Sunday, December 18, 2011

ECC THE BRIDGE : NOTHING IS IMPOSSIBLE


ECC THE BRIDGE : NOTHING IS IMPOSSIBLE
PELAYAN FIRMAN : KAK VICTOR (PS. VICTOR HERIYANTO WAANG)
18 DESEMBER 2011

Hai, The Bridge! Sampai juga kita di penghujung tahun ya. Maaf, ya ringkasan khotbahnya masih belum konsisten L. Tapi kita bakal terus berusaha lebih baik lagi. Banyak yang udah pada pulang ke kampung halamankah? Kalian melewatkan khotbah minggu kemarin lho! Khotbah satu minggu sebelum Natal ini dibagikan oleh Ka Victor sebagai pengantar untuk kita menyambut tahun baru. Ayo, kita baca bareng-bareng.

Markus 5 : 21 - 23
Sesudah Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang banyak berbondong-bondong datang lalu mengerumuni Dia. Sedang Ia berdiri di tepi danau, datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan memohon dengan sangat kepada-Nya:”Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup.”

Markus 5 : 35 – 36
Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: “Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?” Tetapi yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat: “Jangan takut, percaya saja!”

“HOPE COMES BY TRUSTING IN JESUS”

Seorang kepala rumah ibadat bernama Yairus mempunyai seorang anak perempuan yang sakit keras hingga hampir mati. Seorang ayah yang memiliki anak perempuan, ketika anaknya sakit walaupun hanya sekedar flu pasti khawatir. Hal seperti itu dirasakan secara pribadi oleh Kak Victor ketika anaknya, Audrey, sakit. Ketika Audrey sakit, Kak Victor berkata bahwa rasanya tidak tenang dan selalu kepikiran. Apalagi jika mengalami hal seperti Yairus yang anaknya sudah hampir mati. Namun Yairus menempatkan pengharapannya pada Yesus dan percaya sepenuhnya bahwa Yesus berkuasa untuk menyembuhkan seperti apapun penyakit.

Monday, December 12, 2011

ECC THE BRIDGE: THE POWER OF LOVE




ECC THE BRIDGE : THE POWER OF LOVE
PELAYAN FIRMAN : KAK ARLENE (PS. ARLENE JOHAN)

11 DESEMBER 2011


Natal ECC Family dengan tema HOME sudah kita rayakan bersama-ssama hari Jumat lalu! It was fun and warm. We all so lucky to be in this family, don’t we? J Setelah merayakan Natal bareng-bareng kemarin, hari Minggu ini kita langsung disuguhkan firman yang ringan tapi hangat oleh Kak Arlene! Buat kalian yang udah keburu pulang kampung, ayo dibaca ringkasan khotbahnya J .

Matius 22 : 36 – 40
“Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?” Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

Terdapat kuasa ketika seseorang dicintai dan mencintai. Dan pada saat ini, dunia sedang mengalami kelaparan yang sangat besar akan cinta.

“Being unwanted, unloved, uncared for, forgotten by everybody, I think that is a much greater hunger, a much greater poverty than the person who has nothing to eat.” – Mother Teresa

Manusia tidak benar-benar hidup ketika tidak dicintai maupun mencintai. Karena itu semua orang merasakan sakit ketika terjadi penolakan akan cintanya ataupun merasa sensitif tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan cinta. Pada akhirnya di dunia banyak orang berusaha mengingkari perasaan cintanya dan menjadi seseorang dengan emotional shut down. Emotional shut down adalah ketika seseorang bisa merasakan gejolak perasaan di dalam dirinya namun tidak dapat ataupun memutuskan untuk tidak mengeluarkan emosinya tersebut. Kak Arlene berkata bahwa tidak ada yang salah untuk mengatakan ataupun mengekspresikan perasaan yang sedang dirasakan. Tidaklah suatu dosa untuk merasa terluka dan kemudian menceritakannya pada orang lain. Dan hal yang sama berlaku juga dengan perasaan cinta atau KASIH. KASIH harus diperkatakan dan diperlihatkan. Kasih tidak seharusnya hanya menjadi sebuah slogan.
LOVE IS A VERB. Orang-orang tidak peduli akan seberapa pintar kita, seberapa rohani kita, seberapa jauh prestasi kita, seperti apa penampilan kita. Tapi orang-orang peduli pada seberapa perhatian dan sebesar apa kasih yang kita curahkan pada mereka.