Friday, April 30, 2010

ECC Morning Service: Sense of Security

Pelayan Firman: Ruben Ong
SENSE OF SECURITY

Salah satu pertanyaan yang sebaiknya anda tanyakan pada diri sendiri adalah, “Dimanakah rasa aman anda saat ini ?” Karena semua hal yang kita lakukan dalam hidup memiliki tujuan untuk mendapatkan rasa aman, seorang mahasiswa kuliah dengan tujuan untuk mendapatkan rasa aman, orang yang mencari pekerjaan juga memiliki tujuan yang sama, seseorang mengembangkan karirnya untuk mendapatkan rasa aman. Bahkan orang menikah pun berusaha untuk mendapatkan rasa aman dalam dirinya masing-masing, semua yang kita lakukan dalam hidup kita dasarkan untuk mendapatkan rasa aman.

Masalah akan terjadi jika seseorang menanamkan rasa amannya di tempat yang salah. Jika diletakan di tempat yang salah, orang tersebut akan menjadi goyah dan ketika rasa aman tersebut tiba-tiba tergoncang dan dapat menyebabkan seseorang mengalami stress, dan bahkan bunuh diri. Rasa aman yang diletakan di tempat yang salah akan menjadi berhala dalam hidup kita.


Sebagai contoh jika seseorang meletakan rasa amannya pada karir yang dimilikinya, maka jika suatu hari dia mengalami PHK atau hal buruk lainnya maka orang tersebut akan mengalami stress yang berat. Kita semua pasti setuju kalau hal tersebut bukan tidak mungkin terjadi dalam hidup kita semua, meskipun kita adalah orang yang berprestasi dalam pekerjaan kita, itu tidak dapat menjamin bahwa kita tidak akan mengalami PHK dalam pekerjaan. Jika kita menempatkan rasa aman kita pada pekerjaan tersebut maka pekerjaan itu yang menjadi dasar hidupnya tanpa
pekerjaan tersebut hidupnya akan tergoncang.

Kita akan belajar dari seorang tokoh Alkitab yaitu Lea, anak dari Laban dan istri dari Yakub. Seperti kita ketahui Yakub tidak mencintai Lea dan lebih mencintai Rahel adiknya, sejak awal Yakub hanya mencintai Rahel. Mereka menikah hanya karena Yakub ditipu oleh Laban, Alkitab menulis bahwa Rahel secara fisik dan karakter lebih menarik daripada Lea. Hal-hal tersebut yang awalnya membuat kehidupan Lea penuh dengan penderitaan, karena dia menempatkan rasa amannya di tempat yang salah. Dan Alkitab menceritakan ketika dia menemukan rasa aman yang benar dalam dirinya, maka kehidupannya berubah, terjadi titik balik dalam hidupnya dan dia melahirkan sesuatu yang besar. Point penting dalam hal ini adalah: anda boleh saja memiliki karir, keahlian, kekayaan, kecantikan, dll. Hal tersebut semuanya baik, tetapi jangan letakan rasa aman anda pada hal-hal tersebut.

Beberapa tahun yang lalu ketika pada Pendeta Ruben Ong kuliah, dia mengenal seorang wanita yang sangat cantik di kampusnya, wajahnya nyaris sempurna dan dia selalu menjadi primadona di kampus yang dikejar banyak pria. Suatu ketika dia mengalami kecelakaan dan hidungnya patah, akhirnya dia harus menjalani operasi untuk memperbaiki hidungnya. Sayangnya hasil operasi tersebut tidak terlalu sempurna, sehingga bentuk hidungnya berubah, dan ketika hidung kita berubah, maka wajah kita secara keseluruhan akan terlihat berubah. Hal tersebut akan membuat kehidupannya tergoncang, dia menjadi minder, dan meninggalkan komunitasnya, dia bahkan mengundurkan diri dari kuliahnya karena hal tersebut, dan tragisnya 3 bulan sesudah itu dia ditemukan bunuh diri di kamarnya. Gadis ini adalah contoh bahwa rasa aman yang diletakan di tempat yang salah, dapat menghancurkan kehidupan kita, rasa aman adalah pondasi dalam kehidupan kita, jadi jika hal tersebut ditempatkan di tempat yang salah, seluruh kehidupan kita bisa rubuh.

KEJADIAN 29:31-35
31 Ketika Tuhan melihat, bahwa Lea tidak dicintai, dibuka-Nyalah kandungannya, tetapi Rahel mandul.
32 Lea mengandung lalu melahirkan seorang anak laki-laki dan menamainya Ruben, sebab katanya: “ Sesungguhnya Tuhan telah memperhatikan kesengsaraanku; sekarang tentulah aku dicintai oleh suamiku.”

Dalam ayat tersebut kita dapat melihat bahwa rasa aman Lea dia letakan pada cinta Yakub pada dirinya. Dia berusaha membangun rasa amannya dengan apa yang dia hasilkan di luar, banyak orang yang melakukan hal serupa, mereka membangun karir, kekayaan dan bahkan keluarga untuk menemukan rasa aman dalam dirinya, mereka membangun sesuatu untuk dijadikan pondasi kehidupan mereka. Mereka membangun rasa amannya pada apa yang dilahirkan diluar.


33 Mengandung pulalah ia, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, maka ia berkata, “ Sesungguhnya, Tuhan telah mendengan bahwa aku tidak dicintai, lalu diberikan-Nya pula anak ini kepadaku.” Maka ia menamai anak itu Simeon.
34 Mengandung pulalah ia, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, maka ia berkata, “Sekali ini suamiku akan lebih erat padaku, karena aku telah melahirkan tiga anak laki-laki baginya.” Itulah sebabnya ia menamai anak itu Lewi.

Kita melihat bahwa Lea belum berubah ketika dia melahirkan kedua anak laki-lakinya yang lain. Dia tetap
memiliki rasa aman yang salah. Hal tersebut sangatlah menyedihkan, karena dia terus berusaha “melahirkan” rasa amannya dalam hidup. Hidupnya menderita karena dia meletakan rasa amannya di tempat yang salah.
Perubahan yang drastis terjadi ketika Lea melahirkan anak keempatnya:

35 Mengandung pulalah ia, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, maka ia berkata, “Sekali ini aku akan beryukur kepada Tuhan.” Itulah sebabnya dia menamakan anak itu Yehuda. Setelah itu dia tidak melahirkan lagi.

Kita melihat reaksi yang sangat berbeda dalam diri Lea, dia mensyukuri kelahiran anaknya, dia bersyukur kepada Tuhan akan apa yang dialaminya, dan dia melahirkan Yehuda.


Siapakah Yehuda ? Salah satu arti dari kata Yehuda adalah “I will praise the Lord.” ( saya akan menyembah Tuhan), itu menunjukan betapa bersyukurnya Lea dengan kelahiran anaknya ini, namun ada satu hal yang lebih dasyat dari hal tersebut, arti lain dari kata Yehuda adalah “Father of the kings”, yang artinya bapak dari para raja.


Hal itu terbukti, seluruh raja Israel berasal dari suku Yehuda, yang artinya keturunan dari Yehuda, anak dari Lea. Semua Raja Israel adalah keturunan Yehuda, itu artinya Yesus Kristus pun keturunan Yehuda karena Dia adalah keturunan dari Daud. Hal ini berarti orang yang memiliki rasa aman yang benar, maka hal yang “dilahirkannya” akan menjadi sesuatu yang mulia.


AGREE WITH GOD
Rasa aman yang benar harus dibangun dari dalam diri kita, dan hal pertama yang harus dibangun adalah sikap hati setuju dengan Tuhan, salah satu arti dari worship yang paling dalam adalah hidup yang selallu setuju dengan Tuhan.The Rasa aman kita dibangun dengan sikap hati yang selalu dengan Tuhan.

Kita boleh memiliki deposito yang besar, properti di di berbagai penjuru dunia, karir yang menjanjikan, keahlian yang dihormati dan diakui oleh orang lain dan berbagai hal baik lainnya,

Tuhan menginginkan kita memiliki semua itu, tetapi semua itu adalah sesuatu yang berada di luar, dan kita tidak boleh menggantungkan rasa aman kita pada hal tersebut, rasa aman harus kita bangun dari dalam, sehingga kehidupan kita memiliki fondasi yang kokoh. Jika di dalam kita kuat, maka apapun yang terjadi diluar tidak akan sanggup menggoyahkan kita.

Kita semua pasti pernah mendengar, mengalami dan setuju bahwa, “bad things could happen to good people” , kita pasti pernah mendengar cerita-cerita seperti seorang hamba Tuhan menderita penyakit yang parah dan tidak bisa disembuhkan, seorang pekerja yang jujur dipecat dari pekerjaannya, orang percaya ditipu oleh seseorang dan kehilangan begitu banyak hartanya, dan hal-hal buruk lainnya.

Kita tidak bisa memungkiri bahwa hal-hal buruk juga dapat terjadi pada orang-orang yang kita anggap baik, bahkan pada kita sendiri, kita bisa kehilangan apa pun yang ada di luar kita, apa pun itu. Oleh karena itu kita tidak bisa meletakan rasa aman kita pada hal-hal tersebut karena hal tersebut bisa tiba-tiba hilang, kita harus meletakan rasa aman kita dalam diri kita sendiri.

Sikap agree with God adalah sikap pertama yang harus kita bangun dalam diri kita, sikap tersebut akan membuat kita memiliki fondasi yang kuat dalam hidup.

-- mohon maaf khotbah ini belum dapat selesai dimuat karena ada kesalahan teknis, Tuhan memberkati --

No comments: