Sunday, February 14, 2010

ECC Morning Service: Church is A Family

Pelayan Firman : Pastor Arlene Johan
CHURCH IS A FAMILY



Efesus 2:13
Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
Yang menjadikan kita satu keluarga dengan orang tua dan saudara-saudara kita adalah adanya kesamaan DNA, adanya ikatan darah. Begitu juga dengan gereja, di dalam gereja kita semua satu keluarga yang disatukan oleh ikatan darah, yaitu darah Kristus.

Seperti dikatakan di atas, darah Yesus membuat kita yang tadinya jauh, menjadi dekat, artinya Tuhan menginginkan gerejaNya diisi oleh orang-orang yang berbeda secara etnis, golongan, latar belakang atau status sosial, orang-orang yang sebelumnya jauh, namun menjadi dekat karena dipersatukan oleh darah Yesus. Tuhan tidak menginginkan gereja yang menutup dirinya terhadap salah satu kelompok saja, karena Dia datang ke dunia untuk menyelamatkan semua orang.


Darah Yesus telah menebus siapa saja, orang Jawa, Batak, Sunda, China, India, Eropa, Amerika, Arab, semua keturunan,semua bangsa sudah ditebus oleh darah yang sama. Darah yang sama juga telah menebus orang yang miskin dan yang kaya, orang yang berasal dari keluarga pendeta atau keluarga narapidana. Oleh karena itu adalah isi hati Tuhan supaya gereja membuka diri terhadap siapa saja yang ingin bergabung dalam keluargaNya.

Apakah yang menjadi ciri dari sebuah keluarga?
Apa yang harus dimiliki oleh gereja supaya orang-orang di luar melihat kita sebagai sebuah keluarga?

LOVE EACH OTHER WITH UNCONDITIONAL LOVE
Di dalam gereja harus ada kasih tanpa syarat, kasih dimana seorang kulit putih bisa memeluk orang yang berkulit hitam, orang yang berpendidikan mau mendengarkan orang yang putus sekolah, orang kaya dan miskin saling membantu dan bersahabat.

Kasih yang tanpa syarat, yang tidak melihat warna kulit, latar belakang pendidikan, etnis, materi, atau apapun. Saling mengasihi satu sama lain sama seperti Tuhan mengasihi kita tanpa syarat. Inilah ciri gereja Tuhan yang harus ada di setiap gereja, sebuah kasih tanpa syarat.


Roma 12:10
Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat.

Judul perikop dari ayat ini di Alkitab adalah, “Nasihat untuk hidup dalam kasih”, dalam terjemahan KJV judul perikop ini adalah “Behave like a Christian” yang artinya “Sikap sebagai orang Kristen” , atinya inilah sikap yang Tuhan mau, Dia mau setiap orang Kristen dikenal sebagai orang yang saling mengasihi dan menghormati sebagai saudara, KeKrsitenan adalah gaya hidup, gaya hidup yang saling mengasihi.


Yohanes 13: 34-35
Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.
Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."

Orang-orang akan mengetahui bahwa kita adalah murid Kristus ketika kita saling mengasihi seperti Yesus mengasihi manusia. Ada contoh cara Tuhan mengasihi yang begitu powerful (kuat) ketika Yesus naik ke kayu salib.


Ketika Yesus naik ke kayu salib, Dia tidak memperhitungkan seberapa banyak orang yang akan percaya kepadaNya di masa yang akan datang, Dia tidak menetapkan syarat, jikalau ada sejumlah orang yang percaya kepadaNya Ia akan naik ke kayu salib
, jika tidak Ia tidak akan naik.
Bagi Dia berapa pun orang yang akan bertobat, berapa pun orang yang akan menerimaNya sebagai Juruselamat. Ia akan tetap naik ke kayu salib. That’s Jesus. Itulah cara Yesus mengasihi kita.

Yesus tidak berkata, “Kalau kamu mengasihiKu, maka Aku akan naik ke kayu salib. Kalau kamu menuruti perkataanKu, Aku akan naik ke kayu salib. Kalau kamu tidak menyangkalKu, Aku akan naik ke kayu salib.”

Yesus berkata, “Walaupun kamu tidak mengasihiKu, tidak menuruti perkataanKu, menyangkal Aku, tidak mau mengenal Aku. Aku tetap akan naik ke atas kayu salib karena Aku mengasihimu.” Cara Yesus mengasihi tidak pernah hitung-hitungan, apa pun yang kita kerjakan, apa pun yang pernah kita perbuat, seburuk apa pun masa lalu kita, Tuhan tetap mengasihi engkau. Tuhan menerimamu apa adanya. Bukan karena apa yang telah kita lakukan Tuhan mati di kayu salib. Tuhan mati di kayu salib karena dia mengasihi kita apa adanya, seburuk, sejahat, apapun kita. That’s powerful, that’s the love of Jesus.


Hal yang harus kita pelajari dari hal ini adalah, kita tidak bisa menerima orang karena statusnya, kita tidak boleh menerima orang karena dia kaya, cantik, atau status lainnya. Yesus tidak pernah melihat status, kalau kita mengasihi Tuhan dan sungguh-sungguh menganggap Yesus sebagai teladan kita, kita harus menjadikan itu sebagai nilai dalam kehidupan kita. Mari kita membuka hati kita untuk menerima satu sama lain.


Memang kita tidak bisa menyenangkan semua orang, kita tidak bisa memaksa orang berbuat baik kepada kita, kita tidak bisa melarang orang untuk memfitnah kita , mengatakan hal-hal buruk tentang kita, atau bahkan mencelakakan kita. Tetapi setiap kita memiliki kemampuan untuk memperluas hati kita untuk bisa menerima semua orang didalam hidup kita.

Sebagai leader, dimana pun kita berada, kita harus memperluas hati kita seluas-luasnya untuk menerima orang dari kelompok manapun, dari latar belakang apa pun, sehingga Tuhan mempercayakan orang-orang tersebut kepada kita. Tingkatkanlah kapasitas hati kita untuk bisa mengasihi semua orang.


ROMA 15:7
Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah.


Orang lain akan dapat melihat sikap hati yang menerima atau menolak mereka, karena sikap hati kita akan terpancar dalam diri kita, seberapa pun usaha kita untuk menyenangkan orang lain, apa pun yang kita lakukan kepadanya, jikalau hati kita tetap menolak orang itu, dia akan tetap tahu. Sikap hati yang menerima orang adalah langkah penting dalam memperluas kerajaan Allah.

FAMILY SHARE EVERYTHING

KISAH PARA RASUL 4:32
Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya
sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama.

Dalam
keluarga kita selalu berbagi satu sama lain, semuanya yang ada di sana adalah milik bersama, begitu juga di Gereja. Ayat di atas mengatakan tetang bagaimana kehidupan dari gereja mula-mula.

Dalam gereja Tuhan kita harus berbagi satu sama lain, Kita harus mau berbagi emosi kita, pikiran kita bahkan apa yang kita punya.

Berbagi apa yang kita punya bukan hanya dapat diartikan dengan berbagi uang, tetapi juga berbagi beban yang sedang kita hadapi. Sebagai gereja seharusnya kita saling menanggung beban satu sama lain, jika seseorang dari kita mengalami masalah keuangan, seharusnya orang itu mau menceritakan masalahnya kepada saudara-saudara sepersekutuannya, dan hal itu hanya dimungkinkan jika dia tahu bahwa saudara-saudaranya memiliki kerinduan untuk menanggung bersama beban tersebut.

ROMA 15:1
Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri.

Tuhan mau setiap kita menanggung kelemahan saudara-saudara kita, semua orang pasti pernah mengalami masa di atas dan masa di bawah dalam kehidupannya, oleh sebab itu kita perlu ditanggung oleh orang lain, kita perlu orang yang mengcover kelmahan kita. Siapa pun orangnya dia pasti pernah mengalami kelemahan, bahkan pemimpin rohani atau gembala kita sekalipun, dan dalam kelemahan tersebut kita yang kuat harus membantu orang tersebut. Kita adalah keluarga, yang kuat harus menanggung yang lemah.


Sama seperti dalam keluarga jasmani, dalam gereja pun kita pasti akan menghadapi konflik satu dengan yang lain, namun percayalah kita dipersatukan oleh darah Kristus, tidak akan ada konflik yang tidak bisa dipulihkan, selama ada kerendahan hati satu dengan yang lain.

Dalam peperangan kihidupan kita harus berjuang back to back, setangguh apa pun seseorang pastilah ada bagian dalam dirinya yang tidak bisa dilindunganya sendiri, dan bagian itulah yang harus dilindungi oleh saudara-saudaranya. Kita harus berjuang back to back, melindungi satu sama lain.

ONE HEART
KISAH PARA RASUL 4:32
Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama.

Gereja yang Tuhan mau adalah gereja yang bergerak sebagai satu tubuh, setiap bagian tubuh memiliki fungsinya masing-masing, tetapi mereka semua dapat bergerak dengan tujuan yang sama, hal yang hanya mungkin terjadi dengan adanya kesehatian.

FILIPI 2: 2-4
2 karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,
3 dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;
4 dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.

Kunci dari kesehatian adalah kerendahan hati, untuk memiliki satu keluarga yang sehati, kita semua perlu kerendahan hati. Kesombongan berkata Me First, kerendahan hati berkata You First. Kerendahan hati adalah sifat yang memperhatikan kepentingan orang lain lebih dari kepentingan kita.

Mungkin anda bisa membayangkan jika seorang David Foster yang ahli memainkan piano, berada satu panggung dengan seorang Izhak Perlman yang merupakan maestro biola, tetapi mereka memainkan lagu favoritnya masing-masing di waktu yang sama, tentu hasilnya akan tidak enak didengar, karena mereka memainkan lagu yang berbeda. Keindahan sebuah musik yang dimaikan hanya terjadi jika ada kesepakatan, ada kerendahan hati. Sebaik apapun talenta atau kekuatan masing, tanpa kesepakatan dan kerendahan hati masing-masing, tidak akan membentuk satu harmoni yang indah.

KEJADIAN 11:6
dan Ia berfirman: "Mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa untuk semuanya. Ini barulah permulaan usaha mereka; mulai dari sekarang apapun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana.

Ayat di atas mengatakan bahwa ada kuasa dalam kesehatian, apa pun yang kita rencanakan dalam kehidupan keluarga kita, dalam gereja kita, tidak ada yang tidak dapat terlaksana. Kuncinya adalah kesehatian dan kunci kesehatian adalah kerendahan hati.

Dalam membangun gereja, seperti gereja yang Tuhan mau kita harus memiliki tiga hal tersebut, yang pertama gereja yang menerima orang yang berbeda-beda, kedua gereja yang mau berbagi, ketiga gereja yang sehati.

No comments: