Monday, October 31, 2011

ECC THE BRIDGE : THE POWER OF CONFESSION


ECC THE BRIDGE : THE POWER OF CONFESSION
PELAYAN FIRMAN : KAK NALA (PS. NALA WIDYA)
30 OKTOBER 2011

Akhir bulan Oktober! Wow..gak kerasa juga ya. Sebentar lagi udah mau Natal ECC lagi, nih. Jangan lupa ya buat The Bridge buat semuanya datang ke acara Natal kita dan ajak semua teman-teman dan keluarga juga. :D Akhir bulan ini kita dilayani oleh Kak Nala as our senior pastor. Yuk kita baca aja ringkasannya. Happy reading. (Ringkasan dibuat berdasarkan ibadah The Bridge Pelajar pukul 13.00)
Matius 16 : 13 – 15
Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Jawab mereka: “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.” Lalu Yesus bertanya kepada mereka: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?”
Ayat tersebut secara jelas menampakkan bahwa bagi Yesus yang terpenting bukanlah siapa Dia di mata dunia ataupun orang lain, tapi yang terpenting bagi-Nya adalah siapa Yesus bagi KITA, anak-anak-Nya.
Matius 16 : 16
Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!”
Matius 16 : 18
Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.
Simon Petrus adalah satu dari murid-murid Yesus yang pada ayat tersebut mengakui dengan mulutnya bahwa Yesus adalah Tuhan. Itulah yang menjadi alasan mengapa Petrus dalam perjalanan hidupnya mati-matian melakukan segala sesuatunya untuk Tuhan. Karena ia mengakui bahwa Yesus bukanlah sekedar manusia biasa, tapi Ia adalah Tuhan yang hidup. Mesias. Juruselamat. Dan hal yang sama akan terjadi juga pada kita. Jika kita mengakui dengan mulut kita bahwa Yesus adalah juruselamat dan Tuhan dari hidup kita, maka setiap tindakan kita akan mengarah pada pernyataan bahwa Yesus memang adalah Tuhan kita. Tapi pertanyaan yang muncul adalah ketika setiap tindakan kita tidak menunjukkan hal tersebut. Mungkin saja kita belum mengakui Yesus adalah Tuhan. Ayo, kita cek diri kita masing-masing.

Dikarenakan pengakuan dari Simon tersebut, pada saat itu juga ia mengalami yang disebut sebagai ENCOUNTER dengan Tuhan. Encounter atau pertemuan Simon secara pribadi dengan Tuhan tersebut membawa perubahan besar pada pribadi Simon. Ia berubah dari Simon menjadi Petrus.
Nama secara tidak langsung berhubungan erat dengan sifat yang dimiliki pemilik nama tersebut. Arti dari nama Simon adalah ilalang; rumput yang bergoyang. Atau jika kita sebut nama ‘Simon’ sebagai metafora, pada ayat ini ‘Simon’ yang dimaksud adalah siapa kita menurut orang lain. Tapi setelah pengakuan Simon yang menjadi titik encounter-nya dengan Tuhan, ia bukanlah lagi Simon, tetapi Petrus. Apa arti dari Petrus? Petrus adalah batu karang yang teguh. Atau dalam arti metafora di sini, Petrus adalah SIAPA KITA MENURUT TUHAN.

JADI YANG TERPENTING BUKANLAH SIAPA KITA DI MATA ORANG LAIN, TAPI SIAPA KITA DI MATA TUHAN
Matius 16 : 19
Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.

Encounter tersebut bahkan membawa Tuhan memberikan kunci Kerajaan Sorga pada Petrus. Apakah yang dimaksud dengan kunci Kerajaan Sorga tersebut? Kak Nala mengatakan bahwa kunci Kerajaan Sorga yang diberikan Tuhan adalah OTORITAS. Oleh sebab itu, ketika kita mengalami encounter dengan Tuhan, Ia akan memberikan pada kita otoritas yang pasti membawa kita pada kesuksesan.

Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana caranya untuk bisa mencapai kesuksesan tersebut? Kak Nala dengan sistematis membagikan 3 KUNCI DASAR KESUKSESAN:
  1. THE POWER OF REVELATION
Revelation atau pewahyuan adalah mengenai: APA, MENGAPA, BAGAIMANA, dan KAPAN. Pewahyuan yang kita terima dari Tuhan menjelaskan siapa kita dan apa yang harus kita lakukan. Dan ketika menerima wahyu dari Tuhan, kita harus terus mencari tahu semua tentang wahyu tersebut sampai detil (keempat pertanyaan di atas harus terjawab semua). Karena jika kita tidak mendapat satu saja jawaban dari empat pertanyaan tersebut, segala sesuatunya bisa menjadi SALAH. Padahal seharusnya wahyu Tuhan adalah tepat dan benar.
  1. THE POWER OF VISUALIZATION
CAN YOU SEE YOURSELF?
Jika kita memiliki sebuah mimpi, visualisasikanlah hal tersebut. If you cannot see it, you cannot have it. Mengapa? Karena ada kuasa dalam sebuah visualisasi. Jika salah satu dari kalian ingin menjadi penyanyi, visualisasikanlah diri kallian ketika di atas panggung, seperti apa konser yang ingin kalian tampilkan, dan bagaimana cover albumnya. Jika ingin menjadi seorang bussinessman, sering-seringlah menatap diri di cermin dengan suit atau jas ala seorang pebisnis muda yang sukses, lihatlah diri kalian duduk di kursi nyaman dengan meja kerja yang luas. Dan berbagai visualisasi lainnya yang bisa kita selalu bayangkan tentang seperti apa diri kita mau menjadi di masa depan.
ADA KUASA DALAM VISUALISASI
Banyak orang yang memiliki cita-cita, tapi ketika disuruh membayangkan tentang kesuksesan mereka di masa depan, mereka tidak berani, mereka bilang itu terlalu tinggi. Mereka bilang mereka takut. Tapi sekali lagi, if you cannot see it, you cannot have it. Mimpikan, visualisasikan, dan kejar. Jika kita tidak dapat membayangkan gambaran tentang suatu cita-cita, mungkin cita-cita tersebut memang bukan untuk kita capai. Mari sekali lagi kita cek.
  1. THE POWER OF CONFESSION
Amsal 18 : 21
Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.
“Hidup dan mati dikuasai lidah.” Hal ini membuktikan bahwa cukup hanya dengan satu kata saja yang salah bisa menghancurkan kita. Hidup seseorang bisa hancur karena mengatakan satu kata yang tidak perlu seperti umpatan kasar, ejekan, mengatai orang lain, mengeluh, kata-kata kasar yang tidak perlu, dsb. Tapi hidup seseorang juga bisa hancur karena tidak mengatakan satu kata yang perlu seperti ‘punteun’, ‘permisi’, salam hormat pada yang lebih tua, sapaan pada seorang kerabat, ‘terima kasih’, ‘maaf’, ‘tolong’, dsb.  Kata-kata memiliki kuasa dan sebagai buktinya, bahkan Tuhan menciptakan langit dan bumi serta segala isinya hanya dengan perkataan (firman).

Kejadian 1 : 1 – 3
Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Berfirmanlah Allah: “Jadilah terang.” Lalu terang itu jadi.
Roh Kudus itu ada di tengah-tengah kita. Ia menanti-nantikan waktu di mana kita mengucapkan sesuatu. Itu sebabnya mengapa kata-kata memiliki kuasa. Jika kita mengatakan,”saya bisa!” maka Roh Kudus akan bekerja dan langsung memberikan kita kekuatan untuk bisa. Tapi jika kita mengatakan,”saya tidak sanggup...” maka Roh Kudus yang sama akan bekerja juga dan kita memang tidak akan pernah sanggup. Semua kunci terdapat pada lidah kita.
Mazmur 33 : 6
Oleh firman Tuhan langit telah dijadikan, oleh nafas dari mulut-Nya segala tentaranya.
NAFAS dalam bahasa Ibrani disebut dengan Roo’-akh yang memiliki arti yaitu wind, by resemblance breath, SPIRIT. Setiap kita berbicaram ada nafas juga yang keluar dari mulut kita. Dan di dalamnya terdapat juga spirit atau roh yang akan bekerja sesuai dengan apa yang diperkatakan.
THAT IS WHY WHEN WE PRAY WE HAVE TO SAY IT!
SAY IT!! Yesus tidak pernah mengajak kita berdoa dengan cara telepati. Walaupun Tuhan mengerti apa yang dikatakan maupun apa yang tidak terkatakan, namun kita harus tetap MENGATAKANNYA saat berdoa pada-Nya. Mengapa? KARENA DALAM KATA-KATA ADA ROH YANG BEKERJA.

Ibrani 11 : 3
Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat.

KATA-KATA ADALAH FRAME KEHIDUPAN

Apa itu frame? Frame à your word will create your world and create the atmosphere. Kata-kata kita menciptakan dunia kita dan bagaimana atmosfer di dalamnya. Sama seperti frame (bingkai) sebuah foto, seberapa besar bingkai tersebut menentukan seberapa besar foto yang diambil, seperti apa gayanya, dan seberapa banyak yang bisa ditangkap dalam foto tersebut, begitu juga dengan kehidupan kita. Seperti apa bingkai kehidupan kita yang ditentukan dari perkataan kita, menentukan juga seperti apa isi kehidupan kita, nilai kehidupan kita, besarnya pengaruh kehidupan kita, seberapa banyak yang bisa dihasilkan dari kehidupan kita, dan seperti apa atmosfer dari hidup kita.
Kata-kata membentuk atmosfer. Segala hal yang kita katakan memberi pengaruh pada lingkungan di sekitar kita. Memberi warna dalam atmosfer yang menentukan juga seperti apa orang-orang yang akan berada di sekitar kita.



Di akhir khotbahnya, Kak Nala memberikan sebuah quote untuk kita semua sebagai penutup:

“People judge you when you open your mouth,they do not care about how you look or how sharp you dress.”

Seperti apa kita dinilai melalui perkataan-perkataan yang keliar dari mulut kita, bukan penampilan kita. Jadi mulai saat ini, The Bridge, mari kita menjaga setiap perkataan yang keluar dari mulut kita. Bukan untuk sekedar menjadi berkat bagi orang lain, tapi juga untuk membangun kehidupan kita sendiri. Jesus bless us!

No comments: