ECC THE BRIDGE:
SERVANTHOOD
PELAYAN
FIRMAN: KAK ESSLY (PS. ESSLY THE HARSANTO)
25 NOVEMBER
2012
Sebelumnya penulis hendak meminta maaf karena
ketiadaan ringkasan khotbah minggu lalu, tanggal 18 November 2012. Tapi untuk
minggu ini ringkasan khotbah sudah kembali dan semoga bisa melegakan rasa
dahaga kalian semua akan firman Tuhan. Khotbah minggu ini dibawakan oleh Kak
Essly dengan tema pelayanan seperti tema khotbah satu bulan ini. Selamat
membaca! J
Sebagai
jemaat gereja ECC, terdapat tiga DNA yang selalu Kak Nala tekankan dan berikan
kepada kita semua. Ketiga DNA tersebut adalah prinsip FATHERHOOD, BROTHERHOOD, dan SERVANTHOOD. Dan untuk
khotbah kali ini, tentunya Kak Essly akan membahas salah satu dari ketiga DNA
tersebut, yaitu SERVANTHOOD.
Matius 20 : 25 – 28
Tetapi Yesus
memanggil mereka lalu berkata: “Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah
bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar
menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara
kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi
pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia
menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani,
melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi
banyak orang.”
Tujuan
Yesus datang ke dunia bukan untuk dilayani, melainkan adalah UNTUK MELAYANI.
Banyak orang menilai kesuksesan dan kebesaran dari seberapa banyak orang yang
melayani dirinya. Tapi Yesus datang dan menyatakan bahwa jika
seseorang hendak menjadi besar dan terkemuka, haruslah ia menjadi seorang HAMBA
yang melayani. Dalam ayat tersebut tidak dikatakan bahwa adalah dosa jika seorang
manusia menginginkan kebesaran maupun kesohoran diri. Tidak ada yang salah
dengan keinginan menjadi sukses ataupun besar di masa depan karena Tuhan
sendiri adalah Tuhan yang Besar.
GOD IS NOT AGAINST GREATNESS BUT GOD CONCERN ABOUT HOW WE ACHIEVE
GREATNESS!!
Cara
yang Tuhan inginkan untuk seseorang ambil supaya ia menjadi sukses dan besar
adalah dengan MENJADI HAMBA atau dengan MELAYANI.
Ada
satu impian maupun mimpi terbesar dari Kak Essly, yaitu adalah ketika suatu
hari ia bertemu dengan Bapa si Surga, Kak Essly ingin agar Bapa di Surga
berkata hal seperti ini kepadanya: “Well
done, my good and faithful servant.” Hal tersebutlah yang seharusnya
menjadi impian dari setiap kita juga. Jangan berharap dengan sebutan status
kita di bumi karena hal tersebut tidak ada (contoh: “well done, my good and
faithful worship leader” atau “well done, my good and faithful businessman”,
etc). Tuhan tidak menginginkan status pekerjaan kita secara rinci. Tuhan
menginginkan kita menjadi HAMBA. Karena itulah seharusnya kita mengejar
kebesaran di Surga dengan pujian yang langsung dari Tuhan kepada kita sebagai
hamba yang baik dan setia. Jadikan kalimat pujian Tuhan kepada hamba-Nya
tersebut untuk menjadi tujuan dalam hidup kita. J
SERVANTHOOD IS NOT ABOUT DOING SERVICE, IT IS ABOUT THE ATTITUDE OF THE
HEART
Seringkali
manusia terjebak dengan yang namanya PERBUATAN. Seperti dalam kisah di Alkitab
mengenai Anak Sulung dan Anak Bungsu. Sebagian besar dari kita ketika membaca
sendiri berpendapat bahwa si Kakak Sulung lah yang baik dan si Anak Bungsu lah
yang buruk kelakuannya. Kita melihat dan menilai mereka dari perbuatan. Bahwa
si Sulung yang memilih setia kepada Bapaknya yang baik dan si Bungsu yang
meminta harta warisan dan berfoya-foya adalah yang buruk. Tapi apa yang terjadi
di akhir cerita tersebut? Si Bungsu kembali ke rumah Bapaknya dan diterima
dengan penuh sukacita. Sedangkan si Sulung merasa cemburu dan menuntut keadilan
dari Ayahnya tersebut. Namun sang Ayah tersebut menerima si Bungsu dengan penuh
kasih dan menolak untuk mewujudkan keinginan si Sulung yang sepertinya
menginginkan pembatalah pesta kembalinya si Bungsu. Mata manusia melihat hal
tersebut mungkin sebagai salah satu tindakan yang tidak adil dari si Ayah.
Namun Bapak dalam cerita tersebut adalah representasi dari Bapa di Surga. IA TIDAK
MELIHAT PERBUATAN. Sang Ayah tidak menilai semua perbuatan buruk yang
dilakukan si Bungsu dan tidak memperhitungkan juga perbuatan baik yang sudah
dikerjakan si Sulung. TUHAN MELIHAT HATI KEDUANYA.
Banyak
orang melakukan pelayanan tidak dengan hati yang tulus mau melayani. Mungkin
saja anak Sulung selama ini perbuatannya melayani ayahnya namun hatinya
mengharapkan imbalan jasa yang besar sehingga hatinya tidak tulus dan diisi
oleh kecemburuan. Padahal sang Ayah pada akhirnya berkata bahwa segala
kepunyaan-Nya adalah miliki si Sulung juga. Namun anak Sulung terjebak dengan
perbuatan dan pemikirannya sendiri yang tidak tulus mau melayani ayahnya karena
kasih, sehingga ia tidak menyadari hal tersebut.
Kak
Essly pun menyatakan bahwa terdapat dua prinsip penting dalam hal melayani,
yang pertama adalah SIAPA YANG KITA KASIHI, DIALAH YANG KITA LAYANI. Menjadi
seorang Kristen bukan hanya dengan tertulis di KTP saja, inti dari menjadi
seorang Kristen adalah MENGASIHI TUHAN. Dan perwujudan dari kasih kepada Tuhan
adalah dengan MELAYANI.
YOU ARE NOT TRULY CHRISTIAN IF YOU SAY THAT YOU LOVE GOD BUT NOT SERVING
HIM
Pelayanan
adalah sebuah ekspresi natural dari kasih. Seperti seseorang yang sedang jatuh
cinta, ia rela melakukan dan membantu apa saja bagi orang yang dicintainya.
Itulah pelayanan. Seorang manusia bisa begitu tergila-gila terhadap manusia
lain sehingga rela melakukan berbagai hal yang luar biasa atau bahkan tidak
masuk akal agar lawan jeninsnya bahagia. Mengapa kita tidak bisa merasakan hal
yang lebih besar terhadap Tuhan kita? Tidak harus dengan pelayanan secara
spesifik di gereja, tapi lakukanlah pelayanan di setiap apapun yang kita
lakukan. Kerjakan tugas-tugas kuliah atau kantor dengan sikap hamba yang
melayani seperti untuk Tuhan, lakukan pekerjaan di rumah dengan penuh kasih
kepada Tuhan, dsb.
MENGASIHI TUHAN à MELAYANI
TUHAN
Mungkin
banyak juga yang merasa bahwa ia ingin pelayanan yang sesuai dengan talentanya
dengan alasan agar pelayanannya lebih maksimal dan bisa memberkati lebih dengan
kemampuannya. Hal itu tidak salah. Tapi MELAYANI TUHAN BUKAN HANYA MENGENAI
TALENTA, MELAYANI TUHAN ADALAH MENGENAI KUASA YANG DIBERIKAN TUHAN YANG
DIGUNAKAN UNTUK MELAYANI. Ambillah dan lakukanlah pelayanan di tempat di mana
Tuhan mau kita berada. Kita ada di sini sekarang bukanlah sebuah kebetulan. Ada
rencana Tuhan di sana. Dan walaupun kita tidak merasa memiliki kemampuan lebih
di bidang yang Tuhan mau kita layani, tapi lakukanlah untuk Tuhan.
Terdapat
kisah pengalaman pribadi nyata dari seorang pembantu pria yang bekerja di rumah
seorang bos besar suatu perusahaan di Indonesia. Ia sudah bekerja untuk bosnya
selama lima tahun dengan memberikan selalu yang terbaik. Melihat pekerjaan
pembantunya yang begitu baik, sang Bos begitu tersanjung dan suatu hari
memanggil si pembantu pria ini dan menanyakan apa sebenarnya keinginannya dan
cita-citanya dalam hidup ini. Si pembantu pria akhirnya menyatakan bahwa
keinginan terbesarnya sejak ia masih kecil adalah untuk menjadi seorang satpam.
Sang Bos yang begitu terkagum akan cara kerja si pembantu, dalam singkat cerita,
akhirnya mewujudkan keinginan si pembantu pria tersebut yang sekarang diangkat
menjadi pemimpin atau kepala satpam di perusahaan yang dipimpin Bosnya.
Prinsip
yang sama terjadi pada pria tersebut bekerja juga dalam kehidupan kita yang
melayani Tuhan sebagai Bos besar kita. Banyak dorongan bagi manusia untuk
bekerja maksimal di pekerjaannya seperti uang, keluarga, anak, materi, rumah,
dsb. Jika hal-hal fana seperti itu bisa mendorong manusia bekerja di luar batas
kemampuannya dan memberikan lebih, maka dorongan yang kita miliki sebagai anak
Tuhan seharusnya lebih besar karena kita mendapatkan KUASA dari Tuhan kita
sendiri! Ambillah pelayanan di mana kita dibutuhkan, lakukanlah dengan maksimal
tanpa keluh kesah, dan Tuhan akan memberikan sendiri jawaban doa kita dengan
cara-Nya yang unik dan luar biasa.
Di
Alkitab terdapat catatan kehidupan Yesus ketika Ia dan murid-murid-Nya sedang
hendak pergi menyendiri, berpisah dari kerumunan orang-orang. Kedua belas orang
murid Yesus dan terutama Yesus, sedang dalam suasana duka dan kalut karena
mendengar kabar kematian Yohanes Pembaptis. Karena itulah mereka ingin sekali
menyendiri. Namun banyak orang menyadari keberadaan Yesus dan mengikuti Yesus
serta murid-murid-Nya sampai hari mulai malam dan mereka merasa lapar. Beberapa
murid Yesus merasa kesal karena bukan keinginan mereka untuk orang-orang
tersebut mengikuti hingga mulai malam dan mereka malah kelaparan. Murid-murid
Yesus merasa orang-orang ini bukanlah tanggung jawab mereka. Namun Yesus, dalam
situasi kedukaan dan kesedihan, melihat orang-orang ini yang membutuhkan
bantuan dan menyadari kebutuhan mereka. Ia meminta murid-murid-Nya mencari
makanan bagi para orang-orang yang mengikuti tersebut. Sampai akhirnya
muncullah seorang anak kecil yang membawa lima roti dan dua ikan. Yesus pun
dengan kuasa yang diberikan Bapa kepada-Nya, melakukan mukjizat untuk melayani
orang-orang tersebut dengan memberikan mereka makan. Yesus sangat menyadari
bahwa kuasa yang Bapa di Surga berikan kepada-Nya bertujuan untuk melayani,
walaupun ketika itu adalah saat yang bisa dianggap kurang tepat bagi Yesus.
TIDAK ADA WAKTU YANG TEPAT UNTUK MELAYANI, LAYANILAH SEKARANG!!!
Prinsip
kedua dari melayani adalah SIAPA YANG KITA LAYANI AKAN MENENTUKAN MASA DEPAN
KITA. Kita tidak melayani manusia yang fana dan penuh dengan ketidakpastian,
kita melayani Tuhan, seorang Raja di atas segala Raja! Memang seringkali ketika
kita memposisikan diri sebagai hamba, kita tidak mendapatkan pujian, reward, maupun hal-hal baik lainnya yang
datang dari manusia. Hal itu adalah wajar. Tapi tetaplah beriman dan percaya
bahwa Tuhan yang sebenarnya kita layani, dengan kebesaran-Nya melihat semua
pelayanan kita, mengingat semua ketulusan hati kita dalam melayani, dan Ialah
yang akan menentukan masa depan kita.
TUHANLAH YANG AKAN MENENTUKAN MASA DEPAN KITA JIKA KITA MENJADI HAMBA
UNTUK KEBESARAN-NYA
Terdapat
kisah di Perjanjian Lama yang mencatat mengenai seorang wanita bernama Ribka.
Suatu ketika ia sedang menimba air di sumur dan datanglah seorang pria yang haus
dan memintanya mengambilkan air untuk diminum. Ribka, yang sudah terus melatih
dirinya untuk melayani, langsung menempatkan posisi sebagai hamba dan
mengambilkan air untuk si pria. Dan tidak cukup hanya itu, Ribka pun langsung
menawarkan untuk memberikan air minum juga untuk unta-unta dari si pria.
Melihat keistimewaan dari seorang Ribka, yang memiliki hati yang tulus melayani
dan dengan kerelaan hati menempatkan dirinya sebagai hamba, si pria langsung
membawa Ribka untuk menjadi menantu dari Abraham, orang terkaya di jamannya.
Siapa
yang kita layani menentukan masa depan kita. Hal ini bukan berarti bahwa kita
hanya harus melayani orang-orang kaya, orang-orang terpandang, ataupun
orang-orang yang memiliki kelebihan di mata manusia. Itu namanya menjilat. Tapi
maksud dari poin ini adalah dengan mengasihi Tuhan maka kita akan memiliki roh,
hati, jiwa, dan tubuh yang terlatih untuk terus melayani dan terbiasa untuk
menempatkan diri sebagai hamba. Tujuan utama kita adalah penghargaan langsung
dari Tuhan di Surga. Namun karena keadaan diri yang siap dan selalu terlatih
untuk melayani, maka akan lebih mudah bagi Tuhan untuk mempersiapkan
jalan-jalan menuju berkat bagi kita di bumi. Kesiapan kita tersebut yang akan
menarik begitu banyak berkat dan kesiapan tersebut yang akan terus menjadikan
kapasitas kita semakin diperbesar untuk mampu menerima berkat-berkat yang dari
Tuhan di bumi tersebut.
MILIKILAH MASA DEPAN YANG LEBIH BESAR DARIPADA YANG BISA DIDAPAT DENGAN
KEKUATAN SENDIRI
Yohanes 13 : 3
Yesus tahu,
bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang
dari Allah dan kembali kepada Allah.
Yesus
semasa hidupnya melatih dirinya sehingga Ia terus dipenuhi kesadaran bahwa Ia
hidup untuk melayani Bapa dan bahwa talenta yang dimiliki-Nya di bumi adalah
sebuah kuasa pemberian dari Allah. Hal tersebut berlaku juga dengan kita
sebagai anak-anak Tuhan, talenta yang kita miliki hari ini semuanya adalah
kuasa yang berasal dari Bapa yang diberikan secara cuma-cuma untuk kita.
Walaupun
Tuhan tidak melihat perbuatan, seperti yang sudah dikatakan, namun tetap saja
setiap perbuatan kita dicatat di Surga. Tuhan melihat hati, tapi perbuatan kita
juga berlaku. Tidak ada alasan yang tepat untuk kita melakukan dosa. Itu adalah
pilihan kita sendiri. Kemudian bukan hanya karena Tuhan member kuasa untuk
melayani dan tidak melihat talenta, kita menjadi serakah atau hilang motivasi
akan apa yang menjadi kelebihan kita. Kita hanya mengikui trend dan tidak fokus
pada apa yang menjadi kelebihan. Semuanya dibutuhkan hikmat dan kepekaan akan
suara Tuhan. J
Karena
itu untuk lebih jelas, Kak Essly membagikan apa yang menjadi attributes of a servant, yaitu: HATI YANG
TULUS, TANGAN YANG CAKAP, DAN ROH YANG MENYALA-NYALA. Dalam melayani, harus terdapat
ketiganya. Tangan yang cakap saja tidak cukup, roh yang menyala saja tidaklah
cukup, dan ketulusan hati saja tidak cukup. Begitu juga jika hanya dua dari
tiga atribut tersebut yang dimiliki, pelayanan tidak akan maksimal maupun
berkembang. Milikilah ketiga hal tersebut dan akan lahir kuasa dalam melayani
yang semakin besar.
Dan
sebagai penutup, Kak Essly memberitahu bahwa pelayanan adalah KITA
BERSAMA-SAMA DENGAN TUHAN MELAKUKAN SESUATU UNTUK MEMBUAT HIDUP ORANG LAIN
MENJADI LEBIH BAIK. Sudah siapkah anda melayani Tuhan hari ini? J Selamat melayani!!
No comments:
Post a Comment