih pagi, dsb. Emotion is not enough, get wisdom.

Bisa mengasihi Tuhan dalam tiga lapisan tersebut, maka kita juga bisa mengasihi orang lain. Namun ada pesan terpenting yang disampaikan dari ayat “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”, yaitu bahwa SEBELUM MENGASIHI ORANG LAIN, KASIHILAH DIRI SENDIRI TERLEBIH DAHULU. Karena kita tidak dapat mengasihi orang lain sebelum mengasihi diri sendiri dulu. Karena itu mengapa pemulihan gambar diri begitu penting. Buat kalian yang belum pulih gambar dirinya, ayo ikut ENCOUNTER, ya.

Nah, masuk ke inti khotbah hari ini, Kak Nala menyampaikan tentang apa saja love language yang bisa kita lakukan untuk mengungkapkan kasih kita pada Tuhan maupun orang lain:
1.            KETAATAN
Yohanes 14 : 21
Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.”

Dalam ayat itu tertulis jelas bahwa MELAKUKAN = MENGASIHI. Standar dalam mengasihi Tuhan adalah denngan memegang firman Tuhan dan melakukannya. Jadi, mengasihi Tuhan bisa dibuktikan dengan taat melakukan firman-Nya. Kata-kata “menyatakan diri-Ku” yang dikatakan Tuhan dalam ayat tersebut berarti bahwa Tuhan akan melakukan berbagai perbuatan yang nyata dalam hidup orang yang mengasihi (taat) kepada-Nya. Kasihi Tuhan dan rasakan mukjizatnya!

Efesus 6 : 1
Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian.

Taat bicara soal RESPECT. Hormat (respect) berbicara mengenai ada attitude dan sikap yang benar. Mengasihi Tuhan maupun manusia diperlukan sikap baik hati maupun tingkah laku yang benar. Bahasa kasih untuk Tuhan dan manusia dimulai dari KETAATAN yang akan membawa kita pada KEDISIPLINAN.

2.            PERTOBATAN
Yesaya 59 : 2
tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.

DOSA membuat manusia terpisah dengan Tuhan. DOSA yang membuat doa-doa manusia tidak terdengar oleh Tuhan. Tuhan tidak pernah pergi maupun menjauh ataupun memisahkan diri dari kita. Mungkin kita pun tidak. Tapi dosa-lah yang menjadikan terbentuknya tembok kokoh ataupun jurang besar di antara kita dan Tuhan. Karena itulah dibutuhkan adanya PERTOBATAN dari kita.
Mengasihi Tuhan berarti CEPAT UNTUK BERTOBAT. Pertobatan berbicara mengenai pemulihan hubungan. Pertobatan kita akan menghancurkan tembok dan menciptakan jembatan pada jurang antara kita dengan Tuhan. Ketika bertobat, sebutlah dosa mana yang sudah dilakukan. Minta ampun pada Tuhan dengan secraa spesifik menyebutkan dosa manakah yang sudah dilakukan. Sebisa mungkin hindari melakukan pertobatan secara klise seperti: “Ya, Tuhan ampuni segala dosa yang sudah saya lakukan hari ini..”

Yakobus 5 : 16
Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.

Pertobatan antara sesama manusia tertulis dalam kitab Yakobus di atas. Yaitu dengan saling mengaku dosa dan saling mendoakan. Hal tersebut akan menghasilkan pemulihan antara hubungan dua orang yang melakukannya, hubungan dua orang tersebut dengan Tuhan, dan menjadikan dua orang tersebut dua orang benar di hadapan Tuhan. Ada kekuatan yang sangat besar dalam doa dari dua orang yang sudah saling mengaku dosanya.

DOA YANG BISA TERDENGAR TUHAN ADALAH DOA YANG DILAKUKAN OLEH MANUSIA YANG SUDAH MEMILIKI HUBUNGAN YANG PULIH BAIK DENGAN SESAMANYA MAUPUN DENGAN TUHAN

3.            PERSEMBAHAN (GIFT)
Kasih sangat identik dengan pemberian atau persembahan atau hadiah. Sebelum memberi, kita pasti mencari tahu terlebih dahulu apa kesukaan dari orang yang akan kita beri. Tapi di sisi lain kita melihat juga kebutuhan dari orang tersebut. Jika orang tersebut menyukai buah durian tapi dia sedang sakit di RS, tidak mungkin kita tetap memaksa memberikan durian untuk dia. Jadi pasti untuk memberi kita melihat kesukaan dan kebutuhan dari pihak yang akan diberi. Hal yang sama juga berlaku jika kita hendak memberi untuk Tuhan.

Mazmur 100 : 2, 4
Beribadahlah kepada Tuhan dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak sorai!
Masuklah melalui pintu gerbangnya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya!

Tuhan menyukai dan mengingini persembahan berupa puji-pujian dan penyembahan yang penuh akan sorak sorai dan puji syukur.

Selain puji-pujian dan nyanyian, Tuhan juga sangat menyukai LIVING SACRIFICE.

Roma 12 : 1
Karena itu, saudara-sudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, seupaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.

Persembahan yang hidup berarti kita menyerahkan tubuh kita untuk Tuhan sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan. Bukan berarti kita bunuh diri untuk Tuhan, namun maksudnya adalah dengan melakukan pelayanan. Lakukan sesuatu untuk Tuhan. Cara yang paling sederhananya adalah dengan mengikuti kegiatan pelayanan di gereja.

Persembahan ketiga yang bisa diberikan bagi Tuhan adalah MATERI. Persembahan berupa materi merupakan bukti ekspresi dan tindakan kita untuk Tuhan. Materi itu bicara soal uang, properti, dll. Memberikan persembahan berupa materi untuk Tuhan, bukan untuk memperkaya gereja, namun untuk menunjukkan kasih kita pada Tuhan mulai dari hal terkecil dalam hidup kita, yaitu materi. Persembahan materi juga membuktikan kasih kita pada Tuhan melebihi kasih kita pada kekayaan duniawi.

Selain persembahan untuk Tuhan seperti sudah disebutkan di atas, Kak Nala juga menyampaikan persembahan yang bisa kita berikan untuk orang lain. Persembahan pertama adalah berupa APRESIASI.

Efesus 4 : 29
Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.

Hal termudah yang bisa dilakukan sebagai wujud kasih sayang kita pada orang lain adalah melalui apresiasi. Jangan keluarkan perkataan yang kotor maupun tidak membangun! Persembahan pertama yang bisa beri untuk orang lain adalah apresiasi. Dengan apresiasi orang lain akan menangkap kasih yang berikan baginya. Katakan pada orang lain bahwa ia berharga, ia pintar, ia sempurna, dsb yang membangun.

Hal kedua yang bisa dilakukan untuk orang lain adalah MEMBAGI HIDUP.

Kisah Para Rasul 2 : 44-45
Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.

Semua kepunyaan kita merupakan kepunyaan Tuhan, dan Tuhan kita adalah Tuhan dari semua orang, sehingga kepunyaan kita pada dasarnya adalah kepunyaan bersama. Jemaat pertama memahami dengan jelas prinsip tersebut sehingga seperti tertulis dalam ayat tersebut, mereka semua saling membagi hidup. Bagilah hidup kita dengan orang lain, salah satu caranya adalah dengan membagi apa yang menjadi milik kita dengan orang-orang sebagai wujud kasih kita pada mereka.

Jadi, sebagai akhir kata dan penutup dari ringkasan khotbah minggu ini, mari kita menyambut #FAST21 dengan hati, jiwa, dan akal budi yang semakin mengasihi Tuhan sehingga kasih tersebut juga terpancar dalam tindakan kita sehari-hari kepada sesama.

LOVING GOD. LOVING PEOPLE.

No comments: