Sunday, May 8, 2011

ECC Morning Service: Kedewasaan

 ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dari hari ke hari umur kita akan terus bertambah, mau atau tidak kita akan selalu bertambah tua setiap saat, tetapi kita juga tahu umur kita tidak menentukan kedewasaan, sifat kanak-kanak tidak hilang begitu saja setiap kita berulang tahun. Kita semua harus mengambil keputusan untuk meninggalkannya dan menjadi dewasa. Pada hari ini kita akan belajar area-area dalam kehidupan kita yang harus kita tinggalkan untuk menjadi dewasa. Hal yang harus kita pelajari, karena Tuhan pun tidak memberikan berkatnya pada orang tua, dia memberikannya kepada orang dewasa.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pelayan Firman: Senior Pastor Nala Widya
KEDEWASAAN

1 Korintus 13:11 
Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.

Dalam ayat di atas Paulus mengatakan “aku meninggalkan sifat kanak-kanak”, itu artinya sifat kanak-kanak memang harus ditinggalkan, dan tidak hilang dengan sendirinya. Paulus meninggalkan sifat kanak-kanaknya, untuk menjadi dewasa. Menjadi dewasa adalah keputusan.

3 AREA YANG HARUS DITINGGALKAN

Berkata seperti kanak-kanak.
Anak-anak selalu polos dalam berkata-kata, apa yang dia pikir itulah yang dia katakan, mereka tidak pernah memikirkan konsekuensi dari setiap hal yang dikatakannya. Dia selalu berkata-kata sesuka mereka, itulah sifat dasar anak-anak. Tetapi hal tersebut tidak terjadi pada orang yang sudah dewasa. Orang yang dewasa adalah orang yang bisa menjaga kata-katanya.

Berperasaan seperti kanak-kanak
Anak-anak selalu memiliki perasaan yang berubah-ubah, mereka bisa menangis dan beberapa saat kemudian mereka bisa tertawa. Dalam satu hari dia bisa semangat untuk pergi ke sekolah minggu, di minggu lainnya mereka bisa menangis-nangis menolak pergi ke sekolah minggu. Anak-anak juga bisa meluapkan emosinya dimanapun dan kapanpun, tanpa memikirkan konsekuensinya.


Berpikir seperti anak-anak.
Anak-anak tidak berpikir tentang masa depannya, jika mereka diberikan sekantung permen, maka permen tersebut akan dihabisakan dalam 1 hari. Mereka tidak memikirkan masa depan dan tidak berpikir untuk menyimpan permennya untuk lain hari. Anak-anak hanya memikirkan kesengannya pada saat itu.

Anak-anak juga hanya memikirkan dirinya sendiri, kalau seorang bayi lapar pada malam hari, saat itu juga dia akan menangis, dan tidak akan memikirkan kalau orang tuanya sedang tidur setelah lelah bekerja seharian. Anak-anak hanya memikirkan dirinya sendiri.
Orang dewasa adalah orang yang memiliki visi dalam hidupnya, orang yang tau apa yang mereka inginkan dan yang berpikir bagaimana mewujudkannya.

DEWASA MENURUT FIRMAN TUHAN

PERKATAAN
Efesus 4:29 
Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.

Menurut Firman Tuhan ciri-ciri orang dewasa adalah orang yang kata-katanya membangun. Kita bisa melihat pada diri kita masing masing apakah kita sudah dewasa dalam perkataan atau belum. Apakah perkataan kita menyembuhkan dan membangun orang-orang di sekitar kita, atau malah menjatuhkan dan mencelakakan orang lain.

Ada salah satu hamba Tuhan senior, suatu hari menerima telepon yang salah sambung, yang luar dewasa karena beliau adalah seorang yang sudah sengat dewasa dalam perkataannya, melalui telepon itu dia berkenalan dengan si penelepon dan akhirnya melalui telepon itu juga orang tersebut bisa percaya dan menerima Kristus. Orang yang dewasa secara rohani, kata-katanya akan menyelamatkan orang lain.

Yakobus 3:2 
Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.

Orang yang dewasa bisa menguasai perkataannya, Firman Tuhan berkata yang menajiskan kita bukanlah yang masuk ke dalam mulut kita, melainkan yang keluar dari mulut kita. Itu sebabnya ayat di atas mengatakan, barang siapa bisa menguasai mulut ia akan bisa menguasai seluruh tubuh kita. Orang dewasa mampu mengendalikan lidahnya.

PERASAAN
Bilangan 23:19 Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?

Jika kita mau belajar untuk tidak hidup dengan mood, kita harus belajar pada Tuhan, karena Tuhan kita bukanlah Tuhan yang dikontrol oleh moodnya. Dia selalu berpegang pada perkataannya dan tidak berpegang pada moodnya, sekali Dia berfirman, Dia pasti akan menggenapinya. Sekali Dia berfirman Matahari akan terbit dari Timur dan tenggelam di Barat, maka itu akan terjadi selamanya, terbitnya matahari tidak akan bergantung pada moodnya Tuhan.

Sekali Dia bilang Aku mengasihimu, maka Dia akan selamanya mengasihi kita, tidak peduli semenyebalkan apa pun diri kita.

Salah satu syarat untuk menjadi orang sukses adalah orang yang bisa mengendalikan emosi atau moodnya, professional yang baik harus bisa bertindak secara konsisten dalam setiap hal dan sepanjang waktu dia selalu berpegang pada komitmen yang dia buat, mereka bisa menghasilkan kinerja yang excellent bagaimanapun keadaan emosi yang sedang dialami. Pengendalian  emosi bisa dirangkum dalam satu kata, yaitu komitmen.

Daud pernah berkata. “ Hai jiwaku, pujilah Tuhan.” 
Jiwa dalam bahasa sehari-hari sering kita sebut sebagai mood atau perasaan, Daud memerintahkan perasaannya untuk memuji Tuhan. Ketika Daud sedang tidak mood untuk memuji Tuhan, dia memerintahkan moodnya untuk melaksanakan komitmentnya,
Mood harus kita kalahkan, kita harus menguasai dan memerintah atas mood kita, dan bukan sebaliknya.

PIKIRAN
Roma 14:7 
Sebab tidak ada seorangpun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorangpun yang mati untuk dirinya sendiri.

Dalam kehidpan tidak ada seorangpun yang bisa hidup untuk dirinya sendiri, salah satu bukti sederhana adalah karena ketika kita mati kita memerlukan orang lain. Kita tidak bisa hidup terlepas dari orang lain. Firman Tuhan juga mengatakan hal yang sama.
Orang dewasa adalah orang hidup dengan memikirkan orang lain, orang yang terbeban untuk kehidupan orang lain. 

Siapa yang masih hidup hanya untuk dirinya sendiri, menunjukan bahwa orang tersebut belum dewasa. Seorang anak yang berkata, “Mama, apa yang bisa saya bantu?” adalah anak yang mulai beranjak dewasa,

Yakobus 3:14-16
14 Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri, janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran!

15 Itu bukanlah hikmat yang datang dari atas, tetapi dari dunia, dari nafsu manusia, dari setan-setan.
16 Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.

Dimana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri, maka akan muncul kekacauan. Jika kita terus mementingkan diri sendiri, maka kita akan mengacaukan kehidupan orang lain dan juga kehidupan kita sendiri.

1 Korintus 14:20 
Saudara-saudara, janganlah sama seperti anak-anak dalam pemikiranmu. Jadilah anak-anak dalam kejahatan, tetapi orang dewasa dalam pemikiranmu!

Ayat ini mengatakan bahwa kita harus menjadi anak-anak dalam kejahatan karena anak-anak tidaklah jahat, mereka mungkin berbuat kesalahan yang merugikan orang lain, tetapi itu karena mereka tidak mengerti apa yang mereka lakukan, bukan karena mereka memiliki pikiran yang jahat.

Selain itu kita harus menjadi dewasa dalam pemikiran. Dewasa dalam pemikiran dapat disimpulkan dengan satu kata, yaitu tanggung jawab.

Kedewasaan dilihat dari bagaimana kita bertanggung jawab dalam berbagai hal dalam kehidupan,orang dewasa adalah orang yang bertanggung jawab pada kata-katanya, perasaannya dan pemikirannya.


KUNCI UNTUK MENJADI DEWASA
2 Korintus 5:17 
Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.

Pada umumnya kita paling suka memakai alasan dari masa lalu untuk membenarkan perbuatan kita di masa kini. Sebagai contoh seorang anak yang dibesarkan dengan didikan militer oleh keluarganya umumnya akan memiliki sifat yang kasar, dan sering kali masa lalu tersebut di jadikan alasan untuk membenarkan tindakannya yang kasar pada anak dan istrinya, setelah dia berkeluarga.

Firman Tuhan mengatakan bahwa dalam Yesus kita adalah ciptaan baru, itu artinya kehidupan kita telah dipulihkan, kita sudah terbebas dari berbagai ikatan masa lalu.. Kita adalah ciptaan baru, dan tidak bisa memakai alasan masa lalu untuk membenarkan kesalah yang kita lakukan saat ini.

Menjadi tua adalah proses alamiah, menjadi dewasa adalah keputusan, putuskanlah untuk menjadi dewasa, ambilah tanggung jawab atas perkataan, perasaan dan pemikiran kita.
Jadilah dewasa, ambilah keputusan untuk menjadi dewasa. Tuhan tidak mungkin mempercayakan hal yang besar kepada seorang anak-anak. Seberapa besar berkat dan tanggung jawab yang akan Tuhan berikan kepada kita bergantung pada tingkat kedewasaan kita. 

Jika kita ingin hidup kita terus naik, menjadi kepala dan bukan ekor, ambilah keputusan untuk menjadi lebih dewasa setiap hari, menjadi semakin bertanggung jawab atas perkataan, perasaan dan pikiran kita. Ketika keputusan kita buat, maka Roh Kudus akan membantu kita, Dia akan membatu kita untuk menguasai perkataan, perasaan dan pikiran kita.

Tuhan akan mempercayakan hal-hal yang berharga pada orang-orang yang dewasa.

1 comment:

eighteen7 said...

Thank you for (keep) reminding, Pastor..