Sunday, June 5, 2011

ECC THE BRIDGE : Spritual Atmosphere

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
The Bridge, apa kabar? Bulan Juni kita dibuka oleh khotbah dari ‘hot momma’ of the year yaitu Ka Essly. Adakah dari kalian yang merasakan bahwa bulan ini akan menjadi bulan yang sangat panas karena kita semua terbakar oleh api Tuhan? Saya merasakannya! Khotbah minggu ini sangat tajam, pedas, tangkas, dan menggerogoti hati. Tanpa pikir panjang lagi, ayo, dibaca ringkasan khotbah pertama di bulan Juni ini. 
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Seperti yang sudah kita ketahui bahwa Allah kita adalah Allah yang tritunggal. Tuhan kita adalah satu, tapi Ia ada dalam diri Yesus, Roh Kudus, maupun Bapa. Sudah sekian dekat kita mengenal Yesus dan Bapa melalui firman dan keseharian kita. Saat ini marilah kita mengenal dekat sosok Roh Kudus. Ka 
Essly mengatakan:
 
“Roh Kudus adalah seorang pribadi yang sangat vital yang harus ada di dalam setiap kehidupan kita.”
  
Dalam Alkitab, kita dapat menemukan berbagai gambaran akan seperti apa itu Roh Kudus. Salah satu yang mungkin pernah kita dengar adalah Roh Kudus yang digambarkan dalam bentuk seperti burung merpati. Roh Kudus bukan burung merpati. Namun Roh Kudus seperti merpati karena sifatnya yang pure, gentle, penuh nuansa kasih sayang, dan tanpa intimidasi. Gambaran lain dari Roh Kudus adalah seperti angin because we cannot see it we can feel and sense it. Ya, benar, kita bisa merasakan Roh Kudus. Roh Kudus juga digambarkan seperti air karena Ia dicurahkan dan ketika Ia dicurahkan, curahannya tak bisa ditahan oleh siapa pun. Dan beberapa kali kita pun pernah mendengar bahwa Roh Kudus juga dikatakan seperti sungai karena keberadaannya dalam hidup kita membuat kita mengaliri aliran-aliran kehidupan. Dari gambaran-gambaran tersebut, kita bisa mendapatkan satu kesimpulan yaitu bahwa: MANUSIA BISA MENGALAMI ROH KUDUS.

Kisah Para Rasul 10 : 44 – 46
Ketika Petrus sedang berkata demikian, turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu. Dan semua orang percaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus, tersengang-cengang, karena melihat, bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga,


Dalam ayat tersebut terdapat kata “turunlah” yang menjelaskan adanya Roh Kudus yang turun. Kata ‘turunlah’ tersebut dalam terjemahan bahasa Inggrisnya tertulis “fell upon” yang memiliki arti : embracing with the loving affection. Atau dalam kata lain, ketika Roh Kudus turun, Ia menciptakan suasana yang penuh akan kasih sayang sehingga orang yang terhadapnya Roh Kudus turun menjadi sadar akan dosa-dosanya. Ada deskripsi yang Ka Essly ceritakan seperti apakah Roh Kudus ketika Ia turun ke atas kita. Ka Essly berkata bahwa ketika Roh Kudus turun terhadap kita di mana saja dan kapan saja, Ia akan datang dekat dengan kita kemudian Ia memeluk kita dengan penuh kehangatan kasih. Bahkan ia akan membisikkan pada telinga kita kata-kata yang penuh kasih seperti salah satunya: “It is okay. You will be alright. This is Me who always here for you. It is okay. Everything is going to be alright.” Dan ketika hal tersebut terjadi, seringkali tanpa manusia sadari, ia sudah tersentuh hatinya dan oleh sebab itulah mengapa seringkali orang-orang mulai menangis dan mengakui dosa-dosanya.
 
Roh Kudus yang turun membuat seseorang berbalik 180° dalam hidupnya atau dengan kata lain bertobat. Karena itulah untuk kita ketahui, bahwa setiap jiwa yang akhirnya terjangkau dan jiwa tersebut bertumbuh, berbuah lebat, dan bertahan, semuanya bukan disebabkan karena siapa kita maupun kemampuan kita. Tapi semuanya karena Roh Kudus. Karena kehadiran-Nya dalam diri kita lah yang membuat ketika kita bertemu maupun berbicara dengan orang lain, Roh Kudus dapat turun dan dirasakan oleh orang tersebut sehingga orang tersebut merasakan Tuhan dan bertobat. Jangan andalkan apa yang kita punya seperti keadaan fisik kita, kreatifitas, uang, dsb. Karena hal-hal tersebut tidak akan bertahan lama. Tapi andalkanlah Roh Kudus dalam segala hal karena Ia kekal.
 
Tidakkah kalian tahu bahwa ternyata Roh Kudus digambarkan juga seperti atmosfir. Oleh sebab itu, kehidupan manusia yang dipenuhi dan dipimpin oleh Roh Kudus menciptakan yang namanya spiritual atmosphere. Hidup dalam spiritual atmosphere itu ternyata sangat penting dan membuat hidup kita diberkati. Ka Essly memberitahukan pada kita tentang lima berkat dari hidup di dalam spiritual atmosphere:
 
1.    Holy Spirit SUSTAIN our life in Christ (Roh Kudus menopang / mempertahankan kehidupan rohani kita)
Bumi ini ketika tidak ada atmosfir maka akan mati karena bumi akan kehilangan oksigen dan gaya gravitasi. Sama seperti Roh Kudus, keberadaan-Nya memberi oksigen dalam kehidupan rohani kita. Dengan adanya oksigen, maka manusia rohani kita menjadi hidup dan dapat beraktivitas. Tanpa adanya oksigen, seorang manusia bahkan tidak akan bernafsu untuk makan. Begitu juga dengan manusia rohani kita, ketika manusia rohani kita tidak dipenuhi Roh Kudus, maka manusia rohani kita akan kehilangan udaranya untuk bisa hidup dan tanda yang paling nyata yang kita bisa sadari adalah bahwa kita kehilangan nafsu untuk memberi manusia rohani kita makanan. Apa itu makanan bagi manusia rohani kita? Jelas itu adalah firman Tuhan. Ketika kita mulai kehilangan spiritual atmosphere di sekeliling kerohanian kita yang disebabkan oleh turunnya Roh Kudus, maka manusia rohani kita mati, dan kita mulai malas untuk membaca firman maupun merenungkannya. See? Ayo cek diri kita masing-masing. Apa kita masih lapar dan haus akan firman Tuhan? Jika tidak, ayo minta Roh Kudus untuk kembali turun ke atasmu dan memenuhimu dengan atmosfir rohaninya. 
 

2.    Holy Spirit PRESSES us closer to God (Roh Kudus menekan dan mendorong kita untuk selalu dekat dengan Tuhan)
Atmosfir pada bumi memberi tekanan pada setiap menusia yang ada di bumi sebesar 1600 kg per orang. Tekanan tersebut diberikan olehnya agar bumi memiliki gravitasi sehingga manusia tetap menapak dan dekat dengan bumi sebagai sumbernya. Tidak bisa dibayangkan jika manusia di bumi hidup tanpa ada tekanan dari atmosfir, maka kita semua sudah melayang-layang gak jelas. Pasti chaos, ya. Begitu juga dengan adanya atmosfir pada rohani kita. Roh Kudus yang memberikan atmosfir rohani menekan kita untuk terus tetap berada dekat dengan Tuhan sebagai sumber.
 
3.    Holy Spirit PROTECTS us from demonic attack (Roh Kudus melindungi kita dari serangan iblis)
Dalam pelajaran geografi ketika sekolah ketika membahas soal atmosfir, pasti satu fungsi utamanya yang diberitahukan pada kita adalah bahwa ia melindungi bumi. Jika bumi ini tidak memiliki atmosfir, maka setiap benda-benda langit dapat dengan mudah masuk ke bumi dan merusaknya. Luar angkasa merupakan tempat yang kacau. Sering ditemukan mungkin meteor, komet, bintang jatuh, dsb. Jika bumi tidak memiliki atmosfir, maka tidak ada perlindungan dari setiap benda asing dari langit tersebut dapat jatuh menghantam bumi dan siapa saja yang hidup di dalamnya. Namun dengan adanya atmosfir di bumi, manusia yang hidup di dalamnya dapat hidup dengan tenang dan nyaman. Sama dengan keberadaan Roh Kudus sebagai atmosfir dalam kehidupan rohani kita. Roh Kudus melindungi kita dari berbagai serangan iblis. Atmosfir bumi yang semakin menipis menjadikan semakin banyaknya bencana di bumi karena keadaannya yang menjadi tidak stabil. Sama dengan spiritual atmosphere kita, jangan biarkan ia menipis namun terus pertebal hari demi hari. Atmosfir yang tebal melindungi kita dari setiap tipu daya dan serangan iblis dan membuat kita tetap ada di track-nya Tuhan.
 
4.    Holy Spirit IMPART things / blessing (Roh Kudus mengimpartasikan sesuatu / berkat)
Hidup dalam atmosfir rohani menjadikan manusia hanya bisa mendengar suara Tuhan dan bukan suara yang lain. Pertanyaannya adalah apa kita memang benar sedang hidup dalam atmosfir rohani yang tebal? *ask myself* Ka Essly lalu bertanya,”Tahukah doa apa yang paling cepat, paling efektif, paling powerful, dan tidak dapat dicuri iblis?” Tahukah kalian? Ka Essly menjawabnya dengan : BAHASA ROH. Berdoa dalam bahasa Roh menjadikan doa kita cepat dan langsung sampai pada Tuhan. Mengapa? Karena bahasa Roh adalah bahasa yang hanya dimengerti Tuhan dan Roh Kudus. Bahasa surgawi. Yang bahkan kita yang mengucapkannya apalagi iblis tidak dapat mengerti. Seperti dikatakan juga dalam firman bahwa berdoa dalam bahasa Roh berarti Roh kita berdoa pada Tuhan untuk kita dan bahkan mengeluarkan keluhan-keluhan yang tidak dapat terucapkan oleh mulut kita dalam bahasa manusia. Oleh sebab itu, hiduplah dalam spiritual atmosphere!
 
5.    Holy Spirit REFLECT the beauty of the church (Roh Kudus merefleksikan keindahan gereja Tuhan)
Tahukah kalian apa jadinya tampak bumi di luar angkasa jika bumi tidak memiliki atmosfir? Bumi akan jadi gelap dan sama sekali tidak indah. Adanya atmosfir yang meliputi permukaan bumi membuat bumi terlihat cantik di angkasa. Ka Essly berkata bahwa kebanggaan seorang astronot ketika ia akhirnya keluar angkasa menembus atmosfir adalah ketika ia melihat bumi dari atas sana dan menyadari betapa indahnya planet yang kita tinggali dibandingkan plane-planet maupun bintang yang lain. Atmosfir itulah yang berperan besar dalam memperlihatkan kecantikan luar bumi. Begitu juga dengan atmosfir rohani pada diri kita. Ketika kita sebagai manusia rohani hidup di dalam spiritual atmosphere, maka kita akan terlihat cantik. Spiritual atmosphere menjadikan anak Tuhan memenuhi destiny-nya yaitu untuk menjadi terang dan garam bagi dunia. Atmosfir yang semakin tebal menjadikan kecantikan yang dari dalam tersebut semakin kuat terpancar keluar. Hidup intim dengan Roh Kudus menjadikan seseorang semakin dekat dan mirip dengan Tuhan. Dan Tuhan kita adalah Tuhan yang terlampau indah.

2 Korintus 13 : 5 (Living Bible translation)
Check out yourself, are you really a Christian? Do you past the test? Do you feel Christ prescence empower more and more within you or are you just pretending to be a Christian while actually you are not at all?”

Wow! Ayat di atas benar-benar menohok. Ka Essly memberikan dalam bentuk Living Bible translation karena menurutnya kata-kata di dalam situ yang paling pas dan tajam. Ketika kalian membacanya, tidakkah agak sedikit tersepet gitu? Atau agak mengiris hati kecil anda? Mempertanyakan kembali apakah kita memang benar-benar seorang Kristen? Ayat tersebut selain bertanya pada yang membacanya apakah kita, si pembaca, benar-benar seorang Kristen yang sejati, ia juga memberikan jawaban dari pertanyaan tersebut. Betapa isi firman Tuhan adalah jawaban dari segalanya bukan? *wink* Dalam ayat itu kita dapat melihat bahwa patokan dari apakah seseorang merupakan Kristen yang benar di hadapan Tuhan berasal dari:
 
FEEL THE CHRIST PRESENCE EMPOWER YOU MORE AND MORE
Begitulah yang dikatakan Ka Essly. Ketika kita sudah tidak merasakan Kristus yang menguatkan kita dan memnuhi kita lebih lagi setiap harinya, well, tanda bahaya harusnya sudah berdering di kepala. Apalagi setelah kita mengetahui kebenaran ini. Karena ketika manusia sudah tidak merasakan adanya kehadiran Tuhan di dalam hidup kita yang semkain menguatkan, maka itu berarti bahwa kita adalah seorang Kristen bohong, Kristen KTP, Kristen jadi-jadian. Seorang yang tidak merasakan hadirat Tuhan yang semakin menguatkan setiap harinya menjadi tanda bahwa orang tersebut tidak hidup di dalam spiritual atmosphere. So let’s create a thick spiritual atmosphere!

Belum selesai, saudara-saudara Ps. Essly also share to us about four things that should be develope to create a spiritual atmosphere:
 
1.    PRAY
Yang ini mutlak dan tepat. Seperti dikatakan dalam 1 Tesalonika : 17, yaitu “Tetaplah berdoa.” Ka Essly bahkan menambahkan:
 
“How strong is everything (your relationship, your work, your creativity, your home, your cellgroup, your spirit, your Sunday service, etc) is depends on the prayer of the people”

Untuk suatu hal, manusia tidak dapat berdoa sendirian. Manusia harus berkumpul satu dengan yang lain, bersepakat dan berdoa bersama untuk terjadinya suatu hal yang besar. Anak muda memiliki potensi yang sangat besar. Bahkan firman Tuhan mengatakan bahwa anak-anak muda seperti anak-anak panah di tangan pahlawan yang akan melesat jauh ke sasaran. Manusia yang sedari muda sudah mengenal Tuhan-nya merupakan pahlawannya Tuhan, ksatrianya Tuhan. Mereka kuat, powerful, bersemangat, memakai perlengakapan perangnya, bahkan sudah memegang senjatanya. Namun seringkali mereka tertidur. Ka Essly mengingatkan kita sebagai anak-anak muda yang mengenal Tuhan untuk BANGUN dan mulai berperang. Sama seperti ketika Yesus berdoa di atas gunung dan Ia mendapatkan murid-muridnya tertidur. Yesus sedih dan berkata,”Tidak bisakah engkau berjaga-jaga dengan aku satu jam saja?”. Begitu pula yang Ia tanyakan pada kita. Bangunlah, berjaga-jagalah, berperanglah, dan berdoalah!
 
2.    PRAISE
 

Ps. Kong Hee pernah berkata,”Praise is not a youth thing, it is a God thing.” Itu menandakan betapa pujian begitu menarik perhatian Tuhan. Pujian atau praise bukanlah sekedar rutinitas dalam ibadah yang dilakukan untuk membuat jemaat bersemangat atau pun untuk mengulur waktu sambil menunggu setiap jemaat yang datang terlambat. Tapi pujian merupakan suatu perkara yang dilakukan untuk Tuhan. Ketika manusia memuji Tuhan, mereka sedang menciptakan tahta bagi Tuhan untuk Tuhan bisa duduk di atasnya. Semakin kuat praise tersebut, semakin kuat dan besar tahta Tuhan di atas mereka. Dan ketika tahta tersebut menarik perhatian Tuhan, maka Tuhan akan duduk di atas tahta tersebut. Dan ini hal yang terbaik, bahka ketika Tuhan duduk di atas tahta pujian dari manusia yang bersama-sama memuji kebesaran Tuhan, maka saat itulah Roh Kudus dicurahkan dan turun ke atas orang-orang tersebut dan mulai mengubahkan mereka. Tuhan bersemayam di tengah-tengah pujian umat-Nya. Tidakkah kalian langsung ingin memuji Tuhan saat ini?
 
3.    HUNGER FOR GOD’S WORDS (Lapar dan Haus akan Firman Tuhan)
 
“You do not love God more than you love His words, you do not honor God more than you honor His word.”

Banyak jemaat Tuhan di gereja merasa excited ketika praise and worship, VJ (news), namun tidak merasakan rasa excited yang sama ketika mulai masuk dalam sermon. Ketika hamba Tuhan mulai naik dan akan menyampaikan pesan Tuhan di minggu tersebut, banyak jemaat yang mulai merasa bahwa ini saatnya mereka untuk BBM-an atau SMS-an dengan pacarnya atau temannya atau ‘TTM’annya. Ada pula yang merasa ini saatnya untuk tidur dan melamun. Ada yang bilang ini saatnya untuk browsing, twitter-an, Facebook-an, dll. Dan ada yang bilang juga ini saatnya ke WC. Dan semua kegiatan lain yang mereka lakukan untuk membuang waktu karena mereka tidak tertarik akan firman yang akan dibagikan. Padahal seperti dikatakan di atas, bahwa seberapa besar kita mencintai Tuhan dapat dilihat dan diukur dari seberapa kita menyukai firman-Nya. Ayo cek masing-masing. Mengasihi Tuhan tanpa membawa Alkitab, mambacanya, dan mencatat firman yang dibagikan sama saja dengan BOHONG.

2 Korintus 1 : 20
Sebab Kristus adalah “ya” bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan “Amin” untuk memuliakan Allah.

Di samping jemaat yang tidak menyukai firman Tuhan tapi mengaku Kristen tersebut, terdapat pula orang-orang yang ‘latah’ akan kata “Amin”. Mereka terus mengucapkan ‘Amin’ pada firman dan pada doa padahal mereka tidak mengerti apa arti dari firmannya, doanya, maupun arti dari ‘Amin’ itu sendiri. Treat the wrod ‘Amen’ with a little more respect! ‘Amin’ bukanlah sekedar latah. Itu sebabnya dibutuhkan spiritual atmosphere. Membaca maupun mendengarkan firman dalam atmosfir rohani menjadikan seseorang mengerti maksud firman tersebut dan mendapatkan jnjinya Tuhan bagi kehidupan dia. Dan itulah yang mendorong dia untuk pada akhirnya menyerukan,”Amin!” dari mulut dan hatinya.
 
Oleh sebab atmosfir rohani ini begitu berpengaruh dan penting, maka Ka Essly mendorong agar kita membangun atmosfir bukan hanya dari sekedar doa saja. Namun mulai dari perkara-perkara kecil seperti setiap ke gereja maupun komsel membawa Alkitab, mencatat firman yang dibagikan di buku catatan ketika khitbah, dan melakukan praise and worship dengan sepenuh hati.
Ka Essly memberikan juga gambaran bahwa Alkitab atau Firman Tuhan itu bagaikan rumah. Seberapa pun kita menyukai banyak hal dan melakukan banyak kegiatan, in the end kita akan selalu merindukan rumah dan kembali lagi ke sana. Cintailah firman Tuhan!
 
4.    UNITY
 

Point terakhir menekankan akan adanya kerja sama dan kesepakatan. Atmosfir tidak bisa dibangun maupun diselamatkan hanya oleh satu orang saja. Atmosfir rohani yang tebal dan kuat dibangun karena ada orang-orang yang bersama-sama sepakat untuk menciptakannya sehingga setiap orang yang berada di dekatnya menjadi tersedot dan ikut ke dalamnya, bahkan akhirnya bisa ikut juga membangun atmosfir yang lebih kuat lagi. Unity build the atmosphere. Ka Essly lalu mengatakan:
 
“The place of agreement is the place of power, the place of dis-agreement is the place of powerlesness.”

Semakin banyaknya orang yang dibawa untuk bersatu dengan kita akan membuat kita semakin kuat.

So, The Bridge, mari hidup dalam spiritual atmosphere yang tebal dan kuat! Be blessed!

No comments: