Sunday, October 23, 2011

ECC THE BRIDGE : FOUR SEASON OF CHRISTIANITY

ECC THE BRIDGE : FOUR SEASON OF CHRISTIANITY
PELAYAN FIRMAN : PS. TROY MARSHALL
23 OKTOBER 2011
We meet again on this final day of our #FAST21 movement! Have you, guys finish this #FAST21 with a stronger passion, stronger character, and stronger spirit? We all hope so! Rasanya sangat menyenangkan untuk mengakhiri puasa kita ini. Tidak hanya karena mulai besok kita bisa makan dan minum tanpa ada halangan lagi, tapi terlebih dari hal itu, semuanya karena kita sudah memenuhi komitmen kita pada Tuhan untuk berpuasa selama 21 hari. Oleh sebab itu, mari kita rayakan hari terakhir berpuasa ini dengan firman yang langsung datang dari Pastor Troy Marshall. (ringkasan ini dibuat berdasarkan ibadah raya The Bridge pkl. 07.30)

Apakah tragedi terburuk yang bisa dialami oleh manusia? Ps. Troy menyatakan bahwa tragedi terburuk bagi seseorang adalah:
PEOPLE HAVE SIGHT, BUT HAVE NO VISION

Dapat melihat, tapi tidak memiliki visi. Seorang manusia dapat melihat apa yang terjadi dengan matanya tapi ia tidak memiliki visi dari Tuhan tentang apa yang sedang terjadi, ini adalah sebuah tragedi. Dengan berjalan bersama Tuhan, tidak cukup bagi seseorang untuk menemukan karir pekerjaannya di dunia maupun panggilannya. Di atas semuanya itu, visi adalah mengenai pengetahuan tentang segala hal yang sedang Tuhan kerjakan dalam hidup kita.
Percayalah bahwa Tuhan kita tidak menginginkan kita, anak-anak-Nya, kebingungan mengenai apa yang menjadi visi-Nya atas hidup kita. Seringkali kita kebingungan dan ragu tentang visi Tuhan tersebut. Tapi sebenarnya, Tuhan menginginkan segalanya menjadi jelas untuk kita.


Pada Lukas 24 kita dapat melihat bahwa pada perikop tersebut mengisahkan pada masa ketika Yesus sudah disalibkan dan mati. Ketika Yesus sudah disalibkan tersebut, murid-murid-Nya menyebar ke segala penjuru dan mereka merasa KEBINGUNGAN. Pemimpin mereka, yaitu Yesus, yang mereka percaya sepenuhnya, telah mati di atas kayu salib. Murid-murid Yesus semasa hidup-Nya sudah melihat orang mati dibangkitkan, orang sakit disembuhkan, orang lumpuh berjalan, dan berbagai keajaiban Tuhan lainnya. Tapi sekarang Yesus mati. Semua tumpuan harapan mereka hilang.
Di samping itu, kitab suci pada masa itu menyatakan bahwa “Terkutuklah setiap mereka yang disalibkan!” Murid-murid Yesus menjadi sangat bingung. Yesus yang mereka percaya suci, Anak domba Allah. Tapi disalibkan dan mati dalam kutuk.
Lukas 24 : 13

Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem,


Lukas 24 : 15

Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan BERTUKAR PIKIRAN, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka.

Kata “BERTUKAR PIKIRAN” di ayat ke-15 tersebutlah yang menjadi masalah. Ps. Troy mengingatkan kita untuk berhati-hati dengan pikiran kita sendiri. Seringkali kita, manusia, berusaha memahami Tuhan dengan pikiran manusia kita yang terbatas. Seringkali juga kita berusaha memahami apa yang terjadi pada diri kita dan menghubungkannya dengan rencana Tuhan dengan pikiran manusia kita yang terbatas. Sebagaimanapun kita mencoba untuk mendapat pengetahuan maupun pemahaman tentang Tuhan dan seperti Tuhan, kita tidak akan bisa. Jangan mencoba untuk memikirkan pekerjaan Tuhan dengan segala keterbatasan kita.


Lukas 24 : 16

Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia.



Lukas 24 : 17

Yesus berkata kepada mereka: “Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?” Maka berhentilah mereka dengan muka muram.


Lukas 24 : 25
Lalu Ia berkata kepada mereka: “Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi!


Dari ayat-ayat tersebut dapat kita lihat bahwa murid-murid Yesus tidak mengerti MENGAPA Yesus harus disalibkan. Dan karena pemikiran mereka sendiri yang berusaha untuk memahami segala hal tersebut, mereka kehilangan visi mereka untuk melihat Tuhan.

Praktik kehidupan pada dasarnya sama dengan menulis. Kita harus menempatkan konten (isi) pada konteks (keadaan, hubungan kata-kata). Sebagai manusia, kita perlua menempatkan segala hal yang terjadi dalam hidup kita (konten) kepada alasan mengapa segala hal tersebut terjadi. Kita perlu mengerti mengapa sesuatu terjadi dalam hidup kita. Kebingungan yang dialami murid-murid Yesus disebabkan mereka tidak mengerti mengapa Yesus mati di atas kayu salib. Pada peristiwa tersebut, kontennya adalah Yesus disalib. Dan apakah konteksnya? Konteksnya adalah bahwa Yesus harus mati di atas kayu salib. Jika murid-murid mengerti akan hubungan konten dan konteks tersebut, mereka tidak akan kehilangan visi mereka.

Lukas 24 : 30-31 
Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka. Ketika itu terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka.

Dari ayat tersebut tentunya dapat kita lihat bahwa ada visi yang dipulihkan. Akhirnya muncul pertanyaan: WHY ONLY WITH THIS SIMPLE ACT THEY ALL CAN SEE?
Apa yang Tuhan lakukan sampai mereka menjadi bisa melihat?

  1. He took the bread
  2. He blessed it
  3. He broke it
  4. He gave it
Keempat hal yang Tuhan lakukan hingga murid-murid-Nya dipulihkan visinya ternyata merupakan empat musim dalam ke-Kristenan. Inilah yang Ps. Troy hendak sampaikan pada kita.


Musim I – He took us
Pada musim ini adalah musim di mana kita pertama kali mengenal Yesus sebagai juruselamat. Di musim ini Tuhan mengambil kita sebagai anak-Nya dan menyelamatkan kita. Ia mengangkat kita dari kegelapan menuju pada kerajaan-Nya. Di musim ini Tuhan benar-benar menjadi juruselamat kita dengan menyelamatkan kita dari semua hal-hal negatif yang ada di dunia yang pernah kita alami. 



Musim II – He bless us 
Di musim ini, Tuhan memberkati kita. Pernahkah merasa sesudah kita bertemu Yesus, bertobat, dan diselamatkan oleh-Nya, hidup kita rasanya begitu mudah, begitu diberkati, semua doa kita dijawab dan terjawab. Hidup kita serasa jauh dan jauh lebih indah. Dan di musim ini, rasanya kita berada sangat dekat dengan Tuhan. Menjadi orang kepercayaan Tuhan. Kita tahu apa yang Ia rasakan dan Ia mengerti kita juga. Dan seringkali di musim ini, orang-orang mulai memuja Tuhan dan rasanya rela menyerahkan segala sesuatunya untuk Tuhan. “Lord, use me!”, begitu kata mereka yang berada di musim ini. Because everything seems so wonderful at this moment.

Musim III – He break us 

Sampai masuklah pada musim ketiga, situasi berubah drastis pada kehidupan manusia. Banyak tekanan datang, masalah beruntun, kegagalan demi kegagalan dialami oleh manusia. Tuhan rasanya tidak mendengar maupun menjawab doa kita, Tuhan rasanya jauh dari kita. Pada masa inilah kita sedang dipecah-pecahkan oleh Tuhan.

Di masa ini banyak manusia mulai menyalahkan dirinya sendiri. Merasa apakah mereka sudah berbuat dosa, apakah mereka sudah mendukakan Roh Kudus, apakah Tuhan meninggalkan mereka, atau apakah mereka sudah mundur dalam ke-Kristenan mereka, dsb. Tapi tenanglah...Ps. Troy mengatakan untuk kita untuk jangan takut. IT IS JUST A DIFFERENT SEASON. Pada masa ini, Tuhan memperlengkapi kita untuk kita dapat sampai pada panggilan tertinggi kita. Musim dan langkah ini, harus dilalui oleh kita. Banyak anak-anak Tuhan yang memilih untuk tetap tinggal dalam musim ‘berkat’ saja (musim kedua), tapi Ps. Troy berkata pada kita untuk kita tidak hanya mau menerima berkatnya saja. Tetaplah berjalan bersama Tuhan.

Pada musim ini manusia dibentuk dan dipaksa untuk mati secara kedagingan. Rasanya pasti sakit dan tidak menyenangkan. Namun kembali lagi pada konten dan konteks, kita harus mengetahui MENGAPA kita harus mati secara daging, mengapa kita harus hancur, mengapa harus terdapat banyak tekanan dalam hidup kita. Kita yang memilih untuk berserah pada Tuhan atau Tuhan yang akan membuat kita menyerah. Musim ini memang harus dilalui oleh setiap orang Kristen. Namun keputusan untuk membuat proses pemecahan ini berlangsung cepat atau lama, semua ada di tangan kita. Bagaimana caranya untuk membuat proses ini terasa cepat dan sederhana? Ps. Troy menjawabnya dengan satu kata: BERSERAHLAH. Berserahlah pada Tuhan! Jangan hanya meminta pada Tuhan. Kristus bukanlah alat, Ia adalah Tuhan, Raja dari segala raja. Hanya ada satu kunci untuk dapat melalui musim pemecahan ini, yaitu DIE TO YOURSELF (BERSERAH).

Kita tidak hanya dapat fokus pada berkat saja. Karena semua hal ini bukan tentang berkat personal kita saja. Tapi ini tentang keluarga yang diubahkan, kota yang diubahkan, negara yang diubahkan, berkat bagi generasi, menjadi dampak bagi dunia. Ini mengenai hal-hal yang jauh lebih besar! Jika ini semua hanya mengenai diri kita sendiri saja, itu membuktikan bahwa kita sedang mengalami tragedi terburuk bagi manusia. Bisa melihat tapi tidak memiliki visi.

Ketika musim ini datang, seharusnya kita bersukacita karena pada akhirnya kita jadi tahu dan mengerti mengapa segala kesulitan demi kesulitan yang kita alami terjadi. Matilah dan biarkan Kristus hidup melalui kita! Mengertilah akan konteksnya maka we can make this process shorten.

Mungkin banyak dari kita merasa tidak percaya pada diri sendiri. Kita merasa tidak ada hal yang bagus dari diri kita. Setiap kita bercermin, kita tidak melihat hal-hal yang baik dan itu membuat kita muak. Kita merasa tidak ada hal yang bisa dibanggakan dari diri kita. Kita merasa tidak ada pencapaian apa-apa yang sudah kita lakukan. Dan berbagai hal negatif yang kita lihat dalam diri kita. Tapi Yesus tidak melihat hal seperti itu. God sees the power inside us and He believes it. Dia percaya pada kita. Bahkan jika kita tidak percaya, Ia akan tetap percaya. Tuhan melihat konteks dari hidup kita dan bukannya seperti kita yang hanya melihat kontennya saja. Melalui musim ini Ia akan mengubah cara pandang kita bahkan tentang diri kita sendiri.

QUIT FIGHTING AND STOP ASKING

Lewati musim ini  dengan berserah karena Yesus tetap bersama-sama dengan kita walaupun kita mungkin tidak dapat melihat, merasakan, ataupun mendengar Dia di musim ini. Tapi ketahuilah, Ia tetap dan selalu ada bersama dengan kita. Jesus had to do this.


Musim IV – Gave it

Musim akhir ini adalah musim di mana akhirnya kita sampai di titik di mana kita dapat menyerahkan semua yang kita punya. Di musim ini pun terdapat berkat, kemakmuran, dan breakthrough yang lebih melimpah yang Tuhan bisa berikan pada kita. Tuhan ingin memberkati kita secara melimpah-limpah seperti ini, namun terdapat musim-musim yang harus dilewati oleh kita sebagai anak-anak-Nya. Oleh sebab itu, untuk memenuhi visi panggilan tertinggi Tuhan dan mencapai titik kedewasaan rohani yang lebih lagi serta berkat yang lebih besar yang Tuhan bisa percayakan untuk kita, KELUARLAH DARI ZONA NYAMAN kita di musim berkat dan melangkahlah ke musim pemecahan!


Contoh tokoh Alkitab yang berhasil melewati keempat musim ini : Yusuf dan Esther. Baca dan renungkan kisah mereka. :)

No comments: