Friday, December 3, 2010

ECC Morning Service : Obidience

Pelayan Firman: Rubin Oong
OBEDIENCE

“ Pemberontakan adalah ketika kita punya waktu, punya alasan dan punya kemampuan untuk melakukan apa yang diperintahkan kepada kita tetapi lebih memilih untuk tidak melakukannya.”

Mat 7:24
Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.


Abraham adalah salah satu orang paling sukses dan berkuasa yang pernah hidup di
dunia, tetapi meskipun demikian dia adalah orang yang sangat patuh pada Tuhan Allah, suatu hari Tuhan menyuruh Abraham untuk mengorbankan anaknya, Ishak. Hal itu tentu bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, dia pasti mengalami banyak tekanan dari berbagai sisi, Abraham memiliki kekayaan dan kekuasaan, tetapi dia hanya memiliki seorang anak, untuk menjadi penerusnya, dan itulah yang diminta Tuhan untuk dia jadikan sebagai korban bakaran.
Ketaatan Abraham kepada Tuhan sudah mencapai level “taat bodoh”, dia mematuhi semua perintah Tuhan kepadanya tanpa mempertanyakan apa-apa, dia sepenuhnya percaya.

Ibrani 5:7-9
Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.

5:8 Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,
5:9 dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya,

BEBERAPA PRINSIP DARI KETAATAN
KETAATAN MERUPAKAN PROSES PEMBELAJARAN

Ibrani 5:7 - Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.



Kita tahu proses ini berlangsung seumur hidup, setiap orang akan terus belajar tentang kehidupan sampai dia mati.
Kita bisa belajar “secara gratis”, yaitu ketika kita mendapat pelajaran dari orang lain, ketika kita mempelajari pengalaman yang dialami orang lain dalam kehidupannya tanpa pernah mengalaminya sendiri.
Selain itu kita juga bisa belajar “dengan mahal” ketika kita mengalami sendiri hal-hal buruk dan masalah yang terjadi dalam kehidupan kita, dan belajar mengetahui maksud dan tujuan Tuhan dalam proses itu. Belajar yang paling baik adalah belajar melalui penderitaan. Bahkan dalam ayat di atas mengatakan Yesus sendiri mengalami penderitaan dalam kehidupan-Nya di dunia, Yesus juga diproses melalui ratap tangis.

Daud adalah contoh lain orang yang memiliki ketaatan yang luar biasa. Ketika Daud muda, dia bekerja sebagai penggembala domba, melalui proses itulah Tuhan mempersiapkannya menjadi raja terbesar dalam sejarah bangsa Israel.


Tahukan anda berapa ekor domba yang biasa digembalkannya? Apakah 2000 - 3000 ekor ?! Ataukah 200 – 300 ekor ?! Alkitab mengatakan jumlah domba yang digembalakan 2-3 ekor, jumlah itu jelas bukanlah jumlah yang besar bagi seorang yang sedang dibentuk untuk menjadi seorang pemimpin dari sebuah bangsa, tatapi 2-3 ekor domba itu dijaganya dengan sepenuh hati dan keseriusan, bahkan Daud berkali-kali membahayakan hidupnya, dia bertarung dengan singa dan beruang untuk menjaga 2-3 domba tersebut.

Ketika sudah menjadi raja, Daud
terus menjadi orang yang taat kepada Tuhan, yamg menjalankan pemerintahannya berdasarkan kehendak Tuhan, membangun pemerintahannya di kamar doa selalu menanyakan setiap hal yang akan dilakukannya kepada Tuhan.
Daud adalah Raja bagi bangsa Israel, tetapi dia tidak menjadikan dirinya raja atas dirinya sendiri, melainkan menjadikan Tuhan sebagai raja atas dirinya.
Kalau mau mendapat jawaban, seringlah bertanya. Kualitas pertanyaan menentukan kualitas jawaban, bertanyalah sungguh-sungguh dalam setiap proses yang kita hadapi.


MAZ 119:71
Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu.
Statement dalam ayat ini menunjukan salah satu alasan mengapa Tuhan bekerja begitu hebat dalam kehidupan Daud. Daud bukanlah orang yang takut akan masalah, dia adalah orang yang berani, dia mengatakan “Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu. “

Tuhan mencari orang-orang yang berani seperti Daud, mereka yang mau proses dariNya, meskipun prosesnya menyakitkan.
Dalam masa-masa sulit kita bisa mengenal Tuhan lebih dalam, kita bisa semakin mengerti ketetapan-ketapannya, karena dalam masa-masa sulitlah muzizat Tuhan terjadi, no trouble no miracle, dalam penderitaan pemuridan akan berjalan dengan baik.

Waktu kita memutuskan diri menjadi orang Kristen, kita tidak sedang naik kapal pesiar, tetapi kita sedang naik kapal perang, dan tidak ada seorangpun yang mengatakan bahwa perang yang akan kita hadapi adalah perang yang ringan.
Kalau anda sedang berada dalam peperangan saat ini, bersukacita dan teruslah taat, karena dalam masa-masa sulitlah muzizat terjadi.
IBRANI 5:9 dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya,

KETAATAN MENGHASILKAN INSPIRASI
Tuhan tidak mencontohkan ketaatan melalui malaikat-malaikatnya, karena malaikat tidak memiliki keterbatasan, ketaatan hanya bisa ditunjukan oleh daging manusia yang terbatas, ketaatan hanya hanya bisa terjadi jika kita memiliki kebebasan untuk tidak taat.
Oleh sebab itu Allah mengirim Yesus untuk menjadi contoh yang sempurna dari sebuah ketaatan kepada Bapa. Seorang Allah pencipta langit dan bumi turun ke dunia, menjadi orang yang terbatas untuk memberikan inspirasi kepada dunia.Yesus tidak memberikan inspirasi melalui kekuatan dan kekuasaanNya. Dia memberikan inspirasi melalui ketaatannya kepada perintah Allah Bapa.

Pada saat berada di Taman Getsemani, Yesus sangat stress, sehingga pembuluh darahnya pecah, sehingga Ia berkeringat darah. Dia sangat ketakutan dan tertekan karena Dia mengetahui apa yang akan dialaminya. Dia tahu persis penderitaan dan rasa sakit yang akan dialaminya, tetapi selain itu dia juga memiliki kemampuan untuk menghentikan semua penderitaannya di kayu salib, menghancurkan semua orang yang akan menganiayanya.


Tetapi meskipun tahu Dia akan disiksa sampai mati, Yesus memutuskan untuk taat terhadap kehendak Allah, Dia tidak memilih untuk menggunakan kuasa-Nya untuk menghindari penderitaan yang akan dihadapinya. Itulah wujud dari ketaatan yang sempurna, tetap taat terhadap proses yang diberikan Allah kepada kita, meskipun kita bisa memilih dan memiliki kemampuan untuk berbuat sebaliknya.


Ketaatan itulah yang menginspirasi dunia, ketaatan Yesus dan para pengikut-pengikutnya membuat dunia terkagum-kagum dan percaya kepada-Nya. Ketaatan orang-orang Kristen kepada Allahnya akan mempengaruhi dunia, dan akan membuat dunia terinspirasi. Ispirasi lahir kalau kita taat kepada perintah Tuhan.


KETAATAN MENGHASILKAN OTORITAS
Ketika Yesus berada di atas kayu salib, Dia bisa saja menunjuakan kuasanya kepada semua orang di tempat itu, Dia bisa turun dari kayu salib, memerintahkan malaikat-malaikatnya untuk membunuh para prajurit yang menyalibkannya, membuat semua orang yang telah menghinanya menjadi bisu, bahkan dia bisa menjatuhkan pemerintahan yang ada pada saat itu dan menjadi mengangkat diriNya menjadi raja. Dia bisa saja mendapatkan kekuasaan dengan menggunakan demonstrasi kekuatan dan kuasa-Nya.

Dunia terbiasa dengan hal-hal seperti itu, dunia sangat terkesima dengan kekuatan dan kekuasaan, otoritas duniawi dibangun melalui kekuatan, tetapi Yesus tidak memilih itu, Yesus mendapatkan otoritasnya melalui ketaatan-Nya kepada Bapa, dia mengidentifikasikan diri-Nya melalui kayu salib.


Kuasa yang didemontrasikan Tuhan adalah ketika disakiti Dia tetap hidup benar, kuasa Tuhan ditunjukan melalui ketaatan dan kerendahan hati. Tuhan tidak menunjukan otoritasnya dengan kekerasan.

Kalau kita buat sesuatu yang dunia bisa buat, apa bedanya, kita harus buat sesuatu yang dunia tidak bisa buat. Milikilah ketaatan pada level yang ekstrim.
Ciri orang taat adalah orang yang berani mengambil resiko akibat dari ketaatannya. Maukah anda mengambil resiko untuk mematuhi perintah Tuhan. Orang taat tanahnya akan diberkati.

No comments: