ECC THE BRIDGE : THE POWER OF
CONFESSION
PELAYAN FIRMAN : KAK NALA (PS. NALA WIDYA)
30 OKTOBER 2011
Akhir bulan Oktober! Wow..gak kerasa juga ya. Sebentar lagi udah mau Natal
ECC lagi, nih. Jangan lupa ya buat The Bridge buat semuanya datang ke acara
Natal kita dan ajak semua teman-teman dan keluarga juga. :D Akhir bulan ini
kita dilayani oleh Kak Nala as our senior
pastor. Yuk kita baca aja ringkasannya. Happy
reading. (Ringkasan dibuat berdasarkan ibadah The Bridge Pelajar pukul
13.00)
Matius 16 : 13 – 15
Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea
Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: “Kata orang, siapakah Anak Manusia
itu?” Jawab mereka: “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang
mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari
para nabi.” Lalu Yesus bertanya kepada mereka: “Tetapi
apa katamu, siapakah Aku ini?”
Ayat tersebut secara jelas menampakkan
bahwa bagi Yesus yang terpenting bukanlah siapa Dia di mata dunia ataupun orang
lain, tapi yang terpenting bagi-Nya adalah siapa Yesus bagi KITA, anak-anak-Nya.
Matius 16 : 16
Maka jawab Simon Petrus: “Engkau
adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!”
Matius 16 : 18
Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau
adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan
alam maut tidak akan menguasainya.
Simon Petrus adalah satu dari murid-murid
Yesus yang pada ayat tersebut mengakui dengan mulutnya bahwa Yesus adalah
Tuhan. Itulah yang menjadi alasan mengapa Petrus dalam perjalanan hidupnya
mati-matian melakukan segala sesuatunya untuk Tuhan. Karena ia mengakui bahwa
Yesus bukanlah sekedar manusia biasa, tapi Ia adalah Tuhan yang hidup. Mesias.
Juruselamat. Dan hal yang sama akan terjadi juga pada kita. Jika kita mengakui
dengan mulut kita bahwa Yesus adalah juruselamat dan Tuhan dari hidup kita,
maka setiap tindakan kita akan mengarah pada pernyataan bahwa Yesus memang
adalah Tuhan kita. Tapi pertanyaan yang muncul adalah ketika setiap tindakan
kita tidak menunjukkan hal tersebut. Mungkin saja kita belum mengakui Yesus
adalah Tuhan. Ayo, kita cek diri kita masing-masing.
Dikarenakan pengakuan dari Simon
tersebut, pada saat itu juga ia mengalami yang disebut sebagai ENCOUNTER dengan Tuhan. Encounter atau pertemuan Simon secara
pribadi dengan Tuhan tersebut membawa perubahan besar pada pribadi Simon. Ia
berubah dari Simon menjadi Petrus.
Nama secara tidak langsung berhubungan
erat dengan sifat yang dimiliki pemilik nama tersebut. Arti dari nama Simon
adalah ilalang; rumput yang bergoyang. Atau jika kita sebut nama ‘Simon’
sebagai metafora, pada ayat ini ‘Simon’ yang dimaksud adalah siapa kita menurut orang lain. Tapi setelah
pengakuan Simon yang menjadi titik encounter-nya
dengan Tuhan, ia bukanlah lagi Simon, tetapi Petrus. Apa arti dari Petrus?
Petrus adalah batu karang yang teguh. Atau dalam arti metafora di sini, Petrus
adalah SIAPA KITA MENURUT TUHAN.
JADI YANG
TERPENTING BUKANLAH SIAPA KITA DI MATA ORANG LAIN, TAPI SIAPA KITA DI MATA
TUHAN
Matius 16 : 19
Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan
terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.
Encounter
tersebut bahkan membawa Tuhan
memberikan kunci Kerajaan Sorga pada Petrus. Apakah yang dimaksud dengan kunci
Kerajaan Sorga tersebut? Kak Nala mengatakan bahwa kunci Kerajaan Sorga yang
diberikan Tuhan adalah OTORITAS. Oleh sebab itu, ketika kita mengalami encounter dengan Tuhan, Ia akan
memberikan pada kita otoritas yang pasti membawa kita pada kesuksesan.
Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana
caranya untuk bisa mencapai kesuksesan tersebut? Kak Nala dengan sistematis
membagikan 3 KUNCI DASAR KESUKSESAN:
- THE POWER OF REVELATION
Revelation atau pewahyuan adalah mengenai: APA, MENGAPA,
BAGAIMANA, dan KAPAN. Pewahyuan yang kita terima dari Tuhan menjelaskan siapa kita dan apa yang harus kita lakukan. Dan ketika
menerima wahyu dari Tuhan, kita harus terus mencari tahu semua tentang wahyu
tersebut sampai detil (keempat pertanyaan di atas harus terjawab semua). Karena
jika kita tidak mendapat satu saja jawaban dari empat pertanyaan tersebut,
segala sesuatunya bisa menjadi SALAH. Padahal seharusnya wahyu Tuhan adalah
tepat dan benar.
- THE POWER OF VISUALIZATION
CAN YOU SEE YOURSELF?
Jika kita memiliki sebuah mimpi, visualisasikanlah hal
tersebut. If you cannot see it, you cannot have it. Mengapa? Karena ada kuasa dalam sebuah visualisasi.
Jika salah satu dari kalian ingin menjadi penyanyi, visualisasikanlah diri
kallian ketika di atas panggung, seperti apa konser yang ingin kalian
tampilkan, dan bagaimana cover albumnya. Jika ingin menjadi seorang bussinessman, sering-seringlah menatap
diri di cermin dengan suit atau jas
ala seorang pebisnis muda yang sukses, lihatlah diri kalian duduk di kursi
nyaman dengan meja kerja yang luas. Dan berbagai visualisasi lainnya yang bisa
kita selalu bayangkan tentang seperti apa diri kita mau menjadi di masa depan.
ADA KUASA DALAM VISUALISASI
Banyak orang yang memiliki cita-cita, tapi ketika
disuruh membayangkan tentang kesuksesan mereka di masa depan, mereka tidak
berani, mereka bilang itu terlalu tinggi. Mereka bilang mereka takut. Tapi
sekali lagi, if you cannot see it, you
cannot have it. Mimpikan, visualisasikan, dan kejar. Jika kita tidak dapat
membayangkan gambaran tentang suatu cita-cita, mungkin cita-cita tersebut
memang bukan untuk kita capai. Mari sekali lagi kita cek.
- THE POWER OF CONFESSION
Amsal 18 : 21
Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa
suka menggemakannya, akan memakan buahnya.
“Hidup dan mati dikuasai lidah.” Hal ini membuktikan
bahwa cukup hanya dengan satu kata saja yang salah bisa menghancurkan kita. Hidup
seseorang bisa hancur karena mengatakan satu kata yang tidak perlu seperti
umpatan kasar, ejekan, mengatai orang lain, mengeluh, kata-kata kasar yang
tidak perlu, dsb. Tapi hidup seseorang juga bisa hancur karena tidak mengatakan
satu kata yang perlu seperti ‘punteun’,
‘permisi’, salam hormat pada yang lebih tua, sapaan pada seorang kerabat, ‘terima
kasih’, ‘maaf’, ‘tolong’, dsb. Kata-kata
memiliki kuasa dan sebagai buktinya, bahkan Tuhan menciptakan langit dan bumi
serta segala isinya hanya dengan perkataan (firman).
Kejadian 1 : 1 – 3
Pada mulanya Allah menciptakan langit
dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya,
dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Berfirmanlah Allah: “Jadilah
terang.” Lalu terang itu jadi.
Roh Kudus itu ada di tengah-tengah kita. Ia
menanti-nantikan waktu di mana kita mengucapkan sesuatu. Itu sebabnya mengapa
kata-kata memiliki kuasa. Jika kita mengatakan,”saya bisa!” maka Roh Kudus akan
bekerja dan langsung memberikan kita kekuatan untuk bisa. Tapi jika kita
mengatakan,”saya tidak sanggup...” maka Roh Kudus yang sama akan bekerja juga
dan kita memang tidak akan pernah sanggup. Semua kunci terdapat pada lidah
kita.
Mazmur 33 : 6
Oleh firman Tuhan langit telah
dijadikan, oleh nafas dari mulut-Nya
segala tentaranya.
NAFAS dalam bahasa Ibrani disebut dengan Roo’-akh yang memiliki arti yaitu wind, by resemblance breath, SPIRIT. Setiap
kita berbicaram ada nafas juga yang keluar dari mulut kita. Dan di dalamnya
terdapat juga spirit atau roh yang
akan bekerja sesuai dengan apa yang diperkatakan.
THAT IS WHY WHEN WE PRAY WE HAVE TO
SAY IT!
SAY IT!! Yesus
tidak pernah mengajak kita berdoa dengan cara telepati. Walaupun Tuhan mengerti
apa yang dikatakan maupun apa yang tidak terkatakan, namun kita harus tetap
MENGATAKANNYA saat berdoa pada-Nya. Mengapa?
KARENA DALAM KATA-KATA ADA ROH YANG BEKERJA.
Ibrani 11 : 3
Karena iman kita mengerti, bahwa alam
semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah
terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat.
KATA-KATA
ADALAH FRAME KEHIDUPAN
Apa itu frame? Frame à your word
will create your world and create the atmosphere. Kata-kata kita menciptakan dunia kita dan bagaimana
atmosfer di dalamnya. Sama seperti frame (bingkai)
sebuah foto, seberapa besar bingkai tersebut menentukan seberapa besar foto
yang diambil, seperti apa gayanya, dan seberapa banyak yang bisa ditangkap
dalam foto tersebut, begitu juga dengan kehidupan kita. Seperti apa bingkai
kehidupan kita yang ditentukan dari perkataan kita, menentukan juga seperti apa
isi kehidupan kita, nilai kehidupan kita, besarnya pengaruh kehidupan kita,
seberapa banyak yang bisa dihasilkan dari kehidupan kita, dan seperti apa
atmosfer dari hidup kita.
Kata-kata membentuk atmosfer. Segala hal
yang kita katakan memberi pengaruh pada lingkungan di sekitar kita. Memberi
warna dalam atmosfer yang menentukan juga seperti apa orang-orang yang akan
berada di sekitar kita.
Di akhir khotbahnya, Kak Nala memberikan sebuah quote untuk kita semua sebagai penutup:
“People judge you when you open your mouth,they do not care about how you look or how sharp you dress.”
Seperti apa kita dinilai melalui perkataan-perkataan yang
keliar dari mulut kita, bukan penampilan kita. Jadi mulai saat ini, The Bridge,
mari kita menjaga setiap perkataan yang keluar dari mulut kita. Bukan untuk
sekedar menjadi berkat bagi orang lain, tapi juga untuk membangun kehidupan
kita sendiri. Jesus bless us!
No comments:
Post a Comment